CHAPTER 6: Hadiah

522 21 0
                                    

#CERITA INI HANYA KARANGAN SI PENULIS#

🌹
"Ngapain sih Dek, kok ngeliatin Kakak sambil senyum-senyum gitu" risih Ustadz Al melihat May yang terus tersenyum ke arahnya

"Idihhh Percaya Diri tingkat dewa banget, siapa juga yang liatin Kakak, orang May lagi liatin ban mobil" balas Maya tak kalah sinis

Pagi ini May tengah duduk di lantai teras rumah Abah Salman sambil menemani Ustadz Al yang tengah mencuci mobilnya, ia bosan tidak ada kegiatan sama sekali, karena hari ahad para santri diliburkan, tapi meskipun begitu banyak dijumpai para santri yang sibuk dengan hafalannya, ada yang menghafal dilorong, ditaman, dipojokan, diatas pohon juga ada..

Hari ini May sendirian, karena ketiga sahabatnya tengah sibuk berlatih panahan bersama Gus Ilham. Sebenarnya ketiga teman nya sudah bisa menguasai panahan, tapi mereka berpura-pura tidak bisa, yaa supaya bisa diajari oleh Gus Ilham tentunya..

Mereka bertiga ini kalau udah ngomongin Gus Ilham, wuuhhh nggak kelar-kelar, sangat excited sekali mereka, bahkan mereka pernah sampai ribut karena berebut hak kepemilikan Gus Ilham, padahal Gus Ilham bukan siapa-siapa mereka yaa hanya sebatas guru dan murid..

Dan mungkin sampai selamanya hanya sebatas murid dan guru, mengingat bahwa Gus Ilham sudah mempunyai calon istri dan sekarang dalam masa proses Ta'aruf.an.. Mereka bertiga memang sudah tau, bahkan May tau juga dari mereka bertiga. Ketika mereka nangis barengan ketika tau Gus Ilham dah punya calon, udah kayak anak kehilangan emaknya waktu belanja di supermarket.

Sudah-sudah balik ke si May dan Ustadz ganteng aja ya
"Dek, bantuin napa"

"Iya iya bebek jelek"

May pun melangkah ke arah Ustadz Al dan mengambil spons untuk mencuci mobil..

Tanpa May sadari, ketika ia mengambil spons dari ember yang berisikan air sabun dan mulai mengelap kaca mobil, cipratan air sabun yang jatuh, terkena Ustadz Al yang tengah berjongkok membersihkan ban mobil depan

Tak terima cipratan sabun mengenai rambutnya, Ustadz Al tiba-tiba mengambil serbet yang berada di ember yang sama dan langsung menghentakkan serbet itu dikaca mobil yang bersebelahan dengan May, otomatis cipratan sabun itu mengenai kerudung May yang berwarna pink muda itu

May pun tak terima, ia berjongkok lalu menciduk air di ember dengan kedua telapak tangannya dan langsung menyiram Kak Amiin, sehingga baju yang Kak Amiin kenakan jadi basah terkena air sabun..

May pun hanya tertawa puas melihat ekspresi Kak Amiin yang  terlihat jengkel itu

Ustadz Al juga sama tak terimanya disiram air begitu ia pun membalas tak kalah sengit..

Dan terjadilah aksi ciprat menyiprat air sabun antara May dengan Kak Amiin

"Iihhh Kakak, May udah mandi shubuh tadi, liat jadi basah semua baju May" omel May kepada Ustadz Al

"Ahaha kasian, untung Kakak belum mandi" ledek Ustadz Al membuat May semakin geram, tak tanggung-tanggung May menyalakan keran air dan mengarahkan selang panjang itu ke arah Ustadz Al tanpa ampun

"Kalau gitu mandi disini saja sekalian"

Ustadz Al hanya berlari mengindari air yang keluar dari selang panjang itu, sehingga aksi kejar-kejaranpun tak terhindarkan lagi

❇❇

Terdengar suara bacaan al-qur'an yang dilantunkan berulang-ulang, suaranya menggema ditemani kicauan burung-burung yang bertengger di atas pohon, suasana begitu sunyi dan senyap seperti biasanya..

May, gadis itu tengah menghafal Al-qur'an diatas pohon, tepatnya ia berada didalam rumah pohon yang ia buat sendiri eh ralat maksudnya rumah pohon yang dibuat Ustadz Al dan dibantu oleh May

Air Mata CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang