chapter 13

3.3K 374 27
                                    


"Kalau begitu jangan libatkan sehun. Bocah itu yang membuat suho kembali bangkit!"

Kris kembali menyeringai tampan.
"Dan itu semakin membuatku berniat melibatkan si manis itu"
.
.
.
.
.
.
.
.
Chapter 13

Sepasang manik tajam kai tengah menatap intens sosok tinggi yang kini berjalan mondar mandir didepannya. Helaan nafas kasar berulang kali keluar dari namja tinggi itu yang semakin membuat jengah kai.
"Berhenti bertingkah konyol chan!"

Namun bukannya mendengar teguran kai, chanyeol malah kembali menghembuskan nafas kasar.
"Jangan munafik! Kalau kau mengkhawatirkannya cepat hubungi dia!"

Dan perkataan chen yang baru saja bergabung diruang tengah langsung mendapat lirikan tajam dari chanyeol.
"Aku tak memiliki nomor ponselnya!"

Plakkk..
Kai dan chen menepuk jidak mereka dramatis. Menatap miris sahabat tiangnya yang entah mengapa menjadi lamban. Bahkan mereka masih inget seberapa cepat chanyeol mendekati adik tiri kris tapi kini menghubungi adik tirinya sendiri saja membuat chanyeol uring uringan tak jelas. Maka dengan baik hatinya kai menyodorkan ponselnya pada chanyeol.
"Cepat hubungi dia!"

Chanyeol menatap kai menyelidik, membuat sang empunya ponsel mendelikan mata tak percaya. Sudah dipinjami ponsel tapi malah menatapnya seperti penjahat.
"Aku tak jadi mendekatinya park. Karena aku tahu hyung tirinya sangat protektif"

Dan dengan ragu chanyeol mengambil ponsel ditangan kai. Nada panggilan tersambung menyapa pendengaran mereka bertiga.
"Yeobsoyeo"
"Yeobseoyeo. Ini siapa?"
Terdengar suara sehun yang seketika membuat chanyeol gelapan.
"A..aku kai. Eumm aku hanya ingin menanyakan bagaimana keadaanmu?"

"Aku baik kai sunbae"

"Ah. Kalau begitu aku tutup"
Pip

Jika ditelisik lebih teliti maka suara sehun tadi nampak seperti orang bingung. Yap. Tentu saja bingung. Kai dan chen saja kini menatap chanyeol bingung.
"Hey park kenapa kau mengaku sebagai aku?"

Namun dengan seenak jidatnya chanyeol mengedikkan bahu kemudian berlalu meninggalka duo kim itu. Tentu tidak lupa melempar ponsel itu kepada pemiliknya yang membuat kai mengomel karena ponselnya hampir saja mencium lantai.

***

Sedangkan dimension keluarga park, terlihat sosok manis yang menatap ponselnya bingung.
"Waeyo hunie?"

Sehun menatap suho yang melangkah mendekatinya dengan segelas susu cokelat ditangannya. Sehun menampilkan cengiran polos serta menggeleng pelan.
"Lalu kenapa hunie menatapi ponsel seperti itu".

Gluk gluk..
Dengan khidmat sehun meneguk susu cokelat yang selalu suho buatkan sebelum tidur hingga habis. Setelah selesai jemari lentiknya meletakkan gelas tersebut ke nakas kemudian manik hazelnya menatap suho.
"Tadi kai sunbae menghubungiku."

Suho terkejut tentu saja. Kai bukanlah nama asing di telinganya. Karena ia ingat dulu. Yah dulu sebelum semuanya berubah, kai dan chen selalu mengunjungi mension park. Entah itu hanya sekedar menguras isi kulkas, bermain playstations atau bahkan menghancurkan kamar chanyeol yang sukses membuat namja kelebihan kalsium itu mengomel panjang lebar. Dan suholah yang akan selalu melerai mereka.
Tanpa sadar penggalan ingatan itu membuat suho menyelami dunia lamunannya.
"Hyung~ kau melamun"

Suho tersentak kemudian menatap sehun lembut. Yang membuat sehun melanjutkan acara curhatnya.
"Tapi tadi suaranya seperti chanyeol hyung".

"Jangan khawatir hunie. Lambat laun chanyeol pasti akan menerimamu"

Sehun menggeleng ribut.
"Chanyeol hyung bilang sudah menerimaku sebagai adiknya dan akan menjagaku"

Suho mengernyit. Ia tahu betul sosok chanyeol yang sangat sulit di dekati oleh orang asing. Bahkan temannya saja bisa dihitung dengan jari karena chanyeol yang cenderung bersikap cuek. Suho saja terkadang ingin merebusnya agar sikap dingin chanyeol dapat mencair dan bisa ramah kepada siapa saja. Bukan hanya pada keluarga dan sahabat dekatnya. Tapi kepada semua orang.

Believe In HyungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang