#Gangster.17

5K 448 15
                                    

  Jimin sedang tertidur nyenyak di sel tahanan. Suara dentingan besi itu membuat tidurnya harus tertunda sekarang. Ia membuka mata perlahan dan menatap pintu sel tahanan tersebut.

  Terlihat seorang polisi yang membukakan kunci pintu tahanan itu. Jimin hanya memandangnya datar. Ia tak terlalu berambisi untuk kabur dari sel tahanan ini.

  "Ya! Kenapa kau masih disana? Bangun! Ada yang ingin bertemu denganmu" ucap polisi itu sedikit berteriak. Jimin berdecak sebal lalu berjalan di belakang polisi itu dengan salah satu matanya yang tertutup karena ia masih mengantuk.

  Jimin berhenti saat ia melihat Song Sonsaengnim dihadapannya. Polisi yang tadi mengantar Jimin pergi mempersilahkan Song Sonsaengnim berbicara 4 mata dengan muridnya ini.

  "Kenapa berdiri? Bangkumu ada pakunya?"

  Jimin langsung menarik bangku dan duduk berhadapan dengan Song Sonsaengnim. Ia bahkan mengalihkan pandangannya dengan memandang seorang tahanan yang menolak untuk masuk ke sel tahanan. Sungguh Jimi tak sudi menatap wajah guru yang membuat amarahnya naik ini.

  "Saya minta maaf" ucap Song Sonsaengnim tak membuat Jimin membuka mulutnya sama sekali.

  "Saya tau perasaan kamu" sambungnya. Jimin menghela napasnya tanpa menatapnya.

Gak. Lo gak tau, batin Jimin.

  "Karena lihat kamu sekarang ngingetin saya sama masa dulu. Masa SMA. Dimana kenakalan mencapai puncaknya" Jimin langsung menoleh ke arah gurunya saat ucapan itu terdengar di telinganya.

  "Jadi, Ssaem.."

  "Ya. Dulu Ssaem anak bandel. Bahkan lebih bandel dari kamu" jawab Song Sonsaengnim seakan tahu ucapan Jimin tadi. 

  "Wow" gumam Jimin sambil menggelengkan kepalanya menatap Song Sonsaengnim takjub.

  "Saya dulu juga terlibat gangster. Keluarga saya juga lebih parah dari keluarga kamu. Saya dulu pernah dipenjara. Kamu ini masih ditahan. Sonsaeng udah dipenjara 5 tahun karena tuduhan pembunuhan"

  Jimin lebih memilih diam mendengar masa lalu Song Sonsaengnim.

  "Waktu itu, saya lagi jalan habis beli makan. Terus saya lihat di supermarket ada yang habis di tembak. Saya pun lari kesana dan tiba-tiba penembaknya itu ngasih pistol ke arah Sonsaeng. Saya waktu itu yang lagi blank ga bisa ngapa-ngapain terus polisi dateng dan bawa saya ke kantor polisi" sambungnya.

  "Jadi Sonsaeng difitnah?" Tanya Jimin menggebu. Guru didepannya ini mengangguk membenarkan.

  "Sama dong kaya saya. Saya difitnah sama Han--"

  "Saya tau. Saya sudah lihat CCTV nya" potong Song Sonsaengnim membuat senyum di bibir Jimin merekah.

  "Kamu masih untung ada CCTV sebagai bukti. Dulu Sonsaeng gaada" ucap Song Sonsaengnim kembali bercerita.

  "Jadi, saya minta maaf sudah bikin kamu keinget sama orang tua kamu" Song Sonsaengnim membungkukkan tubuhnya ke arah Jimin. Jimin dengan cepat mencengkeram bahu Song Sonsaengnim dan menggeleng.

  "Saya sudah bicarakan dengan kepala sekolah. Kamu bakal dibebaskan dari tahanan. Tapi sebagai hukuman, kamu akan diskors selama 2 ming--"

  Ucapan Song Sonsaengnim terhenti saat tiba-tiba Jimin memeluknya. Rasa bersalah itu menusuknya saat ini. Rasa menyesal telah melibatkan orang tua Jimin padahal Jimin tidak menyukainya, dan rasa bersalah saat ia mengucapkan hal yang membuat Jimin berubah menjadi liar dan garang, hanya satu kata, yaitu 'mama'

GangsterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang