BAB 2

11.7K 331 24
                                    

"Sampe Zal, yok turun. Gue bantuin." Ucap Fahmi saat selesai memarkirkan mobilnya di halaman rumah Frizal.

Fahmi membantu Frizal turun dengan sangat hati - hati. Tak lupa, ia juga merangkul sahabatnya itu hingga ke depan pintu rumah.

"Assalamu'alaikum. Mah, Mamah! Frizal pulang." Teriak Frizal dari luar pintu.

Seorang perempuan yang lebih tua dari mereka berdua membukakan pintu. Fanessa, perempuan yang membukakan pintu tadi. Dia adalah kakak kandung Frizal. Dia adalah seorang dokter spesialis bedah. Maka dari itu, saat tidak ada panggilan untuk melakukan operasi, ia selalu di rumah untuk menemani Mamahnya.

"Lho? Enggak kuliah Zal?" Tanya Fanessa kaget saat membukakan pintu.

"Iya. Habis ditinju cewek. Sakit deh, terus Fahmi maksa suruh pulang." Jawab Frizal.

Fanessa baru menyadari cowok yang bersama Frizal adalah Fahmi. Setelah melihat Fahmi dengan detail, dan memastikan bahwa itu memang benar - benar Fahmi. Fanessa pun langsung memeluk Fahmi tanpa mempedulikan adiknya yang kesakitan itu.

"Hai Fahmi! Masih inget aku enggak?" Tanya Fanessa sambil memeluk Fahmi. Refleks, Fahmi pun membalas pelukan Fanessa. Dan tangannya yang tadi merangkul Frizal terlepas. Frizal pun hampir saja terjatuh, namun ia cepat - cepat berpegangan dengan gagang pintu.

"Yee! Adiknya lagi kesakitan gini, malah main peluk - peluk anak orang." Sindir Frizal melirik mereka berdua sinis.

"Iya iya dek. Lagian, bisa - bisanya sih ditinju cewek. Emang lo ngapain dia hah?" Tanya Fanessa saat membantu adiknya masuk dan duduk di sofa.

Frizal malas menjawab pertanyaan kakaknya tadi. Ia lebih memilih cemberut ketimbang menjawabnya. Frizal malu jika ia menceritakannya. Karena bagi Frizal, itu hanyalah hal yang biasa. Farah saja yang mungkin terlalu kebaperan.

"Siapa tamunya Nes?" Ucap seorang perempuan yang datang menghampiri mereka.

"Ini Mah, Frizal, katanya habis ditinju cewek." Balas Fanessa cepat.

Fira, Mamah kandung Frizal dan Fanessa. Ia adalah seorang ibu rumah tangga. Karena suaminya sudah cukup mampu untuk membiayai keluarga, ia tidak diizinkan untuk bekerja. Dan ia lebih difokuskan untuk menjaga anak - anaknya.

"Eh, Tante." Ucap Fahmi sambil menyalimi Fira.

Fira terkejut melihat sesosok yang ia kenali sejak dulu, "Fahmi? Iyakan? Tambah ganteng kamu ya." Ledek Fira.

"Ah Tante bisa aja." Balas Fahmi malu - malu.

Kali ini, pandangan Fira fokus pada kedua tangan Frizal yang terus memegangi perutnya. Fira pun duduk di sofa, persis di sebelah Frizal.

"Kamu kenapa?" Tanya Fira sambil mengelus rambut Frizal.

"Habis ditinju cewek Te." Balas Fahmi cepat.

Sontak tawa Fira tak bisa lagi ditahan. Sejak tadi ia sangat ingin menertawai anaknya itu. Tapi Fahmi datang untuk menyaliminya, dan ia terlebih dahulu meladeni Fahmi.

Frizal melirik Fahmi sinis. Ia sangat malu karena ditertawai oleh Mamahnya sendiri. Terlebih Fahmi, kali ini ia sangat merasa bahagia jika sahabatnya itu merasa malu. Fanessa yang datang sambil membawakan minum pun ikut tertawa.

"Kok bisa sih?" Tanya Fira ketika tawanya mulai mereda.

"Yaa biasa lah Te. Kayak enggak tau Frizal aja. Dia tadi ngerayu cewek, udah tau cewek yang dirayu itu kaya singa, masih berani aja dia. Pake acara pegang tangannya segala lagi. Kena tinju deh dia." Jelas Fahmi.

Lagi - lagi Frizal kalah dengan Fahmi. Fahmi memang senang sekali dalam urusan mengerjai Frizal, apa lagi jika ada sangkut pautnya dengan cewek.

"Nih minum." Celetuk Fanessa sambil menyodorkan secangkir teh panas.

My Lecturer Is My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang