Chapter 3

4.4K 428 24
                                    

Hingga segala pemikirannya tanpa sadar menjadi penghantar tidurnya malam ini.
.
.
.
.
.
.
.

Pagi yang ditunggunya telah tiba. Dengan seragam berwarna cokelat susu yang telah membungkus tubuh rampingnya tak lupa ia memakai blazer serta dasi dengan warna senada sebagai pelengkap bagian atasnya yang tadi hanya terbalut kemeja putih.
Kini ia sudah terlihat mani... aaa maksudnya tampan.

"Pagi appa, eomma. Pagi suho hyung"

Sepertinya sudah menjadi kebiasaan baru di keluarga park semenjak kehadiran sehun di situ mendengar sambutan pagi yang semangat dari sehun.

"Pagi sayang/hunie"

Kini ia sudah duduk manis di depan sarapannya. Namun sesuatu mengalihkan fokusnya.

"Eoh suho hyung tak sekolah"

Setahu sehun, suho itu dua tahun diatasnya dan chanyeol satu tahun lebih tua darinya. Itu berarti harusnya suho juga mengenakan seragam sekolah bukan. Tapi yang sehun lihat suho hanya mengenakan pakaian rumah biasa.

"Suho hyung tidak bersekolah hunie. Ia homeschooling"

Satu fakta yang kembali membuat kerutan kerutan halus di dahi sehun setelah mendengar jawaban dari sang appa.

"Ah ya hunie, ingatkan pesan appa waktu itu?"

Seketika kerutan halus didahi sehun bertambah mencoba mengingat ingat pesan sang appa.

"Ah ne. Hunie tidak boleh memberitahu identitas sehun sebagai shixun dan segala hal yang menjurus kehidupan shixun"

Dengan lancar sehun mengatakan pesan yang sempat appanya sampaikan. Sebelum akhirnya ia menyadari sesuatu yang kembali membuat keningnya berkerut.

Astaga oh sehun! Kau bisa cepat menua jika terus mengerutkan dahimu.

"Tapi kenapa appa?"

"Tak apa. Itu untuk kebaikan hunie".

Dan sehun mengangguk percaya. Toh tak ada lagi yang bisa ia percayai selain keluarga park. Dan lagipula hal itu juga tak merugikan sehun. Jadi tak masalah.

***

"Gomawo appa"

Tak lupa sehun mengucapkan terima kasih pada sang appa yang telah mengantarkannya dengan selamat sampai depan gerbang sekolah.

Kaki rampingnya mulai memasuki area sekolah mewah itu. Detik berikutnya sehun sudah menjadi tontonan gartis bagi para murid yang kebetulan berada di sekitarnya.

Hey bukankah sudahku bilang kalau sehun itu sosok yang manis. Tampan cenderung cantik. Tubuh ramping serta kulit putih sempurna.
Jadi wajar saja ia menjadi pusat perhatian.

Sebenarnya bukan hal yang baru bagi sehun mengingat di junior high school ia juga merasakan hal seperti itu. Tapi saat ini ia merasa risih karena tatapan mereka benar benar intens. Tapi namanya oh sehun. Dia tetap melangkah dengan santainya tanpa memperdulikan hal itu.

"Mungkin mereka iri karena kalah tampan kkkkk"

Pukk

Hingga tepukan seseorang membuat sehun tersadar dari pemikiranya. Ia pun menghentikan langkahnya dan berbalik.
Dapat dilihat pemuda cantik yang sama tingginya dengan sehun tengah tersenyum manis. Dan mata rusa yang memperlihatkan binar cantiknya.

"Eoh. Bukankah kau yang kemarin?"

Namja bermanik rusa itu mengangguk cepat.

"Ternyata benar kau murid barunya. Kajja"

Believe In HyungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang