Untitled Part 14

199 26 1
                                    

Saat mereka sampai di rumah naeun, penjaga rumah naeun yang sudah mengenal mereka bilang bahwa naeun pergi sejak tadi pagi, taemin sulli yang tidak percaya pun masuk dan membuka pintu rumah naeun namun hasilnya pintu rumah naeun dikunci.

"ini ada yang tidak beres taemin-ah"
"ya kau benar, dia kenapa? Apa ada masalah? Aish dia benar-benar membuat ku khawatir"
"memang kau saja" ucap sulli yang sedang menahan air mata nya untuk keluar, bagaimana tidak sedih, baru kali ini naeun seperti ini pada mereka
"pak, apa kau tau dia pergi kemana?" tanya sulli
"tidak nona, kami tidak tau, dia hanya memberitahu kami bahwa dia akan pergi ke suatu tempat dan sekitar 2 minggu lagi dia akan pulang" ucap petugas itu namun taemin bisa lihat ada yang disembunyikan dari petugas itu
"neo gotjimal-iya!" ucap taemin yang sudah bersiap memegang kerah petugas itu

Taemin dan sulli pun bergegas menghampiri naeun sekarang, pak kwon –petugas rumah naeun- memberitahu mereka bahwa naeun sedang berkunjung ke kampung halaman nenek nya di gwangju.

#Naeun pov

akhirnya aku sampai juga disini, aku sengaja berjalan dari jalan raya untuk sampai ke rumah nenek karena aku ingin menikmati tempat yang dulu menjadi daerah tempat tinggalku ini, huaaah aku rindu tempat ini, tempat ini banyak berubah namun udara nya tetap sejuk.
Aku masih ingat saat terakhir aku berada disini, aku masih kecil dulu dan aku menangis meninggalkan tempat ini karena aku pindah ke seoul, iya dulu, sebelum aku bertemu taemin dan sulli. Memikirkan hal itu membuat hati ku sakit hati
"aish kenapa segala pikiranku selalu berujung kesana?" gumamku kesal dalam hati
aku pun masuk ke kediaman halmeoni ku ini
"halmeom, na ya naeunie" teriakku saat masuk rumahnya
"aigoo, naeun-ie? Cucuku mengapa kemari? Kau tidak kuliah nak?" ucap halmeoni padaku, aku tidak mungkin memberitahu alasan sesungguhnya pada nenek , bagaimana ini?

 "ah aku ada libur sebelum ujian datang , aku pikir aku ingin belajar disini agar suasananya tenang nek" ucapku bohong, sejujurnya~ aku kemari untuk menjauh dari taemin, yaah aku ingin menjauh darinya untuk sementara waktu ini sampai hatiku netral kembali, mungkin. 

Jujur saja berada di dekatnya terus menerus tidak membantu sama sekali dan hati ku selalu sakit, aku tidak bisa. Sehingga aku berpikir untuk kemari menenangkan diriku, aku sengaja mengambil libur cuti selama 1 minggu. Aku merasa tidak enak pada sulli karena tidak menceritakan mengenai kepergianku padanya, sebenarnya aku membutuhkan sulli sekarang, dia selalu bisa menenangkan ku bila aku sedang kalut, namun dia tidak tau mengenai perasaan ku pada taemin aku pun tidak bisa menceritakan mengenai hal ini padanya karena alasan ku pergi pun karena taemin, seseorang yang selalu ada di sisi ku dan sulli, eotteokhae?

"cucuku, istirahatlah dulu di kamar nak, nenek akan buatkan makanan ringan untukmu, aigoo cucuku ini sudah dewasa sekali" ucap nenek sambil menghampiriku, aku hanya mengangguk senang, aku bisa lihat nenek senang dengan kehadiranku dia berkali-kali mengusap pipiku, mungkin karena nenek sudah lama tidak bertemu denganku, aku juga merindukannya.
aku pun pergi ke kamar yang dulu menjadi kamar tempat tidurku ini, aku membuka jendela lebar-lebar agar udara masuk, kesan bernuansa hijau dari rumput dan tanaman itu terpampang jelas melalui jendela ku, aku pun merebahkan diriku dikasur sambil memikirkan kembali hidupku sebelum perasaan yang sulit ini hadir menggangguku.

