˚ ᵎ┊͙
⋆* 🐋 ˚⁺⑅
╭──────────────❁࿔・゚
╰─➤ ⁻ ˏˋ꒰/ˈeksəkrəb(ə)l/
adjective
extremely bad or unpleasant.
﹌﹌﹌﹌﹌﹌﹌﹌﹌﹌
Hari menjelang malam di kota Seoul. Bintang-bintang sedang asyik berkelip terang, menghiasi langit berwarna biru tua dengan cahayanya. Y/N berada di teras rumah keluarga Jeon.Ia sedang menikmati udara yang sejuk sambil merenungi nasibnya. Angin kencang menembusnya sampai ke tulang rusuk. Tetapi ia tidak peduli. Ada hal yang lebih penting dari itu. Yaitu masa depannya, keadaan sahabatnya dan rencana licik yang ia jalankan.
Mata Y/N memandang mobil hitam yang berhenti lalu parkir di depan rumah. Ternyata Jungkook sudah pulang. Perasaan was-was melanda tubuh Y/N. Ia harus menjalankan rencana ini.
Jungkook menutup pintu mobil dan melihat calon istrinya menyiksa diri sendiri dengan berdingin di teras tanpa mengenakan jaket. Ia memang wanita gila. Langkah sepatu Jungkook menuju tempat Y/N membuat wanita itu kembali gugup. Muka masam Jungkook menghiasi pandangan wanita hamil itu.
"Kamu gila ya? Sebegitukah kamu ingin mati kedinginan. Jangan lupa bahwa kamu tengah mengandung anakku dan aku tidak akan memaafkanmu jika terjadi apa-apa." Jungkook memarahinya sementara tangannya melepaskan jaket yang ia kenakan dan menaruhnya di pundak Y/N. "Ayo cepat masuk ke dalam."
Gadis bermata coklat itu diam saat mendengar perintah pria yang akan menjadi suaminya. Jungkook sudah melangkah hampir sampai pintu rumah ketika ia menyadari Y/N tidak mengikutinya. "Ayo! Untuk apa kamu diam saja? Mau cari mati ya?" Wajah Y/N membentuk senyuman menyeringai. Ia melepas jaketnya ke tanah.
"Kenapa, memangnya kamu mau membunuh calon istrimu?" Darah Jungkook naik setelah mendengar perkataannya. "Kamu kira aku tidak bisa membunuhmu? Sekarangpun aku bisa. Karena aku tidak butuh anak itu. Aku bisa menghamili wanita manapun yang kumau."
Ucapan Jungkook masuk ke dalam telinga kiri Y/N lalu keluar dari telinga kanan. Ia sudah tidak peduli dengan ucapan lelaki itu. "Oh ya, coba buktikan! Karena yang kutahu, kamu hanyalah seorang pecundang yang penuh dengan omong kosong."
Mata Jungkook membesar. Ia tidak terima dengan ucapan gadis itu. Tangan Jungkook menerjang tenggorokan Y/N dan mendorongnya menabrak tembok rumah berwarna putih. Ia mengangkat Y/N keatas hingga wanita itu tidak bisa bernafas.
Tangan kecil Y/N menepuk cengkraman keras dilehernya dan berusaha melepaskan tangan Jungkook. Namun ia gagal karena genggaman lelaki itu terlalu kuat dan semakin lama tubunya melemah. Pandangannya menjadi buram dan ia mendengar suara batuknya memenuhi udara.
Ajumma datang dan menjerit melihat anaknya tengah mencekik calon menantunya. Ia takut reputasi keluarganya hancur karena ulah anaknya membunuh seorang wanita. "Jungkook, lepaskan Y/N sekarang juga! Atau aku tidak akan memaafkanmu!"
Tangan ajumma melambai ke udara dengan dramatis diikuti bunyi irama sandalnya mendekati tempat kejadian tersebut. Tubuh Jungkook diguncangkan dengan tangan ajumma yang meremas pundaknya. Wanita berusia setengah abad itu kerap memanggil nama anaknya, namun ia melihat tidak ada reaksi dari korban guncangannya.
Hari bertambah malam dan jeritan ajumma semakin menjadi. Kali ini ia memutuskan untuk mengangkat tangan kanannya ke udara dan menyentuh pipi anaknya dengan sangat keras. Saking kerasnya hingga membuat Jungkook melepaskan Y/N ke tanah.
Perlahan-lahan, oksigen memenuhi paru-paru Y/N lagi. Ia bernafas dengan amat rakus. Gadis itu menghirup udara yang sangat banyak untuk mendapatkan kesadaran penuh. Lambat laun, dia mulai memperoleh penglihatannya kembali.
Ajumma yang dilanda rasa lega langsung membantu calon menantunya berdiri tegak. Ia memegang kedua tangan Y/N tetapi gadis itu tidak ingin menurutinya. Ia ingin membuat ajumma semakin kesal. Kondisi perut buncit Y/N dan rasa melawan membuat ajumma yang bertubuh ramping tidak kuat menahannya dan akhirnya ikut terjatuh juga.
Jungkook melihat dengan rasa tidak percaya kejadian didepannya. Setelah ajumma menamparnya, ia langsung sakit hati dan membiarkan tubuh Y/N jatuh ke tanah. Ia tahu bahwa besok dirinya akan mendapat hukuman dari ibunya, tetapi ia terlalu lelah untuk peduli.
Ajumma melihat anak semata wayangnya itu bersikap tak acuh lalu menutup pintu dibelakangnya. Dia menutup pintu itu dengan kasar. Amarah dalam diri wanita tua itu kembali meledak-ledak.
Ia ingin memberi pelajaran terhadap anak lakinya yang kurang ajar itu. Wajah garang ajumma tertutup kembali oleh senyuman manis. Tapi pemandangan mengasyikkan itu tidak luput dari penglihatan Y/N. Dalam hati ia bersorak-sorai, bahagia atas rencana pertamanya yang berhasil.
"Ajumma, Y/N sangat takut tadi. Aku berpikir bahwa aku akan kehilangan nyawa. Bagaimana jika tadi ajumma tidak datang mencariku? Pasti sekarang aku sudah menjadi mayat."
Mata gadis itu kembali berair, ia menundukkan kepalanya ke bahu ajumma sementara tangannya mencengkram pinggang ajumma dengan erat. Pelukan itu tidak memberikan rasa nyaman sama sekali, malahan ajumma takut Y/N akan meremukkannya.
Seringai terbentuk dari bibir pucat gadis itu. Ajumma yang ada didalam dekapannya rupanya begitu bodoh. Dia tidak bisa melihat bahwa gadis ini yang akan menghancurkan keluarganya karena ia mengira calon mantunya hanyalah gadis dungu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Possessive & Protective Husband ❖Jungkook x reader
Fiksi Penggemar"Kamu tidak akan pernah bisa lepas dariku Y/N." Nasibmu berubah sejak malam itu. Malam yang membuatmu trauma seumur hidupmu. Kamu terpaksa harus menikah dengan Jungkook. Karena, mau bagaimana lagi? Kamu mengandung anaknya diperutmu. ⚠️ [Depresi dan...