BAB 6

6.7K 245 13
                                    

Ketika Fera sibuk memikirkan bagaimana jalan keluar dari masalahnya. Fina sibuk kesana kemari mencari keberadaan Fera. Begitu juga dengan Faiz. Ia juga ikut mencari dimana keberadaan Fera sekarang. Sepertinya Fina lupa, jika dirinya sendiri yang mengantarkan Fera ke kamar Farah.

"Faiz, gimana? Udah ketemu?" Tanya Fina saat berpapasan dengan Faiz.

"Ehm, belum Tante."

"Ish! Kemana sih tuh anak!" Ucap Fina kesal. Fina berpikir, dimana terakhir kali ia meninggalkan Fera sendiri.

"Oh iya! Ampun deh! Maafin Tante yaa, Fera kayaknya di kamarnya Farah deh. Coba kamu liat yaa, suruh dia turun."

"Okay Tante."

"Yaa ampun. Kenapa jadi pikunan gini sih?!" Ucap Fina pada dirinya sendiri.

Faiz berjalan menuju kamar Farah yang berada di lantai dua. Saat akan menaiki tangga. Ia melihat seseorang aneh yang akan masuk ke kamar Farah. Cepat - cepat ia menaiki tangga dan segera mengendap - endap saat mendekati pintu kamar Farah.

"Dia siapa coba?" Ucap Faiz lirih.

Faiz menempelkan daun telinganya ke pintu. Walaupun tak terlalu jelas, tapi ia masih bisa sedikit mendengar apa yang dibicarakan.

'Hah?! Fera nyuruh Farah buat gantiin posisinya? Ehh, Farah kayaknya mau keluar deh, gawat!' Batin Faiz.

Saat Faiz menyadari Farah akan keluar. Ia segera berlari ke tempat lain. Ia mengumpat dibalik sebuah guci besar yang terletak di sudut ruangan. Cukup lama ia berdiam diri disitu. Sampai akhirnya ia curiga, mengapa Farah tak jadi keluar sampai selama ini. Saat ia hendak menghampiri kamar Farah lagi. Ia melihat Fina berjalan menuju kamar Farah. Niat Faiz pun terurungkan.

Saat Fina masuk ke kamar Farah. Faiz dengan cepat keluar dari persembunyiannya dan turun ke lantai bawah. Setelah itu, ia masih berusaha berpikir. Siapa yang akan menikah dengannya. Fera ataukah Farah. Tapi, Faiz yakin jika yang akan menikah dengannya adalah Farah. Entah kenapa ia sangat percaya diri akan hal itu.

¤¤¤¤¤

"Rah, lo... mau gak gantiin posisi gue?" Pinta Fera lirih.

Farah terkejut, "hah?! Kenapa harus gue?! Enggak!!!"

"Rahh, plizz! Bantu Kakak lo sekali ini aja kenapa?!"

"Enggak!" Tegas Farah.

"Rah, gue mohon. Cuma kali ini aja lo bantu gue, cuma gantiin posisi gue doang. Apa susahnya sih."

"Lo pikir gantiin posisi lo itu segampang yang lo ngomong?! Enggak! Kalo gue gantiin posisi lo, gue juga bakal jadi istrinya dosen gue bego!"

"Yaa... emang iya, gak masalah kan?"

Farah gemas dengan kakaknya sendiri. Ingin sekali Farah berbuat kasar padanya, namun ia masih sadar bahwa yang didepannya sekarang masih ada ikatan darah dengannya.

"Gue enggak mau! Titik! Lo mau bujuk gue sampai acara ini kelar pun, gue gak bakal mau!" Tegas Farah sekali lagi.

Tokk... tok... tok...

Tiba - tiba saja, pintu kamar Farah diketuk oleh seseorang. Tubuh Fera mengkaku, jikalau yang mengetuk pintu itu adalah Fina, maka, matilah dia.

Farah bergegas membukakan pintu. Bukan Fina yang Farah liat. Melainkan sesosok laki - laki tinggi, besar, dengan wajah yang ditutup oleh sehelai kain.

Laki - laki itu masuk sebelum Farah mempersilahkannya masuk. Farah segera menutup pintu kamar, dan ingin segera mengintrogasi siapa orang tersebut.

My Lecturer Is My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang