Pagi ini perasaan Ilhoon campur aduk. Ia sangat bahagia, bahagia sekali ketika pagi ia membuka mata, ia melihat sosok wanita yang ia sangat cintai. Sosok wanita yang selalu mempercayainya, sosok wanita yang selalu sabar dengan sifat keras kepalanya. Sosok wanita yang ia harapkan menjadi pendamping hidupnya kelak.
Namun, harapan itu akan segera pupus. Mau tidak mau, rela tidak rela, ia harus melepas Hyeraa. Melepaskan gadis yang sudah bersamanya selama hampir dua tahun terakhir.
Hyeraa keluar dari kamar dengan tas ranselnya, sementara Ilhoon menunggunya di depan pintu. Ia hanya menatap Hyeraa sembari menahan tangis di matanya.
"Sayang aku berangkat ya.." Hyeraa pamit pada Ilhoon.
Ilhoon segera memeluk tubuh mungil Hyeraa, seolah inilah pelukan terakhir yang bisa ia berikan pada gadis itu.
"Maaf aku nggak bisa nganterin, aku ada beberapa kerjaan yang masih harus dikelarin." ucap Ilhoon.
"Nggak apa-apa, aku bukan cewek manja yang suka minta dianterin pacar kemana-mana. Aku bisa naik bus nanti." Hyeraa tersenyum bangga.
"Mau aku teleponin taksi, aku yang bayar."
"Nggak, nggak usah. Aku lagi pengen naik bus kok. Nggak apa-apa."
Hati Ilhoon makin teriris. Disaat Jennie selalu ingin Ilhoon ada untuknya, Hyeraa justru selalu bisa 'berdiri sendiri'. Hyeraa benar-benar beda dengan kebanyakan gadis di luar sana.
Maafin aku, Raa...
Ilhoon masih enggan melepas pelukannya.
"Hoon, sesek nafas nih..." ucap Hyeraa di balik dekapan Ilhoon.
"Eh, maaf.. Hehe..." Ilhoon melepas pelukannya, "ya udah gih, berangkat. Nanti telat lagi."
Hyeraa melambaikan tangannya lalu berjalan ke lift yang tidak jauh dari pintu apartemen Ilhoon.
"Raa...." Panggilan Ilhoon menghentikan langkah kakinya.
Hyeraa membalikkan tubuhnya, "iya?"
Ilhoon ingin mengatakan sesuatu, tapi lidahnya kelu. Ia bahkan tidak sanggup menatap mata Hyeraa yang bertanya-tanya.
"Eh, anu.... hati-hati di jalan yaaa.."
Hyeraa tersenyum, "iya sayangku.. Salam buat Mama kamu ya, semoga cepet sembuh."
Ilhoon hanya mengangguk. Ia terus menatap Hyeraa hingga masuk ke lift.
Ilhoon segera menutup pintu setelah Hyeraa pergi. Ia mengutuk dirinya sendiri yang saat itu hendak mengakhiri hubungannya langsung pada Hyeraa. Namun ia tidak sanggup, ia tidak bisa bayangkan apa jadinya ia jika sampai membuat Hyeraa menangis.
"Aaaarrggghhhhh!!!!"
Suara Ilhoon menggema di seluruh ruangan rumahnya. Suara ponselnya segera mengalihkan pikirannya.
Ia meraih ponsel dan melihat pesan dari Hyeraa.
"Sayang, aku udah di bis. Kamu jangan lupa sarapan yaa 💙"
Ilhoon kalut lagi. Dia harus balas apa? Bahkan sekarang ia seperti sudah tidak mau berhubungan dengan semua yang menyangkut tentang Hyeraa.
"Apa aku telepon aja ya?"
"Nggak, nggak."
"Raa, maafin aku...."
Lalu Ilhoon mulai mengetik pesan...
"Hyeraa, maafin aku. Aku tau kamu sayang sama aku, aku juga. Aku sayang sama kamu. Tapi maaf, aku nggak bisa nerusin hubungan kita. Aku mau kita putus."
Setelah mengirim pesan pada Hyeraa, Ilhoon langsung mematikan ponselnya. Ia tidak mau membaca pesan balasan dari Hyeraa, apalagi sampai Hyeraa meneleponnya. Itu akan membuatnya semakin merasa bersalah.Ilhoon segera berganti pakaian dan pergi dari apartemennya, ia bahkan tidak memakan sarapan buatan Hyeraa.
Sementara itu...
Mata Hyeraa memanas, tangannya bergetar. Sebuah pesan yang seolah membuat jantungnya berhenti sejenak.Apa maksudnya? Kenapa dia minta putus?
Segala pikiran berkecamuk dalam kepalanya. Tubuhnya mulai lemas, ia pun segera duduk di salah satu kursi di halte tersebut. Air mata mulai membasahi pipinya. Hatinya sakit, sedih tak karuan. Hyeraa bahkan tidak peduli dengan para calon penumpang bis yang ada di sekitarnya saat ini.
Kenapa? Apa salahku, Hoon?
Hyeraa tidak tahu apa yang harus ia lakukan sekarang. Pikirannya kosong, tubuhnya lemas, dan air matanya terus mengalir.
"Percaya sama aku, apapun yang aku lakuin buat kamu, itu semua karena aku sayang sama kamu..."
Ini yang namanya sayang, Hoon? Sayang macam apa kalo kaya gini?
Hatinya hancur, impiannya musnah. Harapan-harapan yang ia tumpu bersama Ilhoon lenyap sudah. Namun, ia tidak mau serta-merta terima keputusan sepihak ini. Hyeraa ingin meminta penjelasan dari Ilhoon. Ia memutuskan untuk kembali ke apartemen Ilhoon dan berbicara dengan pria itu.
Hyeraa menaiki taksi agar segera sampai ke apartemen Ilhoon. Namun sayangnya, Ilhoon sudah tidak ada. Bahkan ia melihat di atas meja makan nasi goreng buatannya masih utuh. Tak tersentuh sedikitpun.
"Ilhoon! Hoon! Kamu di mana?"
Hyeraa terus mencari Ilhoon, meneriaki namanya sambil menangis tersedu.
Ia melihat sekeliling ruangan apartemen Hyeraa. Hyeraa mendapati sebuah bingkai di mana Hyeraa dan Ilhoon sedang memeluk satu sama lain. Keduanya tampak bahagia. Namun, Hyeraa justru semakin hancur...
—★—
#TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
IF YOU, LIKE THAT DAY! [COMPLETE]
Fanfiction[TAHAP REVISI] Tidak ada persahabatan yang murni antara lelaki dan perempuan, yang ada hanya cinta dalam diam... Cast: °Lee Hyeraa (OC) °Yook Sungjae °Jung Ilhoon °Kim Jennie And another cast... #14 - sungjaebtob #561 - btob #60 - jennieblackpink #...