29

265 17 0
                                    

Aku membelalakkan mataku saat aku berhasil mengangkat dress Topshop yang ternyata tadi aku lihat di catwalk, namun tidak ku lihat di ruangan yang diperlihatkan Scia.

"Thank you, Harry!"

Teriakku dari kamar. Setelah aku selesai bersiap-siap, aku baru saja ingin menggunakan sepatuku, handphoneku berbunyi.

"Trey!! Oh my God!! You two look gorgeous and super cute!!"

Aku tertawa kecil mendengar teriakan Jeslyn.

"Iya!! Kok kalian bisa sih pakai baju matching-an gitu?? Gue musti minta Michael beliin baju matchingan kayak gitu!!"

Susul Gania, oh astaga kedua sahabat ku ini.

"Hi, guys! Sorry ya gue jarang info atau nelfon-nelfon lagi, seperti yang kalian tahu, gue lagi sibuk banget."

Kataku, lalu pintu kamar di ketuk dan terdengar suara Harry, aku membuka pintu untuk membiarkannya masuk.

"Ya ampun, Trey! Kita tahu kok, eh malah kita yang jadi ga enak, lo ga lagi sibuk, kan?"

"Ah, nggak! Cuma sebentar lagi kita--maksud gue, gue sama Harry--mau ke fashion show nya Burberry."

Kataku, setelah itu Jeslyn dan Gania ribut soal fashion, Burberry, dan lain-lainnya, sementara aku hanya mendengarkan mereka, mataku tertuju kepada Harry yang sedari tadi memperlihatkan dasi dan jas yang akan dia pakai, berkali-kali aku mengangkat satu jempol, berkali-kali juga aku menggelengs ambil menurunkan jempolku.

"Ah, ya sudah ya, Trey!! Kita nggak mau nyusahin lo!! Heheh, semangat ya kerjanya!! Kalau ada apa-apa telepon aja! Nanti kita kesana!!"

Itu adalah kalimat terakhir yang Gania bilang, setelah itu aku kembali memasukkan handphoneku kedalam clutch kecil baru berwarna emas ku.

"Are you trying to match our outfit again, Harry?"

Tanyaku saat Harry memakai jas dan dasi elegan berwarna hitam, sementara dress berkerah sabrinaku juga berwarna hitam.

"Lo pake ini deh."

Kata Harry sambil menyodorkan British friendship braceletnya yang berwarna hitam, cocok juga sih, lagi pula mungkin Harry mengira aku terlalu simpel, karena aku hanya menggunakan anting-anting kecil tanpa aksesoris yang lain.

"Yes! We are going to make a great scene again!!"

Kata Harry sambil tersenyum lebar, aku akhirnya hanya bisa meresponnya dengan tertawa kecil, wajahnya itu lho, lucu dan menggemaskan, jelas Harry yang ini lebih menyenangkan daripada Harry yang biasanya.

"Acara ini sampai malam, Har?"

Tanyaku, Harry menoleh.

"Emh, yang gue baca sih gitu, sepertinya ada after party nya juga, lo mau ikut?"

Tanya Harry, aku sedikit mengerutkan dahiku.

"Bakal ada the boys nggak disana? Eh, maksud gue, lo udah nggak manggil mereka the boys lagi ya? Maksud gue, ya lo tau lah! Mereka itu, menurut lo apa mereka juga datang?"

Tanya ku panjang lebar, Harry mengangkat kedua bahunya.

"Entahlah, mereka itu selalu unexpected, memang kenapa?"

Tanya Harry. Di dalam hatiku aku takut ada Niall, bisa di bilang cowok itu sedikit creepy, seperti Danny, ah Danny.

"Trey, kenapa?"

Tanya Harry lagi membangunkanku dari lamunanku, aku menggeleng.

"Trey, lo ada di sentuh sama salah satu dari mereka atau bagaimana?"

Tanya Harry lagi.

"Nggak, Har, nggak, sudah lah, ayo ini sudah jam 3."

Kataku mengakhiri pembicaraan, lalu setelah itu aku keluar dari apartemen diikuti Harry dan mulailah kamera paparazzi mengeluarkan cahaya blitz nya dari berbagai arah.

***

"Kalian berdua sejak acara tadi pagi di Topshop pakaiannya selalu matching, ya! Cute sekali!"

Kata Giuliana Rancic yang sekarang sedang mewawancarai kami dari E! aku tersenyum begitu juga Harry.

"Kalian punya stylist sendiri atau bagaimana?"

Tanya Guiliana, aku menoleh kearah Harry dan Harry mengangguk, dia ingin menjawab pertanyaan itu.

"Kami punya stylist yang menyiapkan beberapa baju, namun kami yang memilih bajunya."

Jelas Harry, Guiliana tersenyum, aku juga menampilkan senyum.

"Ah! Kalau begitu kalian berdua ini memang modis sekali ya!! Good luck to you two then!! Thanks guys!"

Kata Guiliana, aku dan Harry tersenyum dan pamitan, lalu kami masuk ke dalam ruangan event, Harry beberapa kali berhenti untuk menyalami beberapa orang, sampai akhirnya aku kehilangan jejak Harry dan harus berdiri diantara banyaknya orang-orang terkenal, sendiri.

"Whoah, Mrs. Styles is on her own."

Aku menoleh dan mendapatkan wajah khas Irlandia Niall Horan, lagi.

"Oh- eh- hi."

Kataku canggung, oh Tuhan, Harry! Selamatkan aku!

"Well then, are you going to sit or not?"

Tanya Niall.

"Ahahaha! It sounds like that famous word from Cameron Dallas you know!!"

Kata Niall lagi sebelum aku bisa merespon perkataannya, dia tertawa sendiri, aku tersenyum kecil, merasa lucu melihat perilakunya yang terlihat seperti anak remaja, oh ayolah! Umurnya sudah sekitar 2 tahun diatasku!

"You don't know Cameron Dallas?"

Tanya Niall, aku menggeleng, siapa lagi itu? Apakah dia pemotong rumput yang tiba-tiba jadi terkenal karena memotong rumput dengan tarian?

"Oh come on! Is Mrs. Styles live in an Amazon forest?!"

Kata Niall sambil terus tertawa, aku masih tersenyum, masih merasa geli, namun perkataannya barusan cukup menusuk ke dalam hati, dahiku mengerut.

"He is a famous Viner! Oh, don't tell me that you don't know Vine! The video app!"

Jelas Niall panjang lebar, ya-ya-ya mau dia jelaskan sampai sepanjang apapun aku juga tidak mengerti, hidupku hanyalah dengan Harry, pekerjaanku, beberapa lagu
lawas, dan masalahku dengan orang seperti Niall, dan juga, Danny.

"I should probbably go."

Kataku sambil meloloskan tubuhku ke dalam kerumunan orang, sampai akhirnya aku bertanya kepada seorang staff dimana tempat ku duduk, dan akhirnya aku duduk sendirian. Where the hell is Harry Styles?!

I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang