Problem 2

599 35 1
                                    

Chaeyeon masuk ke dalam rumah sudah berdiri eonni nya bukan menyambut nya tapi untuk mengahadang langkah nya .Chaeyeon berusaha mengabaikan nya dan berjalan cepat naik ke lantai dua menuju kamar nya.
"Heh.....Chaeyeon,nanti teman-teman aku akan datang kamu sudah tau kan apa yang harus kamu lakukan"teriak eonni nya.tanpa merespon nya Chaeyeon mengkunci pintu kamar nya.

Chaeyeon melemparkan tas nya ke ranjang di susul tubuh nya.mata nya memandang langit-langit dengan tatapan kosong tanpa dia sadari satu tetes air mata jatuh mengenai pipi nya.dan di susul dengan air mata yang selanjut nya.

Setelah puas menangis Chaeyeon menghembuskan nafas nya lelah mata nya menatap bayangan dirinya di cermin.
"Apa aku sangat jelek sampai eonni tak mau memperkenal kan aku dengan teman-teman nya dan malah menyuruh aku terus bersembunyi di sini?"tanya Chaeyeon pada bayangan dirinya.

Sedangkan Jiseung,Ong,Daniel,dan yang lain mengumpul di markas mereka sebenarnya itu rumah punya Guanlin yang sudah lama tidak tempati karena orang tua dan kakak Guanlin kembali ke Taiwan alasannya karena bisnis yang tidak bisa di tinggal sedangkan Guanlin lebih memilih tinggal di apartement supaya tidak terlalu repot membersihkan rumah yang besar itu Lebih tepat nya Guanlin kesepian tinggal sendiri di dalam rumah ini.

Di dalam rumah itu terdapat dua kamar tidur yang luas untuk mereka menghabiskan malam minggu bersama, satu dapur beserta kulkas yang isi nya ke banyakan minuman kaleng dan makanan instan lain nya,ruang tengah yang di gunakan untuk berkumpul sekedar duduk-duduk,bercerita dan menonton tv atau film,satu ruangan musik untuk menyalurkan hobi mereka menyanyi dan ruangan terakhir untuk berlatih dance,mungkin sebagian dari mereka memang kurang kasih sayang tapi mereka mengisi kesepian dengan hal yang positif seperti dance dan menyanyi.

Daniel berdiri di balkon lantai dua.teman-teman nya sedang bersenang-senang di bawah alasannya tidak bergabung karena ia butuh waktu untuk menyendiri.

Helaan nafas berat keluar dari mulut nya Daniel memikirkan kehidupan nya yang sekarang.dia punya Ibu yang sayang sekali dengan nya bahkan Ibu nya tak pernah memaksa nya untuk belajar mendapat nilai bagus menjadi juara kelas tidak pernah sekalipun,Ibu nya selalu mendukung apapun keputusan nya.sahabat-sahabat nya adalah tempat nya melepas semua kepenatan nya,tempat nya bisa tertawa dengan lepas.dia bersyukur pada yang di atas telah memberikannya kebahagian setelah kesedihan yang membuat hidup nya berada pada titik terbawah dulu.masa-masa kelam itu berkelabat cepat dalam kepalanya membuat nya merasakan luka nya yang belum terlalu kering akan kembali terbuka.

"Daniel-ah...."mendengar panggilan itu Daniel kembali sadar.dia menoleh ke samping ada Ong yang menatap pepohonan di bawah sana
"Kenapa tidak ikut tadi?"tanya Ong lagi meskipun mata nya tetap menatap lurus ke barisan pepohonan.
"Ingin menghirup udara segar sebentar"jawab Daniel sambil mengikuti Ong melihat ke depan.
"Apa sekarang kau sudah lega?"tanya Ong lagi sekarang dia menatap ke atas memandang awan-awan di langit.

Daniel tersenyum mendengar pertanyaan Ong.dia memang tidak akan pernah bisa membohongi Ong.Ong banyak mengetahui diri nya di banding dengan yang lain nya Ong tau bagaimana masa lalu Daniel bahkan dia sendiri yang mengulurkan tangan membantu Daniel bangkit.

"Daniel yang berlalu biarkan lah berlalu cukup kamu simpan untuk di jadikan pelajaran bukan untuk di tangisi mengerti?"kata Ong bijak sambil mengusap pundak Daniel.
"Hey.....hyung sejak kapan kamu jadi bijak seperti ini apa karena tadi di cuekkin Nayeong eonni makanya kamu bisa berkata bijak seperti ini?"kata Daniel menggoda Ong.yang langsung di hadiahi jitakan oleh Ong.
"Dasar kau sudah di nasehati malah ngeledek"balas Ong dengan sinis.lalu setelah nya mereka berdua tertawa bersama dengan suara yang kencang membuat Jihoon melihat mereka bingung.

"Hey....kalo mau berisik jangan di sini aku mau tidur"teriak Jihoon sambil menutup muka nya dengan bantal.
"Oke Hoonie tidur yang lelap,ayo Niel kita ke bawah"balas Ong pada Jihoon lalu langsung pergi berlari keluar.
"YAK.....dasar kau Ong awas saja kau nanti kalau masih tetap manggil aku Hoonie,jangan harap kau masih bisa hidup"teriak Jihoon pada Ong yang sudah sampai di lantai bawah.bahkan karena sangat marah Jihoon melupakan panggilan hyung pada kalimat nya membuat Ong dan Daniel yang mendengar nya hanya2 tertawa karena sukses membuat Jihoon marah

WANNA ONE  X   I.O.ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang