23

267 18 0
                                    

Aku duduk di ruang tengah sambil menyesap kopi yang baru saja Harry taruh di depanku, Harry bilang hari ini kami ada rapat besar dengan atasan-atasan di managementnya, aku sedikit takut dan bimbang pada awalnya, karena dari peristiwa terakhir di konser Vance itu, aku dan Harry sama sekali belum berbicara tentang Danny atau mama ataupun Karolina dan rencana pernikahan palsu dan sebagainya itu.

"That's what you miss on GLEE!"

Terdengar suara dari TV begitu Harry menekan tombol remote TV dan duduk di sampingku, aku hanya meringkel dan menyesap sambil sesekali meniup kopi yang ada di pangkuan ku.

"Hot chocolate?"

Tanya Harry sambil menyodorkan gelas hot chocolatenya kepadaku, terlihat lezat, namun aku lebih baik menolaknya, aku menggeleng. Sejak hari itu Sydney bilang kalau Harry merindukanku, aku juga belum bertanya benar tentang hal itu kepada Sydney, namun terkadang saat aku sedang keluar bersama Sydney dan juga Gania dan Jeslyn, terkadang mereka bertiga suka sibuk sendiri dan serius dengan permbicaraan mereka, dan aku tidak mau tahu apa yang mereka bicarakan.

"Kenapa harus selalu ada cewek yang kayak bitch dan cewek yang baik dan murah hati dalam film?"

Tanya Harry entah kepada siapa, matanya menatap tayangan Glee yang ada di layar TV, aku tahu dia berbicara kepada ku, namun sepertinya aku sedang tidak mood untuk bebicara sekarang.

"Lihat! Kenapa cewek yang kayak bitch selalu punya cowok yang baik hati dan ganteng?"

Tanya Harry lagi, aku masih terdiam lalu menyesap kopiku sedikit, Harry menoleh dan memperhatikanku, aku menoleh sambil mengangkat bahuku.

"Kenapa ya, Trey?"

Tanya Harry kembali, dan aku pun kembali membalasnya dengan mengangkat bahuku.

"Oh, so you're not talking to me right now?"

Kata Harry sambil menoleh dan menatap TV, aku menunduk.

"Oh iya, gue lupa, lo udah nggak ngomong sama gue dari beberapa hari yang lalu."

Kata Harry, membuatku menoleh dan ingin meminta maaf, namun sebelum mulutku yang terbuka bisa mengeluarkan suara, Harry bilang.

"Nggak apa-apa, Trey. Sekarang Sydney udah punya cowok, dan gue sendirian, sebenarnya gue yang kenalin Sydney sama Luke, tapi--"

"Bukannya lo suka sama Sydney? Lalu kenapa lo kenalin dia, dan buat dia jadian sama Luke?"

Tanyaku memotong penjelasannya.

"Finally!!"

Teriak Harry sambil tersenyum lebar, aku membelalakkan mataku, laki-laki ini memang super autis, apa nggak ada lagi ekspresi yang lebih parah dari bertingkah bodoh seperti tadi?

"Apaan sih."

Kataku.

"Lo belum tau cerita Sydney yang sebenarnya, Trey."

Kata Harry. Aku menoleh dan mengerutkan dahiku, oh please! Aku sudah jadi temannya sekitar beberapa hari, dan hampir setiap hari kami habiskan untuk mengobrol bersama!

"Dan walaupun lo udah jadi temen dia dan lo sering ngobrol sama dia, nggak berarti lo udah tahu semua cerita tentang dia."

Kata Harry membuat ku terdiam. Laki-laki ini fix adalah paranormal, dia bisa membaca pikiranku!

***

"You have to say 'I love you' to eachother."

Kata pemimpin management Harry, membuatku membelalakkan mataku, sementara Harry meringkel di tempat duduknya, kepalanya menunduk, dan tangannya memainkan ujung-ujung kemejanya, dari tadi juga aku perhatikan laki-laki berambut keriting nggak jelas ini sama sekali tidak tertarik dengan penjelasan dan perkataan atasan-atasannya.

"Um, I'm sorry, we can't--"

"Stop saying 'we can't', Miss Trey, anda saya bayar di sini, jadi lakukanlah apa yang anda harus lakukan.."

Kata Mr. Lawson, membuatku kembali terdiam di tempat dudukku, sementara aku menoleh kearah Harry dan dia masih melakukan hal yang tadi dia lakukan.

"Saya tahu, Miss Trey, anda sekarang sedang ada masalah dengan tunangan anda, dan juga kedua orangtua anda.."

Kata Mr. Lawson membuat Harry mengangkat wajahnya dan menoleh kearah ku, namun aku masih memfokuskan diriku ke Mr. Lawson, ada apa dengan semua orang disini? Apakah mereka semua detektif?

"Anda tidak perlu kaget, Miss Trey, kami sudah tahu semuanya, dan dengan sepenuh hati kami akan membantu anda, yang penting anda bisa melakukan pekerjaan anda dengan baik..."

Kata Mr. Lawson, aku kembali menunduk dan menghela napasku, lalu mengangguk.

"Baiklah, Mr. Lawson, saya akan melakukan yang terbaik, hanya saja Harry sepertinya--"

"I'll do it too."

Kata Harry memotong perkataanku, semua atasan-atasan management Harry pun tersenyum, dan saling bersalaman, pertemuan kali ini berakhir dengan baik, kelihatannya.

Setelah pertemuan itu, aku dan Harry kembali ke apartemen bersama, aku masuk mobil dan menggunakan safetybelt ku sebelum Harry berkata.

"Supaya adegan 'I love you' itu nggak terlihat lebay, setiap kali kita harus bilang 'I love you', kita bilang aja 'lie to me' ke satu sama lain, okay?"

Kata Harry, responku adalah terdiam dan mengerutkan dahi, tidak mengangguk dan tidak menggeleng.

I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang