chapter 22

5.4K 383 35
                                    

Namun nampaknya kris ingin menunjukan sisi dominanya di depan suho dengan mendominasi ciuman itu.
Hanya kelembutan. Lumatan lembut penuh kerinduan. Meluapkan perasaan yang telah ditahan keduanya selama bertahun tahun. Perasaan yang sempat tertutupi oleh rasa dendam dan takut, kini dapat diungkapkan beralaskan ketulusan.
.
.
.
.
.
.
.
.
Chapter 22
Denting peralatan makan mendominasi makan malam keluarga park. Terlebih si sulung yang tak berada dirumah karena menjemput kris sejak pagi hingga sekarang. Maka makin sepilah mension mewah tersebut.
"Chan, tak bisakah kau memaafkan kris dan memperbaiki hubungan keluarga kita?"

Siwon harus ekstra bersabar menghadapi si bungsu yang semakin sulit dimengerti. Chanyeol hanya akan diam jika mereka sudah membicarakan hal menyangkut keluarga wu. Namun...
"Hm"

Setidaknya itu merupakan keajaiban chanyeol mau menjawabnya. Meski gumaman itu tak mengandung arti yang jelas. Membuat yoona juga membantu sang suami.
"Chan, cobalah mengerti perasaan suho"

'Kalian bahkan tak mengerti perasaanku' "hm"

"Jangan hanya bergumam chan! Suho sudah cukup menderita!"

'Aku juga menderita eomma' "Aku tau"

"Kalau begitu berhenti egois dan restui hyungmu".

''Aku memang egois'' 'untuk kembali mendapatkannya'.

Srakk...
Chanyeol meninggalkan makanannya yang bahkan masih tersisa separuh. Moodnya memburuk. Ia sudah berfikir untuk memaafkan kris dan merestui hubungan keduanya. Namun seperti yang dikatakan yoona barusan.
Park Chanyeol egois.
Jadi chanyeol tak akan memberikan suho secara cuma cuma pada kris.

***

Sedangkan suasana begitu berbeda bagi kedua namja yang tengah menikmati kebersamaan mereka. Yap kris dan suho. Tenang saja mereka hanya menikmati kebersamaan mereka dengan normal. Layaknya sepasang kekasih tanpa sentuhan lebih. Karena kris tak ingin kembali menggores luka bagi namjanya. Baginya cukup dapat melihat suho berada disampingnya bahkan meski saat ini perhatian suho hanya tertuju pada tv.
"Suho-ah"

"Hm"

"Park suho"

"Hmm"

"Astaga wu suho! Jangan abaikan aku!"
Dan perhatian suho kini beralih pada sosok tampan yang tengah bersengut kesal. Membuatnya terkekeh geli.
"Kau dan chanyeol tak pantas menampakan wajah begitu. Hanya sehunie yang pantas"

Mendengar nama sang adik, mimik wajah kris segera berubah.
"Sehun pasti marah padaku. Dia bahkan tak menjengukku"
Manik tajam itu kini menunduk sendu, membuat tangan suho terulur untuk mempertemukan tatapan mereka. Mengusap lembut rahang tegas kris.
"Hunie merindukanmu. Dia bahkan selalu mengirimiku pesan. Hunie hanya butuh waktu untuk bertemu denganmu dan.... chanyeol".

Karena kenyataan sehun yang masih menjaga perasaannya untuk chanyeol, membuatnya tak bisa melepaskan namja jangkung itu dengan mudah. Dan hanya suholah tempat dimana sehun bisa tau keadaan chanyeol.
Jangan kira sehun tak tau. Ia bahkan berniat menjatuhkan harga dirinya untuk meminta chanyeol kembali padanya saat tau keadaan chanyeol yang sama tersiksanya dengan sehun. Tapi, otaknya kembali bekerja. Ia takut jika chanyeol menolaknya.

Kris mengernyit.
"Apa mereka putus?"

"Aku tak tahu. Yang jelas mereka saling melepaskan".

Kris kembali menunduk, sekarang ia dapat merasakan penyesalan yang selalu datang diakhir.
"Apa chanyeol sudah melupakkan adikku?"

Kris dapat melihat senyum suho yang terkembang. Sorot matanya sarat akan permohonan dan harapan.
"Mereka masih saling mencintai. Jadi ku mohon. Tebus kesalahanmu pada mereka"

Believe In HyungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang