31

260 19 0
                                    

"Hello again slut."

Kata Danny dengan senyum jijiknya, aku mengeryit berlari kearah pintu apartemen dan mencoba untuk kabur, namun sayang, gaun panjang yang belum aku buka menghalangi keinginanku, begitu juga tangan Danny yang sudah menggenggam erat pergelangan tanganku, aku kembali berteriak kecil kesakitan, karena pergelangan tangan yang Danny genggam adalah pergelangan tangan dimana friendship bracelet Harry berada, besi-besi dari friendship bracelet itu terasa menusuk ke pergelangan tanganku.

"Dan, let me go."

Kataku sambil menggeliat dan mencoba untuk melepaskan cengkraman Danny dari pergelangan tanganku.

"Oh, yeah? You want me to let you go? But I can't, because you are my fucking fiance."

Kata Danny, lalu aku mendengar pintu apartemen tertutup dengan bunyi sangat kencang, Danny menutupnya, satu tangannya melepaskan cengkramannya dari pergelangan tanganku, sontak aku lari kearah pintu apartemen dan mencoba untuk keluar.

"Bitch what the hell!!"

Teriak Danny sambil menarik ujung gaunku, aku berteriak, mataku dan mulutku terbuka lebar saat mendengar suara kain robek, dan saat ku menatap keujung gaunku, gaunku sudah hancur, robek dari bawah hingga ke bagian paha atasku, air mataku tidak berhenti turun sekarang.

"You are an evil!"

Teriakku kepada Danny, Danny langsung mengangkat tangannya dan menamparku keras hingga aku terlontar ke lantai.

"You are an evil, Trey! You are! Lo yang iblis! Lo yang buang gue kan? Hah?! Gue tunangan lo, Trey! Dan apa yang lo lakuin?! Jadi bitch di luar sana sama tuh cowok metroseksual! Cuih!"

Danny meludahiku, aku masih terus tersungkur, tangisku makin menjadi-jadi. Biarlah dia bilang Harry itu laki-laki metroseksual, setidaknya perilaku Harry tidak sebodoh perilaku Danny.

"I see, he is not here right? Because he is at that fashion after party shit! And I know that he is alone! So I am here!"

Kata Danny, aku yakin teriakannya terdengar dari ujung utara sampai ujung selatan. Dan menarik tanganku hingga aku berdiri, lalu dia menciumku dengan penuh paksaan, aku hanya terus menangis sampai akhirnya aku tidak sadarkan diri.

***

Aku membuka mataku, badanku sakit semua, seluruhnya, aku mencoba berdiri lalu aku terjatuh, mataku menatap jam dinding, sudah jam 2 pagi, aku melihat ke kanan dan kekiri, dan aku yakin kalau sampai sekarang Harry belum pulang, dan aku juga yakin kalau Danny sudah meninggalkanku sejak perilaku bejatnya berakhir.

Aku kembali mencoba berdiri, tanganku memegang ujung meja, dan saat aku mencapai satu langkah, pintu apartemen terbuka, kali ini dengan perlahan.

"Trey?"

Aku mendengar suara serak Harry, aku menoleh dan mencoba untuk tersenyum.

"Hi-hi..."

Kataku, suaraku habis.

"What? Lo kenapa? Itu muka lo? Itu kok berdarah? Trey ini dress lo kenapa udah amburadul begini?"

Tanya Harry sambil mendekatiku, aku menggeleng-gelengkan kepalaku, mencoba menahan tangis.

"Trey..."

Kata Harry pelan, satu tangannya menyentuh pipiku, aku menunduk dan airmata pun jatuh.

"Aku... I-"

Perkataanku terpotong, handphone Harry berbunyi.

Harry's POV:

"Halo?"

Gue mengangkat telepon dan berjalan menjauh dari Trey yang terlihat hancur lebur, dahi gue masih berkerut melihat dressnya yang sudah robek kesana kemari.

"Ya, ada apa?"

Kata gue sekali lagi saat tidak mendengar respon dari ujung telepon.

"Maaf, apa ini dengan Mr. Styles?"

"Ya, ada apa? Ini dengan siapa?"

"Um- saya minta maaf Mr. Styles, namun sepertinya hanya anda kerabat terdekat dari saudari Sydney."

"What?! Whats wrong with Sydney?"

"Sydney mengalami pendarahan hebat, kulitnya terkelupas akibat terpotong pisau, darahnya tidak terhenti, leukimianya kembali kambuh."

I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang