Chapter 17

3.4K 327 32
                                    

Chup.
"Terima kasih"
Dan sang dominan mengikuti submisifnya menyusuri alam mimpi.
.
.
.
.
.
.
.
.
Chapter 17
Sinar mentari menerobos, menelusup melalui jendela kaca berlapiskan tirai biru muda. Memberikan efek silau bagi namja jangkung yang kini menggeliat kecil. Maniknya mulai mengerjap untuk menyesuaikan cahaya yang menyilaukan mata.

Senyumnya mengembang kala melihat namja manis yang masih lelap dalam tidurnya. Entah bagaimana lagi chanyeol harus menggambarkan keindahan sehunnya. Wajah polos dan tubuh polos yang terbalut selimut putih dipadukan dengan bias cahaya membuat sehun nampak bersinar.
Dikecupnya sejenak bibir pink mungil yang masih terlihat membengkak itu.

Chupp
"Kau benar benar indah sehun"

"Aku tau"

Chanyeol terkekeh mendengar jawaban percaya diri dari kekasihnya. Tapi ya memang benar sih.
"Apa aku mengganggu tidurmu sayang?"

Sehun mengangguk. Kemudian melingkarkan lengannya di perut ber-abs milik chanyeol. Menghasilkan geraman tertahan dari chanyeol, dengan paksa ia mencoba melepas pelukan sehun, yang membuat sehun menatapnya kesal.
"Hyung tak mau kupeluk?"

Manik hazelnya mulai berkaca membuat chanyeol panik seketika.
"Tidak. Bukan begitu sehun. Tapi hyung harus mandi dulu ne".

Chanyeolpun segera berlari ke arah kamar mandi. Sungguh chanyeol dengan libidonya yang tinggi itu tak akan tahan jika melihat tubuh polos sehun tanpa menyentuhnya. Hingga berlari kekamar mandi adalah satu satunya jalan yang dapat chanyeol lakukan.

Sehun sendiri tak memusingkan sikap chanyeol, ia lebih memilih kembali memejamkan matanya. Tubuhnya terasa pegal hingga terlalu malas untuk bangun.

Ceklek.
Bersamaan pintu kamar mandi yang terbuka oleh chanyeol. Pintu kamar sehun pun terbuka, memperlihatkan suho yang nampak terkejut.

"Hyung"

Suho mengalihkan pandangan ke arah tubuh jangkung sang adik yang tadi bergumam lirih. Senyuman terlukis dibibir suho.
"Tadinya hyung berniat membangunkan sehun. Di Hari libur biasanya sehun membantu membuat sarapan".

Suho menjelaskan dengan canggung. Dia selalu masuk disaat yang tidak tepat sepertinya.
"A..aku akan membangunkannya".

Chanyeol menatap siluet tubuh suho yang mulai menghilang dibalik pintu. Chanyeol tau hyungnya itu masih cukup trauma dengan kegiatan intim. Bahkan kilat ketakutan masih dapat chanyeol lihat dalam sorot matanya. Membuat si bungsu park tersenyum kecut.

"Hyung kau baik?"
Chanyeol menatap sehun sejenak kemudian hanya mengangguk. Kaki panjangnya lebih memilih mencari bajunya di lemari sehun. Karena ya kamar yang ditempati sehun adalah kamarnya dulu, yang telah dirombak sedemikian manis oleh sang eomma pastinya.

Melihat chanyeol yang mengabaikannya, sehun lebih memilih membungkus tubuhnya rapat dengan selimut. Terbesit rasa takut dalam diri sehun jika nantinya chanyeol akan merusak kepercayaan yang ia berikan. Seperti gegenya. Dulu sang gege juga berjanji akan menjemputnya dan sang mama. Namun delapan tahun berlalu sehun masih tak melihat batang hidung gegenya itu.

Hiks.
"Sehun. Hey kenapa sayang?"

Chanyeol mencoba menyingkap selimut yang menutupi wajah sehun. Namun sehun menolak membukanya membuat si bungsu park harus ekstra sabar menghadapi sehun.
"Hey kau menangis karena merasa aku mengabaikanmu heum?"

Sedikit banyak chanyeol mulai mengerti tentang sehun. Meski sehun terlihat manja namun dalam diri namja manis itu menyimpan banyak kekuatan, ketakutan, kepercayaan serta kerinduan.
Yah chanyeol memang belum sepenuhnya mengerti tentang masa lalu sehun. Tapi seperti chanyeol yang belum mampu menceritakan keadaannya. Mungkin sehun juga belum siap menceritakan kehidupan masa lalunya.

Believe In HyungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang