Selamat malam guys.
Nyapa doang 😂.
Yaudah nihh, ingat vote dulu baru baca.
Thank you.
____________________________________
Morgan mulai melempar pandangannya ke arah Alice yang ada di sebelahnya. Alice tampak diam sedang merenungkan sesuatu. Terlihat dari raut wajahnya yang sedang bingung.
"Alice, ada apa?" Tanya Morgan menatap serius Alice.
"Morgan, aku tadi berfikir dia tidak akan melukaiku. Tapi, itu semua salah."
"Tenanglah Alice,aku tau seperti apa raven,Itu bukan dirinya."
Morgan kembali mencoba untuk melihat ke arah dalam ruangan. Mungkin dia punya sedikit rencana untuk menyelamatkan Mr. Maxie, tapi dia butuh bantuan Alice.
"Alice,Apa yang sudah kau pelajari?" Tanya Morgan kepada Alice.
"Sebenarnya hanya sedikit yang sudah kupelajari. Mungkin aku bisa mengalihkan perhatian nya." Jawab Alice.
"Baiklah, lakukan dari jarak sejauh ini. Aku akan masuk ke dalam." Ucap Morgan.
Alice mengehela nafasnya."aku harus masuk ke ruangan, atau aku tidak bisa mengarahkannya pada raven." Ucapnya.
"Apa? Tidak Alice. Itu tidak bagus. Aku bisa memikirkan ide lain." Gerutu Morgan.
"Kita kekurangan waktu. Mundurlah di belakangku." Ucap Alice.
Morgan sebenarnya masih belum menyetujui dengan itu. Dia hanya diam sambil menatap bola mata Alice dengan dalam.
"Baiklah, aku akan menjelaskan rencananya. Buat raven mengeluarkan tamengnya, lalu aku akan mengalirkan listikku dari lantai. Ini akan membuatnya pingsan." Ucap Morgan jelas.
"Ya, aku akan mencobanya."
Alice mulai melihat ke arah dalam ruangan, sambil membuat dua bola cahaya di kedua tangannya.
"Carefull" ucap Morgan.
Alice menganggukkan kepalanya, dan masuk ke dalam ruangan dengan perlahan. Sementara Morgan juga sudah mengalirkan arus listrik di kedua tangannya, dan siap menyerang.
Bola cahaya pertama Alice di lemparkannya. Raven menyadari Alice disitu, kembali mengarahkan perisainya untuk menangkis bola cahaya yang di lempar Alice.
Ini tidak seperti yang alice pikirkan. Bola itu sampai di tameng raven, tapi hanya sebuah bekas hitam kecil di tameng itu.
Bola cahaya Alice tidak mempan terhadap baja, jika dia ingin mengenai raven dengan bola itu, dia harus membuat panas di bola cahaya itu sampai 1000 Celcius.Alice masih mempunyai bola cahaya di tangan kirinya. Ini percobaan terakhirnya, jika gagal maka raven akan langsung menyerangnya. Dia melihat ke arah langit ruangan. Tepat, ada sebuah lampu besar yang berada di atas kepala raven. Dengan cepat ia langsung melempar bola cahayanya mengarah ke lampu besar itu.
Bola cahayanya tepat mengenai langit ruangan di daerah lampu besar itu. Raven langsung melihat ke atas, dan menangkis lampu besar itu dengan mengarahkan perisainya ke atas.
Tiss...
Suara lampu besar itu yang pecah di atas tameng raven, dan menjadi serpihan kaca. Bersamaan dengan itu, Morgan sudah masuk ke dalam ruangan, dan bersiap untuk mengalirkan listrik di lantai.
Morgan mengangkat tangannya, dan menghentakkan nya ke lantai, dengan cepat sengatan listrik menjalar di lantai dan mengenai raven.
Buku element milik raven terjatuh di lantai, lilitan rantai di leher Mr maxie, Mulai terlepas.
Mr maxie tertunduk sambil memegang lehernya yang masih sakit terkena lilitan rantai itu.Kekuatan element raven yang dimilikinya mulai menghilang, tubuh raven dengan perlahan mulai melemas, dan terjatuh di lantai.
"Raven." Teriak Alice sambil berlari ke arah raven.
Morgan hanya berjalan beberapa langkah, dan melihat Alice dan raven dari kejauhan.
Alice mulai menopang kepala raven di tangannya, beberapa kali dia menepuk pipi raven dengan lembut sambil berkata namanya.
"Raven, bangunlah." Ucap Alice.
Alice mulai merasa bersalah, ia meneteskan air matanya, dengan berseduh-seduh.
"Ini salahku. Harusnya aku tidak meninggalkannya." Ucap Alice.
Mr maxie dan Morgan hanya diam tidak berkata apapun. Mereka hanya melihat apa yang akan di Lakukan Alice.
Alice dengan perlahan mengangkat badan raven, dengan meletakkan tangan kanannya di bahunya.
"Morgan, bantu aku membawanya ke tempat penyembuhan." Perintah Alice panik.
Morgan masih saja diam di tempatnya, dia masih saja menatap ke arah Alice dengan raut wajah kosongnya.
"Alice, listrik yang ku keluarkan tadi sedikit lemah. Aku harus mempersiapkannya lagi ketika dia bangun. Itu untuk berjaga-jaga." Ucap Morgan.
Mr. Maxie juga sudah siap ketika raven bangun, dan menyerang dirinya, atau yang lain.
Tangan raven mulai bergerak, menggenggam lengan alis. Dengan perlahan kelopak matanya juga membuka. Tampak raut wajahnya yang sedang bingung.
"Alice." Panggil raven dengan pelan.
Alice langsung memeluk tubuh raven ketika mendengar suaranya, dia mengeluarkan tangisan sampai air matanya sedikit menggenang di wajahnya.
Raven menatap ke arah Alice dengan bingung. "Apa yang terjadi Alice?" Tanya raven.
Raven mendudukkan tubuhnya sembari melepas pelukan Alice.
Dia dengan perlahan mengusap air mata yang menggenang di wajahnya."Apa aku mati?" Kekeh raven.
"Kau ini, hanya membuatku kawatir saja." Ucap Alice yang kembali memasang wajah senyuman.
Morgan kembali menghilangkan listrik yang tadi berada di tangannya. Dia mulai maju beberapa langkah, dan berhenti di belakang Alice. Jelas di wajahnya, dia sangat tidak suka ketika Alice berada dekat dengan raven. Tapi yang di lakukan Alice kepada raven, sudah membuat hatinya terasa sedikit sakit. Dia tidak bisa melibatkan perasaannya di saat saat seperti ini.
"Kenapa ruangan ini tampak hancur?" Tanya raven bingung.
"Ini karena dirimu. Kau menggunakan rantaimu untuk menghancurkan daerah pintu itu." Jawab Morgan.
"Kenapa kau lakukan itu?" Tanya Alice kepada raven.
"Aku tidak tau Alice,Aku tidak mengingat apapun." Jawab raven. Dia mulai menggerakkan tubuhnya untuk berdiri, dengan perlahan. Tiba-tiba kaki kirinya mulai merasakan mati rasa, dan membuat raven kembali terjatuh. "Apa yang terjadi padaku?" Tanya raven.
Morgan menaikkan sedikit dagunya. "Itu efek samping ketika aliran listrik mengalir di dalam tubuhmu. Akan ada saraf yang tidak teratur, kau hanya perlu sedikit waktu untuk kembali pulih." Ucap Morgan sedikit menyombong.
"Baiklah, mari kita bawa dirimu ke tempat penyembuhan." Ucap Mr. Maxie yang sudah berdiri di belakang mereka.
"Dia harus menjelaskan tentang ini dulu Mr. Maxie" protes Morgan.
"Tidak Morgan, itu bisa kita bicarakan lain kali." Mr. Maxie mendekat ke arah raven. "Bantu aku mengangkatnya Alice." Ucapnya sambil mengangkat raven di sebelah kanan.
Alice dan Mr. Maxie sudah menopang raven, dan mulai berjalan menuju ke ruang penyembuhan. Sedangkan Morgan hanya mengikuti mereka dari belakang.
***
____________________________________
Next chapter deh baru ada penjelasannya.
Thank you.
Audreyinmylove.
KAMU SEDANG MEMBACA
The book of the elements : (The Rise Of Demons)[Belum Di Revisi]
FantastikFantasy, action and minor romance in one story. Rank 16 in fantasy (18/1/2018) Masih amburadul gan. [REVISI HABIS HABISAN SETELAH TAMAT] Beberapa Part Di private. Follow untuk membaca keseluruhan ! ----- Banyak anak di dunia di lahirkan hanya untuk...