#author pov

Di dalam mobil sulli tidak banyak bicara, dia kesal, yaah kesal pada taemin, dia yakin dan sangat yakin kalau kepergian naeun ini karena taemin yang tidak menyadari perasaannya sendiri namun taemin tetap berpikir kalau naeun mungkin ada masalah lain dengan keluarga nya yang membuat dirinya harus buru-buru menghampiri neneknya dan tidak memberi tahu mereka
"bagaimana bisa kau keras kepala seperti ini" ucap sulli ketus
"wae jinriya? sedari tadi kau ketus pada ku dari awal kita pergi sampai sekarang kita sudah setengah jalan" ucap taemin sambil sedikit melirik sulli lalu kembali fokus menyetir
"ani, lupakan" ucap sulli lagi
"mau eskrim?" tanya taemin dia berniat membangkitkan mood sulli
"shireo" jawab sulli lagi, akirnya taemin pun menyerah , diapun diam dan hanya menunggu sulli mood nya kembali baik
"apa kau ingat?" tanya sulli, setelah lama berdiam akhirnya membuka suara
"ingat? Soal apa?" tanya taemin
"percakapan kita semalam, kau mabuk dan mengatakan banyak hal, apa kau mengingatnya?" tanya sulli lagi, dia takut taemin melupakan kata-katanya itu
"ani" jawab taemin
"ya!!"
"ne ne ne aku ingat, aku hanya bercanda sudah langsung marah"
"ya! bagaimana aku tidak kesal, kelakuanmu itu benar-benar membuat ku gemas tau"
"mian , mian" ucap taemin pelan
"lalu bila kau ingat, apa yang kau katakan semalam?" tanya sulli hanya untuk mengetes nya kalau taemin memang benar mengingatnya
"aku menyadari kalau aku jatuh cinta pada naeun, puas? Cerewet sekali kau ini" ucap taemin , sulli pun tersenyum senang dan puas, taemin hanya menggeleng melihat kelakuan sulli
"kau harus segera mengatakan nya pada naeun taemin" ucap sulli
"apa dia akan menerimanya? Ani, kita kan sahabat.." jawab taemin bingung
"kau ingin memilikinya tidak? Kalau kau ingin memilikinya kau harus berusaha apapun jawabannya terima saja, yang terpenting kau sudah berusaha" ucap sulli
"tapi bila dia menolak dan hubungan persahabatan kita jadi canggung bagaimana?" tanya taemin lagi yang membuat sulli memejamkan matanya karena lelah menghadapi taemin
"kau pikirkan saja masalahmu sendiri, masih saja tidak peka" ucap sulli lalu ia pun memasang earphone nya dan mendengarkan lagu mengakhiri percakapannya dengan taemin, taemin melirik sebentar ke arah sulli
"aish anak ini, dari dulu saat kecil sampai sekarang tidak pernah berubah, dia sepenuhnya manis padaku hanya saat di london saja, diluar itu kadang ketus, kadang cuek, kadang perhatian" ketus taemin dalam hati

Naeun terbangun, sejak dia merebahkan diri tadi ternyata dia tertidur, saat melihat jam ternyata dia tertidur selama 30 menit
"aku hanya terlelap setengah jam tapi rasanya aku tidur nyenyak sekali, huaah apa aku se lelah itu?" ucap naeun berbicara sendiri, dia pun melangkah ke arah jendela, dia terkejut saat melihat keluar melalui jendela ada mobil yang sangat ia kenal
"taemin?sulli? seolma, mereka menyusul kesini? Pasti pak kwon memberitahu mereka, bagaimana ini?" batin naeun, dia mondar-mandir mencari akal, namun dia pun pasrah karena sebentar lagi nenek nya pasti akan berteriak memanggil nya
"naeunie, ada tamu , katanya mereka temanmu, keluar dulu nak" teriak nenek
"tuhkan, apa aku keluar saja?" batin naeun
"ne halmeom, jakkaman" teriak naeun, taklama kemudian naeun pun keluar dari kamar nya, dia ke ruang tamu dan sulli juga taemin sudah ada disana
"naeun-ah" ucap sulli langsung menghampiri naeun dan memeluknya
"waegeurae? Kau pergi secara tiba-tiba, tidak memberitahu kami pula, apa ada masalah? Apa kami melakukan sesuatu yang membuatmu marah?" ucap sulli pada naeun sambil memeluknya, naeun tidak bisa tidak membalas pelukan sulli itu, sebenarnya dia bisa menangis saat di peluk sulli begini, ini yang naeun butuhkan sedari tadi, namun disitu ada taemin dia harus menahan tangisnya
"kau ini baru saja datang sudah bertanya banyak hal, bertanya itu satu persatu uri jinriyaaa" ucap naeun tersenyum sambil melepaskan pelukannya
"neo waegeurae naeunah?" tanya sulli lagi
"gwaenchana jinriya, aku hanya merindukan halmeoni, aku tidak memberitahu karena sepertinya kalian sibuk"
"gotjimal" ucap sulli
"jinja sulli ya" sulli tersenyum mendengar itu , dia memeluk naeun kembali dan membisikkan sesuatu
"aku tidak percaya naeunah, kau bisa ceritakan padaku apapun itu nanti saat kita berdua" bisik sulli, naeun terdiam, dia sekuat tenaga menahan airmatanya kini, dan taemin? entah kenapa dengan anak itu dia hanya diam melihat naeun, dengan sedikit canggung taemin menghampiri naeun
"naeunah kau benar tidak apa-apa? Kami mengkhawatirkanmu" ucap taemin
"jinjja gwaenchana taemin-ah" ucap naeun dengan melemparkan sedikit senyum nya pada taemin
"nih halmeoni bawakan kalian teh dan makanan ringan, nikmatilah" ucap halmeoni menghampiri mereka ke ruang tamu
"ah ne halmeoni khamsa hamnida" ucap sulli sambil membungkuk di ikuti oleh taemin
"duduk lah, jadi kalian teman naeun dari seoul?" tanya halmeoni pada sulli dan taemin
"ne halmeoni, kami bersahabat sejak kecil" jawab sulli
"halmeoni, sejak aku pindah ke seoul mereka lah yang menjadi teman dekatku selama ini" jelas naeun
"naeun pasti belum sempat kemari sehingga dia belum menceritakan mengenai ini" ucap taemin
"ne, naeunie sangat sibuk, bila orangtuanya kemari naeun tidak pernah ikut"
"hehe mianhae halmeoni, eomma appa kalau kemari jarang memberitahuku, saat aku protes pada mereka , mereka bilang tidak sempat mengajakku karena mereka kemari ditengah-tengah waktu kerja mereka" jawab naeun sambil cemberut, halmeoni hanya tertawa mendengarnya , naeun dan taemin pun sama
"naeunie, halmeoni ke kebun dulu ya, kalian disini saja anggap rumah sendiri" ucap halmeoni
"ne halmeoni" ucap mereka bertiga

Keadaan menjadi canggung saat hanya mereka bertiga saja disitu, entah apa alasannya kecanggungan ini terjadi, sulli yang menyadari itu pun langsung berusaha mencairkan suasana
"karena kita sedang berkumpul disini, bagaimana kalau kita jalan-jalan di sekitar sini" ucap sulli dengan semangat namun hanya di balas anggukan saja oleh keduanya
"kalian kenapa seperti ini, ayolah" ucap seulli lagi masih dengan cerianya, namun tetap keduanya hanya membalas senyum pada sulli
"ya! apa disini hanya ada kalian saja? Aku mengajak ngobrol kalian dari tadi! Aku terima kalian mengingkari janji kita tapi setidaknya anggaplah aku ada! Haha aku benar-benar menyedihkan" ucap sulli, dia pun pergi keluar rumah dan berlari , entah berlari kemana sulli pun tidak tau yang pasti dia tidak akan berlari sampai sejauh itu karena dia tau akan merepotkan bila tidak tau jalan pulang.


3 love, 1 promiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang