FOREWORD: Penulis amatir. Bacaan ini diperuntukan kepada pembaca berumur 18+. Tulisan ini mengandung sexual content, strong language, dan violence. Jika ada kesamaan nama, tempat, atau jalan cerita itu hanya kebetulan semata. Apologize in advance jika terdapat typo, kesalahan pemilihan diksi, ejaan yang salah dan penulisan yang tak rapi. Bacaan ini dibuat untuk menghibur. Just read and enjoy~
***
Giavanna tidak tahu apa yang merasuki Justin hari ini tetapi sepertinya pria itu sangat membencinya. Seharian ini Giavanna pergi dari toko ke toko untuk mengambil pesanan yang diminta oleh Justin yang anehnya, barang-barang yang ia beli sungguh berat. Giavanna berpikir sebentar lagi ia akan pendek karena barang-barang berat yang ia bawa. Begitu banyak tas-tas bermerek yang ia bawa di tangannya. Setelah menekan tombol ke atas lift, Giavanna menghela nafas panjang. Entah apa mungkin Justin memiliki dendam terhadap Giavanna yang jelas Giavanna berharap pria itu mati di tempat karena serangan jantung! Seharusnya sekarang Giavanna berada di kursi kerjanya sambil mencari-cari informasi di Internet mengenai Justin Richardson. Tetapi sekarang, ia terjebak di lantai pertama gedung RCS Advertisement sambil mengetuk-ketuk ujung sepatu tumit tingginya. Pintu lift terbuka, segerombolan orang yang di dalam lift langsung menghambur begitu saja. Mereka melewati Giavanna tanpa satu orang pun berani menyentuh tas-tas yang Giavanna bawa seolah-olah Giavanna memiliki penyakit menular. Setelah lift kosong, Giavanna langsung melangkah masuk ke dalam.
Dan inilah masalah selanjutnya. Ia tidak bisa menekan tombol lantai kantornya! Sungguh sial sekali nasibnya hari ini. Ia ingin menangis. Apa salahnya terhadap Justin selama ini? Ia baru satu minggu bekerja di RCS Advertisement tetapi Justin membuatnya terasa seperti 1 tahun di neraka. Giavanna menunduk kepala. Ketika matanya terbakar, tiba-tiba saja seorang pria melangkah masuk ke dalam lift lalu menekan tombol angka 9. Ah, ya Tuhan, terima kasih. Giavanna mendongakkan kepalanya, lalu mendapati Alexander sudah berada di sampingnya. Oh, di sela-sela penderitaannya, ia masih diberikan pemandangan menyenangkan.
"Selamat siang, Ms.Anderson. Senang melihatmu kembali," ucap Alexander yang sungguh tampan. Rambutnya yang gondrong itu berwarna hitam itu tidak mengurangi ketampanannya. Ia memang berandalan terhormat. Giavanna hanya mengangguk tersipu malu akan ucapan Alexander.
"Selamat siang, Mr.Alexander. Senang juga melihatmu," balas Giavanna merasa ada yang aneh terjadi pada dirinya. Apa-apaan? Ia tidak pernah merasa malu-malu pada seorang pria sebelumnya. Bahkan pada Justin Richardson sekalipun. Well, Alexander berbeda baginya. Ia kelihatan sangat ramah sekaligus tampan dalam waktu yang bersamaan. Alexander memerhatikan barang bawaan Giavanna. Nalurinya sebagai lelaki langsung mengambil beberapa barang dari tangan Giavanna tanpa pamrih.
"Kelihatannya kau sangat sibuk," ucap Alexander membantu membawa tas-tas Giavanna. "Apa ini ulah dari Justin?" Tanya Alexander. Giavanna mengangguk lalu menghela nafas panjang.
"Tetapi begitulah. Jika ingin mendapat uang kau harus bekerja keras,"
"Aku setuju. Tetapi Justin tidak pernah menyusahkan asisten-asistennya seperti sebelumnya," ucap Alexander keheranan. Giavanna hanya tergelak satu kali dan kembali menghela nafas panjang.
"Mungkin dia dendam padaku, entahlah," ucap Giavanna acuh tak acuh. Ia tidak ingin membicarakan tentang Justin sekarang. Menyebut namanya saja ia tidak mau. Giavanna merasa lidahnya harus dipotong ketika ia harus menyebut nama atasannya. Ia merasa berdosa jika ia menyebut nama sialan itu. Begitu kesalnya, Giavanna mematahkan sepatu tumit tingginya, ia sangat gemas sampai ke ujung jempol kakinya. Ingin sekali tangannya mengambil sepatu tumit tinggi itu lalu melempar sepatu itu ke wajah Justin. Kalau perlu ujung hak sepatunya menusuk mata Justin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Time
RomanceKisah yang menceritakan tentang seorang gadis yang bernama Giavanna yang harus menghadapi kejamnya bos utamanya di perusahaan periklanan. Tetapi gadis itu beruntung ia memiliki nyali besar hingga membuat bosnya itu memberikan seringai serigala. Wel...