BAB 1

30.4K 532 33
                                    

"Mah, aku berangkat kuliah dulu ya." Ucap seorang perempuan sambil mencium punggung tangan Mamahnya.

"Iya sayang, hati - hati ya." Balas Mamahnya lembut.

Farah Arthur Louise. Nama perempuan tadi. Ia biasa dipanggil Farah oleh teman - temannya. Mahasiswa kedokteran ini masih duduk di semester 5. Kali ini, ia harus berangkat pagi karena ada kelas. Setelah berpamitan dengan Fina, yang tak lain adalah Mamahnya sendiri. Ia pun bergegas menuju mobil jazz putih yang telah terparkir di depan rumah.

"Huh! Kenapa sih harus ada kelas pagi. Mana harus ke rumah Farren dulu lagi." Keluh Farah saat menghidupkan mesin mobil.

Farren Riyani Cantika. Sahabat Farah sejak ia masuk SMA. Dan kali ini, ia dipertemukan lagi dengan Farah dalam satu universitas, dan satu jurusan. Maka dari itu, kebiasaan Farren yang telah menjadi hobby-nya adalah meminta Farah untuk menjemputnya saat ada kelas pagi. Maklum saja, Fauzan, pacar Farren, selalu tak mau mengantarkan Farren saat ada kelas pagi. Karena Fauzan belum bisa bangun di jam yang sepagi itu. Farah juga heran, mengapa Farren bisa menyukai dan bahkan berpacaran dengan cowok semalas itu.

Bagi Farah, Farren adalah sahabat terbaik yang ia miliki. Tidak seperti sahabat - sahabat sebelumnya, yang ujung - ujungnya selalu menjadi musuh dalam selimut bagi Farah. Farren itu cewek konyol, cerewet, baik, dan ia juga sering salting saat
berada di depan cowok ganteng. Alias cogan. Namun dari tingkah salting itulah, Farren bisa dekat dengan cowok manapun. Kadang, kedekatan Farren dengan cowok lain, sering membuat Fauzan cemburu. Dan Fauzan sering curhat tentang semua itu kepada Farah. Farah yang sering meladeninya hanya mengiyakannya.

Berbeda 100% dengan Farah. Farah dan seorang cowok bukanlah sesuatu yang mudah untuk disatukan. Farah sangat membenci mereka. Karena baginya, mereka hanyalah spesies jahat yang bisa merusak hubungan yang telah terjalin sejak lama. Mereka perusak, mereka bisa membuat orang baik menjadi orang jahat. Dan karena mereka, Farah menjadi kehilangan seseorang yang bermakna dalam hidupnya. Tapi Farah tidak langsung membenci cowok yang baru pertama kali ia temui. Ia membencinya karena suatu alasan. Walaupun kadang, ia lebih sering negative thinking terhadap cowok.

Klakson mobil Farah sengaja dibunyikan keras - keras saat sampai di depan gerbang rumah Farren. Tak lama kemudian, Farren keluar dari rumah dan seakan sangat siap untuk belajar. Ia pun duduk di kursi depan, tepat disamping Farah.

"Hai Rah, gimana kabar lo?" Sapa Farren.

Farah menyalakan mobilnya, dan berkendara menjauhi rumah Farren.

"Gue baik kok. Lo sendiri?" Tanya Farah balik.

"Baik juga. Oiya, tadi malem gue dapet line dari Bu Flo. Katanya hari ini dia udah enggak ngajar kita. Gila! Seneng banget gue. Pas gue dapet line itu langsung dari Bu Flo, rasanya gue pengin banget teriak sekeras yang gue bisa. Akhirnya, penderitaan gue selama ini hilanggg! Yes!" Cerocos Farren seperti biasa.

Farah hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat tingkah polah Farren, "Emangnya Bu Flo kenapa?"

"Enggak tau. Gue malah baru sadar kalo Bu Flo enggak kasih alesannya ke gue." Jawab Farren dengan polosnya.

"Bego sih lo! Makannya bego jangan dipelihara." Bentak Farah.

"Lo kenapa sih? PMS hah?!" Ucap Farren bingung sekaligus kaget saat Farah membentaknya tadi.

"Lo bayangin aja. Kalo Bu Flo pergi, dan dosen yang gantiin cowok, mampus gue!" Keluh Farah sengsara.

"Gausah negative thinking dulu makannya. Dari mana lo tau kalo dosen yang gantiin cowok? Lo punya mata batin hah?" Ledek Farren.

My Lecturer Is My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang