CHAPTER 8: Kakak Adik

472 19 0
                                    

#CERITA INI HANYA KARANGAN SI PENULIS#

🌹
Gadis itu memandang takjub dirinya dipantulan cermin meja rias, ia mengembangkan gamisnya dan berputar-putar ceria, gamis yang diberikan Ustadz Al kini sudah pas di badannya, berkat bantuan teman barunya itu juga

May nampak anggun dengan gamis berwarna biru dongker dan khimar putih panjangnya, tak lupa dengan tas selempang hitam dan juga sepatu barunya yang ia beli beberapa minggu lalu.

Dan kini ia sudah siap untuk jalan-jalan dengan Umi A'isyah, Abah Salman dan juga Ustadz Al tentunya

Umi A'isyah pernah berjanji, jika May sudah menghafal Al-qur'an dengan benar, May akan diajak jalan-jalan kemanapun May mau. Ia merasa sangat istimewa di keluarganya Ustadz Al, padahal May bukan siapa-siapa nya mereka, yaa hanya sebatas Santriwati di pondoknya

Ia juga merasa beruntung dan sangat bersyukur, karena belum tentu juga santri-santri yang lain di perlakukan sama seperti diri nya. Hhhh seperti punya keluarga kedua

Ngomong-ngomong May masih bertanya-tanya, kenapa Umi A'isyah begitu baik padanya..? Apa karena May berteman baik dengan anaknya..? Tapi sepertinya bukan karena itu. terus apa dong?? Entahlah, lupakan saja lah lupakan.

"Kamu udah cantik May" puji Bella lalu menghampiri May dan duduk di kursi rias

"Loh May, kamu nggak dandan..?" kata Melin sembari mengatupkan telapak tangannya ke kedua pipi gadis itu

"Sini biar Kiky aja yang dandaniinn" pekik Kiky antusias dan berlari mendekati mereka bertiga

Seketika May menegang di tempat, ingatannya kembali pada beberapa bulan yang lalu dimana ia di dandani olehnya, bukannya makin cantik ini malah dandanannya kayak bencong yang gagal jadi perempuan, menor syekali..

"Kil, jangan macam-macam" May perlahan berjalan mundur, nada suaranya seperti orang ketakutan melihat Kiky sudah membawa bedak ditangannya

"Macam-macam pale lu zombie, emang aku mau ngapain, kadal" ceplos Kiky

May meneguk ludah, ia tak mau wajahnya berubah jadi muka bencong setelah di dandani si tiang listrik itu.

"Sini princess dandani, dijamin nggak bakal luntur sampe sore" goda Kiky seraya mengarahkan bedak diwajah May

Yaiyalah nggak bakal luntur, orang bedaknya berlapis-lapis, kayak kue lapis

May melihat horor tangan Kiky yang memegang bedak itu, dan mulai mendekat kewajahnya, semakin dekat, dekat dan

"Aaakkkkhhhhhh" teriak Maya seraya mendorong tubuh Kiky dari hadapannya dan langsung ambil langkah seribu

Tau mangsanya akan kabur, Kiky pun mengejarnya sembari teriak-teriak memanggil nama May

"Maayy, jangan pergi dulu. Belum aku dandani" teriaknya

"Maaayy"

"Mayyaaa"

❇❇

Maya kini sudah berada di teras rumah Abah Salman, nafasnya memburu karena lari-larian tadi keringat pun mulai bercucuran di dahinya dan segera ia lap dengan punggung tangannya

Ustadz Al yang melihatnya pun hanya mematung kebingungan sembari terus memperhatikan May yang nampak kelelahan itu

May merasa kerongkongannya kering ia butuh air, ketika melihat sebotol air di atas meja tanpa pikir panjang ia langsung mengambilnya dan meneguknya sampai tandas

Lagi-lagi Ustadz Al dibuat keheranan dengan kelakuan May, bagaimana bisa May meneguk sebotol air dalam sekali minum tanpa di jeda sedikitpun, wuih anak ajaib.

Air Mata CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang