Chapter 15 - End

33.8K 1.2K 122
                                    

FOREWORD: Penulis amatir. Bacaan ini diperuntukan kepada pembaca berumur 18+. Tulisan ini mengandung sexual content, strong language, dan violence. Jika ada kesamaan nama, tempat, atau jalan cerita itu hanya kebetulan semata. Apologize in advance jika terdapat typo, kesalahan pemilihan diksi, ejaan yang salah dan penulisan yang tak rapi. Bacaan ini dibuat untuk menghibur. Just read and enjoy~

Backsound: Rihanna - Drunk on Love, Soulja Boy - Crank That, Birdy - Tee Shirt, Vanilla Ice - Ice Ice Baby. 

INI ENDING PASTI BIKIN LO EMOSI DAN KECEWA-..- seriusan 

Just read and enjoy~

***

            Wanita berambut cokelat panjang itu berusaha untuk menenangkan dirinya sendiri. Nafasnya naik-turun seperti sedang berlari marathon. Dua suster sedang mendorong tempat tidur wanita itu menuju ruang persalinan. Sementara wanita lain ikut berlari di samping tempat tidurnya dengan tangannya yang dipegang erat oleh wanita yang berbaring di atas tempat tidur itu. Wanita berambut cokelat panjang itu menangis tak tahan, ia menggeleng-gelengkan kepalanya dan terus menggumamkan nama seorang pria. Bayi yang ada dalam perut itu sepertinya sudah tak ingin berlama-lama lagi berada di dalam sana.

            "Lance," tangis wanita yang terbaring itu. "Lance,"

             Ketika ingin memasuki ruang persalinan, wanita yang ikut berlari itu ditahan oleh salah satu suster agar tetap berada di luar. Ia hanya dapat mengangguk pasrah menerima permintaan suster itu. Kemudian pintu ruang persalinan di tutup. Giavanna berjalan menuju kursi yang tersedia di dekat pintu ruang bersalin lalu duduk di sana. Bahunya melemas begitu saja. Apa pun yang terjadi di dalam sana, ia harus menjadi orang pertama yang melihat bayi itu. Hailey sudah berjanji padanya sebelum Giavanna meninggalkan Atlanta. Giavanna bertanya-tanya, ada hubungan apa antara Hailey dan Lance? Hailey meminta Giavanna untuk kembali ke Atlanta karena sebentar lagi ia akan melahirkan. Ia baru saja tiba di Atlanta bersama Evan kira-kira  3 jam yang lalu. Mereka tiba siang di Atlanta. Dan ketika ia ingin beristirahat sebentar, Hailey sudah mengerang kesakitan.

            Sialnya, Evan tidak sedang berada di apartemen. Ia lebih memilih untuk berkeliling kota Atlanta tanpa takut tersesat. Dan di sinilah Giavanna berada. Di depan ruang persalinan. Sendirian. Dan terus bertanya pada diri sendiri, meski ia tidak tahu jawaban apa yang tepat. Terutama tentang hubungan Hailey dan Lance. Mengapa selama perjalanan menuju rumah sakit dan ruang persalinan, Hailey terus menyebut nama Lance dan meminta Giavanna untuk menghubungi Lance.

            Jika Giavanna tahu nomor ponsel Lance, sudah pasti ia akan menghubungi Lance agar datang ke rumah sakit sekarang juga. Tetapi, sudah 6 bulan lebih ia tinggal di Washington dan sudah pasti Lance tidak memakai nomor teleponnya yang dulu. Lagi pula, Giavanna juga sudah tidak menyimpan nomor ponsel Lance. Saat Giavanna membungkukkan tubuhnya, pintu ruang bersalin terbuka.

            "Ms. Anderson? Bisa kau menemani Ms. Hailey ingin bertemu denganmu," ucap suster yang lain. Giavanna bangkit dari kursi lalu berjalan patuh menuju ruang bersalin. Ketika ia masuk dalam ruang bersalin, ia melihat Hailey sudah setengah berbaring di atas tempat tidur dengan kedua kaki bertumpu pada sesuatu sehingga kedua pahanya terbuka lebar. Giavanna tidak ingin melihat daerah sana. Ia melihat Hailey kelihatan lebih tenang, namun keringatnya masih membasahi wajah, perempuan itu sedang memejamkan mata. Ia berdiri di samping Hailey lalu menyentuh tangannya.

            "Hey, kau baik-baik saja?" Tanya Giavanna pelan. Hailey membuka matanya, ia menoleh melihat Giavanna lalu menggeleng kepalanya.

            "Tidak," bisiknya. "Aku akan segera melahirkan. Apa kau pikir aku akan baik-baik saja setelah melahirkan?" Tanya Hailey mengerut kening. Giavanna mengangguk yakin.

Perfect TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang