"Kamu tidak akan pernah bisa lepas dariku Y/N."
Nasibmu berubah sejak malam itu. Malam yang membuatmu trauma seumur hidupmu.
Kamu terpaksa harus menikah dengan Jungkook. Karena, mau bagaimana lagi? Kamu mengandung anaknya diperutmu.
⚠️ [Depresi dan...
┠┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┨ Desperate [des-per-it, -prit] Willing to do anything to change a very bad situation, and not caring about danger ┠┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┨
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
~☆Your POV
Tingkah lakuku seperti orang gila. Aku menangis, berteriak sekencang-kencangnya dan mengobrak-abrik seluruh isi kamar mandi.
Aku membanting alat tes kehamilan yang berada di tanganku. Aku menginjaknya sampai alat itu pecah berkeping-keping. Aku menendang tempat sampah, kemudian memukul cermin di atas wastafel sampai pecah.
Darah merah segar terus mengalir dari telapak tangan kiriku tanpa henti. Aku hampir tidak bisa menggerakkan tanganku. Tetapi aku tidak peduli, aku sudah tidak merasakan sakit apapun. Karena, kenyataan ini lebih menyakitkan daripada luka di tanganku.
Aku berhenti memberantakan kamar mandi.
Aku sudah terlalu lelah.
Aku tidak memperdulikan darah yang mengalir terus dari tanganku.
Aku sudah tidak peduli.
Aku duduk di atas toilet, mataku menatap kekacauan yang aku buat. Tidak ada yang tersisa dalam diriku.
Semuanya hampa.
Aku tidak mempunyai tujuan untuk hidup lagi. Aku juga tidak menginginkan bayi di dalam kandunganku..Lebih baik aku mati daripada menggugurkannya. Biar mati bersama saja!
( B/f ) mengetuk pintu dan mencoba membuka pintu kamar mandi yang aku kunci. "( Y/n ) kamu kenapa?" Aku bisa merasakan ada kekhawatiran di dalam suaranya. "Tinggalkan aku sendirian! Aku ingin mati!" Aku membentak dirinya. Aku sudah tidak tahan dengan dunia yang kotor ini. Kenapa aku harus dilahirkan di dunia ini?
"Tidak! Jangan ( Y/n ). Jangan melakukan hal bodoh!" ( B/f ) membenturkan tubuhnya ke pintu, berharap agar pintunya dapat terbuka. Tetapi usahanya sia-sia, pintunya masih terkunci. Lalu, aku mendengar ( B/f ) berteriak memanggil perawat.
"Sampai jumpa ( B/f ), kamu adalah sahabat terbaikku. Aku bersyukur aku bisa memiliki kesempatan menjadi temanmu. Tetapi sayangnya, pertemanan kita sampai disini saja," Aku tersenyum kecil.
Inilah saatnya aku meninggalkan dunia ini. Aku tidak rela mengandung anak si brengsek itu di dalam perutku. Jadi, menurutku cara ini adalah jalan terbaik. Meskipun aku tahu ini salah, tapi aku sudah tidak tahan lagi.
Aku capai hidup, aku lelah.
Selamat tinggal dunia, aku tidak akan pernah merindukanmu.
Aku mendengar suara teriakan ( B/f ). Dia pergi menjauhi pintu, meminta bantuan orang lain. Maafkan aku ( B/f ), tetapi aku harus melakukan ini. Tekadku sudah bulat.
Aku mengambil retakan kaca lalu menggoreskannya ke pergelangan tangan kiriku dengan kasar. Darah merah mengalir deras dari tanganku memenuhi lantai.
Ouch! ini sakit sekali.
Aku menggigit bibir bawahku untuk menahan rasa sakit yang tak tertahankan ini. Ini sungguh menyakitkan. Aku ingin cepat-cepat mati agar rasa sakit ini cepat hilang.
Aku ngeri melihat tanganku yang berlumuran darah.
Tidak ada cara untuk kembali sekarang.
Inilah saatnya.
Aku akan mati dengan damai.
Tanpa beban apapun.
Tubuhku mulai melemas. Aku sudah kehilangan banyak darah. Aku membaringkan tubuhku ke lantai, menunggu ajalku.
Aku mendengar suara orang-orang yang ramai mencoba membuka pintu yang terkunci. Aish! Berisik sekali di luar! Apa aku harus menggoreskannya juga ke tangan kananku? Biar aku lebih cepat mati. Aku menggerakkan tangan kiriku untuk mengambil kaca tadi, tapi aku tidak bisa. Tangan kiriku sudah lemas. Tidak bisa bergerak.
Daging di dalam tangan kiriku mulai tampak. Akh! Ini sakit sekali! Aku tidak bisa menahannya lagi!
Tubuhku semakin melemah. Aku melihat sekitarku mulai remang-remang dan semakin gelap. Aku menutup mataku secara perlahan.
Aku tersenyum untuk terakhir kalinya.
Tetapi, aku mendengar suara pintu mulai terbuka.
Oh tidak...
━━━━━━ ◦ ❖ ◦ ━━━━━━
Third POV-▣
Jungkook sedang bekerja di kantornya. Kantong matanya menghitam, karena selama beberapa hari ini ia kesulitan tidur. Dia tidak bisa menemukan informasi apapun tentang wanita itu.
Dia khawatir jika wanita itu melaporkannya ke polisi. Maka, ia sudah menghancurkan nama baik keluarganya dan terpaksa menikahi wanita itu.
Jungkook tidak bisa fokus ke pekerjaannya yang mengakibatkan perusahaan ayahnya mengalami kerugian besar. Perusahaan elektronik yang awalnya mendapat ranking perusahaan terbesar ketiga di Korea, turun menjadi keempat.
Dia menghentikan pekerjaannya dan tidur diatas kedua tangannya. Dia lelah, tadi malam ia hanya tidur satu jam saja.
Tiba-tiba, pintu kantornya terbuka dan keluarlah Ajumma. Ibu Jungkook itu tersenyum lembut seperti biasanya. "Jungkook, antar eomma ke toko mainan. Eomma ingin membelikan sepupumu hadiah,"
" Baik, eomma." Jungkook senang melihat senyuman ibunya. Bagi Jungkook, hanya ibunya yang bisa membuat dirinya bahagia.
Jungkook dan ibunya keluar dari kantor lalu pergi ke parkiran bawah tanah, tempat mobil Jungkook berada.
Jungkook membuka pintu mobil untuk ajumma masuk ke dalamnya. Saat masuk ke dalam mobil, ajumma merasa ada sesuatu yang janggal di dalam mobil Jungkook. Seperti ada hal yang harus ajumma pecahkan.
Perasaan ajumma semakin tidak enak. Pandangan ajumma mengarah ke jaket pink yang terletak di bawah kursi pengemudi. Dengan rasa penasaran, ia mengambilnya. Ajumma menemukan sebuah dompet di dalam salah satu saku jaket. Lalu, secara diam-diam, ia membukanya.
Dia begitu kaget saat melihat apa isi dompet itu. Ajumma mendapati kartu pelajar yang berisi foto serta informasi lengkap tentang gadis itu.
Apa yang anakku telah lakukan?!
"Ju-jungkook, ini apa?"
Tbc <>◇<>◇<>◇<>◇<>◇<>◇<>◇<>◇<>
Author note
Please support through vote & comment nicely (◍′˘‵◍)