• BAB 5 : Bagian 3

4.9K 365 7
                                    

Alice tidak tahan lagi untuk mulai mempelajari buku elementnya. Selagi dia tau triknya, tidak ada salahnya mencoba. Dia meminjam mobil pamannya, dengan alasan untuk pergi ke tempat temannya. Padahal dia pergi ke hutan di belakang kota.

Dia tidak takut binatang buas. Ataupun orang jahat yang mencelakainya. Yang dia takutkan tidak bisa mendapatkan kekuatan barunya.
Alice tidak sampai jauh masuk ke dalam hutan, setidaknya ketika sudah tidak ada yang melihatnya itu sudah cukup baik. Terkadang bahaya yang sangat besar bisa mengintai kita.

Alice mulai meletakkannya tas nya di atas sebuah batu, dan mulai mengambil buku elementnya. Dia mencoba menerbangkannya di sekelilingnya, dan itu berhasil. Sekarang melakukan itu cukup mudah oleh Alice. Dia hanya harus mengendalikan buku itu dengan pikirannya.

Alice kembali membuka buku elementnya. Yang ia pelajari hanya sebuah kemampuan yang mudah. Hanya menembakkan bola cahaya miliknya, dia ingin sesuatu yang besar, bisa di pelajarinya. Atau mungkin mengembangkannya.

Walaupun Alice sudah membuat bukunya terbuka. Dia masih bingung untuk berbuat apa. Dia butuh seorang pembimbing, yang akan membantunya mengembangkan kembali kekuatannya.

Alice Kembali mencoba untuk melempar bola cahaya yang dimilikinya ke arah pohon besar yang di depannya, dengan ranting besar yang menghiasi pohon itu. Alice seperti sedang berada di hutan belakang sekolah Vanderwick. Tapi, hanya saja permukaannya lebih tinggi.

Bekas pembakaran kembali terbentuk di pohon itu. Alice masih bingung dengan ini. Otaknya buntu tidak bisa memikirkan untuk membuat pengembangan dalam kekuatan.

Suara daun seperti di pijak terdengar. Seseorang dari belakang Alice mulai menghampirinya. Alice mulai sedikit panik ketika suara itu terdengar. Apabila Mistger melihat yang dia lakukan, akan sulit.

"Masih pemula?" Sebuah pertanyaan muncul dari belakang Alice, dan langsung Alice membalikkan tubuhnya.

Alice menatap seseorang itu yang sedang menuju ke arahnya. Rambut panjang bewarna coklat, dengan pupil matanya bewarna coklat juga. Tampak sedikit keriput di bagian pipinya. Dia adalah seorang wanita yang tidak terlalu tua, dengan umur 40 tahunan yang membawa tas kecil di sampingnya.

Alice mulai mencari alasan untuk membuat kejadian yang dia lakukan tadi masuk akal.
"Yang tadi kau lihat itu, aku sedang melakukan trik sulap. Apakah itu hebat?" Ucap Alice yang sedang menutupi kebenaran.

Wanita itu tersenyum. "Aku tau apa itu nak. Aku bisa merasakan dari buku yang ada di dekatmu" ucapnya.

"Buku ini?" Tunjuk Alice ke arah buku element miliknya. Ia masih saja membiarkan buku itu terbang mengelilingi nya.

"Yah, aku juga mempunyai itu." Perempuan itu mulai mengeluarkan buku dari tas yang berada di lengan kirinya. "Ini milikku." Sambungnya.

Alice sedikit murung. "Kau tau. Aku tidak mengerti tentang ini. Aku tidak bisa melakukan hal hebat dengan ini." Ucap Alice.

Wanita itu kembali tersenyum, dan mulai berjalan untuk berdiri di depan Alice. "Kau hanya perlu beberapa pengarahan. Tidak perlu murung seperti itu." Ucapnya sambil menaikkan dagu Alice dengan perlahan.

"Apakah elementmu sama denganku?" Tanya Alice bahagia.

"Santai saja, namaku adalah Sandra Salas. Yah, aku cukup handal menggunakan element airku." Jawabnya dengan santai sambil menjulurkan tangannya.

"Aku kira element kita sama. Baiklah, Namaku Alicia Jean. Aku mempunyai element cahaya." Ucap Alice sambil menjabat tangan Sandra sambil sedikit menundukkan kepalanya untuk menghormati Sandra. Itu biasanya yang di lakukan ketika seorang yang lebih muda bersalaman dengan yang lebih tua.

The book of the elements : (The Rise Of Demons)[Belum Di Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang