5. Lima

195K 8.6K 99
                                    

"Hati-Hati turunya! "

"lho kok bawa mobil? ", tanya Asya bingung.

"masa kita mau naik motor, ntar tuh luka gak bakalan sembuh." Rizal menunjuk lutut, sikut, dan jidad Alsya yang masih diperban.

Rizal menyetir mobil dengan kecepatan sedang, "Kamu harus bilang makasih ke Alva karena dia yang nolongin kamu waktu kecelakaan kemarin."

Alsya mengangguk, "siap boss"

Rizal memarkirkan mobilnya ditempat khusus, lalu membukakan pintu mobil sebelah kiri.

"Turun.", sifat dunginnya muncul.

Rizal membantu Alsya turun dari mobil dan mengantarnya sampai ke kelas. Terdengar beberapa teriakan anak kelas sebelas yang iri dengan mereka, "Kak Izal mau dong dirangkul juga". Rizal sudah terbiasa mendengar sorakan seperti itu.

Rizal menatap Rahma, Novi, dan Giesma, "Gue titip Alsya! Jaga dia"

"Siap kak!", kata mereka kompak.

Rizal meninggalkan kelas Alsya dan pergi menuju kelasnya. Alsya masih saja menatap Alvaro yang sedang membaca buku biologinya.

Giesma menepuk pundak Alsya," eh sya, btw lo udah ngerjain tugas Biologi belum? "

Ekspresi wajah Alsya yang terkejut membuat ketiga temanya melotot seketika
"ambil aja di tas"

"Makasih ya lo tuh emang the beast lah eh....maksud gue the best"

"sok-sok an pake bahasa inggris lo gis! ", sindir Rahma.

"Buar entar kalo gue dirumah mama mertua jadi gak kage!"

"Idih pede emang lo mau nikah sama bule? " tanya Novi.

"Amiin, makasih doanya temen-temen. Aku terharu loh, makasihjuga buat mama papa... "

"Lah kenapa lo malah sambutan?"

"Ini ucapan terima kasih Rahma.. "

"Udah-udah cepetan salin jawabanya keburu masuk nanti", Kata Novi.

Tet   Tet  Tet

Semua siswa berhamburan keluar kelas berlari dengan semangat menuju kantin sekolah dan ada beberapa siswa pergi ke perpus untuk tidur, membaca buku, dan mengerjakan tugas. Rahma, Novi dan Giesma sudah meluncur ke kantin untuk mencari tempat duduk, Alsya berjalan menghapiri bangku Alva dengan rasa canggung.

"Thanks, lo udah bantuin gue waktu kecelakaan kemarin. " Alsya mengulurkan tanganya. Sebenarnya alasya sangat malas berbicara pada orang lain jika tidak penting.

Alva hanya melirik tangan Alsya, "Itu semua gak gratis."

"Maksud lo gue harus bayar untuk jasa lo? emang berapa sih yang lo minta?"

"Gue gak butuh duit lo."

"Sombong banget sih jadi orang", gerutu Alsya dalam hati.

"terus? ",tanya Alsya makin penasaran.

"Lo harus jadi Sekertaris Osis."

"Gak. Gue gak mau. Syarat lo gak masuk akal" Alsya membalikan badanya dan pergi menjauh dari Alva.

"Inget lo masih punya hutang nyawa sama gue!", Alva menatap punggung Alsya yang semakin menjauh.

"Bodo! "

Alsya berjalan menuju kantin dengan
Pikiran kacau ia bingung apakah ia harus menuruti syarat Alvan atau tidak, sebenarnya Alsya tidak ingin berkecimpung dibidang Osis. Sesampainya dikantin ia melihat Rafa dan Davi berada di kantin bersama ketiga sahabatnya.

ALVASYA [TERSEDIA DI E-COMMERCE SHOPEE, TOKPED,DLL LOTUS PUBLISHER ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang