31

181 22 17
                                    

Sungjae berkali-kali melihat ponselnya, namun tidak ada satupun panggilan atau pun pesan masuk. Sementara Hyeraa sejak pagi tidak bisa dihubungi. Bahkan Hyeraa melewatkan dua mata kuliahnya hari ini membuat Sungjae khawatir. Ia takut terjadi apa-apa dengan Hyeraa.

Hyeraa bilang, ia dari kemarin di rumah Minhyuk tapi bahkan Minhyuk pun tidak tahu menahu.

"Hyeraa nggak ada ke sini, Jae. Dia juga nggak nelpon aku. Naeun juga bilang nggak ada orang yang dateng ke rumah."

Kemana sih, lo, Raa?

***

Hyeraa keluar dari pintu Rumah Sakit Anan. Iya, dia baru saja mencari Ilhoon, berharap pria itu sedang menemani Mamanya. Namun apa yang ia temukan nihil. Seorang suster memberitahu bahwa Ny. Jung sudah diperbolehkan pulang hari ini.

Hyeraa sudah lelah, namun ia tetap harus bertemu Ilhoon.

Apa aku ke rumahnya aja, ya?

***

Ilhoon membantu Mamanya duduk di kursi roda. Ny. Jung memang sudah dibolehkan pulang ke rumah, namun, dokter memberitahu agar jangan terlalu lelah.

"Bi, tolong bawa Mama ke kamar buat istirahat!" perintah Ilhoon pada pembantunya.

"Baik, Tuan."

Ilhoon melempar kunci mobil kepada satpam. "Pak, nanti kalo ada orang dateng jangan dibolehin masuk ya, bilang aja kita lagi nggak bisa diganggu."

"Siap, Tuan."

Sementara itu, Hyeraa sudah berada di depan pintu pagar rumah Keluarga Jung saat seorang satpam keluar.

Satpam tersebut menatap Hyeraa dengan penuh curiga. "Anda siapa?"

"Permisi, Pak, saya mau ketemu Ilhoon." sahut Hyeraa memberanikan diri.

"Maaf, Mbak, Tuan dan Nyonya lagi nggak bisa diganggu."

"Tapi, Pak, saya pacarnya Ilhoon." aku Hyeraa.

Sang satpam tertawa mendengar pengakuan Hyeraa. "Pacar siapa? Tuan Ilhoon aja bentar lagi mau tunangan sama Non Jennie. Nggak usah ngaku-ngaku deh, Mbak."

"Apa? Tunangan?" Hyeraa tak bisa menyembunyikan rasa kagetnya.

"Iya, Tuan Muda mau tunangan. Jadi, Mbaknya pergi aja dari sini."

"Tapi, Pak, saya mau ketemu sama Ilhoon sebentar. Saya mohon, Pak!"

"Nggak bisa, Mbak. Tuan Muda tadi udah melarang saya untuk melarang siapapun masuk. Mereka lagi istirahat. Jadi tolong Mbaknya pergi dari sini."

"Pak, saya mohon, Pak." Hyeraa tetap berusaha agar bisa bertemu dengan Ilhoon.

"Mbak, saya cuma menjalankan amanat dari Tuan saya. Jadi saya harap, Mbak bisa ngerti."

Hyeraa akhirnya menyerah. Ia tidak tahu harus bagaimana lagi untuk bisa bertemu Ilhoon. Ponselnya pun mati karena habis baterainya setelah mengirim puluhan pesan pada Ilhoon hingga ia semakin sulit menghubungi Ilhoon.

Hyeraa berjalan menyusuri trotoar dengan lesu. Hatinya hancur. Ia tidak menyangka hubungannya akan berakhir begitu saja. Terlebih saat satpam mengatakan bahwa Ilhoon dan Jennie akan bertunangan.

"Jadi itu alasan kamu mutusin aku, Hoon?"

Hyeraa tersenyum miris di sela tangisnya.

Tiba-tiba terlintas sesuatu di benak Hyeraa saat melihat telepon umum yang berada tidak jauh darinya.

***

Sudah pukul sepuluh malam, Hyeraa masih belum juga kembali. Membuat Minhyuk, Naeun dan Sungjae semakin khawatir. Bahkan Minhyuk dan Naeun sudah ada di rumah Hyeraa menunggu kepulangan sang adik saat ini. Sementara Sungjae sejak sore menelusuri jalanan kota dengan mobilnya, berharap ia melihat Hyeraa dan membawanya pulang ke rumah.  Dia juga sudah menghubungi teman-teman kuliah menanyakan apakah ada yang melihat Hyeraa, namun tak ada seorangpun yang tahu. Sungguh, baru kali ini Hyeraa menghilang dan membuat kekhawatiran Sungjae semakin hebat.

"Bang, nanti kalo Hyeraa pulang kabarin aku, yaa." Sungjae berbicara dengan Minhyuk di telepon.

"Iya, Jae."

Sungjae memutuskan untuk mendatangi rumah Ilhoon setelah menanyakan alamatnya pada Jisoo.

Tanpa pikir panjang, Sungjae berteriak tepat di depan rumah mewah tersebut.

"HOON! KELUAR LO! KASIH TAHU GUE, DI MANA HYERAA?"

Bukan Ilhoon, namun satpam rumah Ilhoon yang keluar.

"Mas, maaf, ada apa ya teriak-teriak di depan rumah majikan saya?" tanya sang satpam karena merasa terganggu.

"Mana Ilhoon? Gue mau ketemu sama dia!" sahut Sungjae cepat.

"Maaf, Mas. Ini sudah malam, Tuan Muda tidak menerima tamu lagi."

"HOON, KELUAR LO! HYERAA PERGI GARA-GARA LO, KAN?!!!"

Sungjae tidak memperdulikan perkataan satpam, ia terus berseru memanggil Ilhoon.

"Mas, tolong ya, suara kamu bisa mengganggu Nyonya yang lagi istirahat. Mending Mas pergi dari sini atau saya panggil polisi buat nyeret Mas."

"BAJINGAN, LO, HOON!!" seru Sungjae sebelum akhirnya meninggalkan rumah tersebut.

Sementara itu, Ilhoon hanya bisa mematung di balkon lantai dua rumahnya yang menghadap ke pintu gerbang. Teriakkan Sungjae terdengar jelas di telingannya membuat pikirannya kembali pada gadis yang pagi itu ia tinggalkan, Hyeraa.

"Hyeraa hilang?" Hanya itu yang keluar dari bibirnya.

Lalu ia pergi ke kamarnya dan mencari ponsel yang sejak pagi ia matikan. Puluhan pesan membanjiri notifikasi ponselnya, seluruhnya dari Hyeraa. Ia lalu membuka sebuah pesan suara...

"Aku tunggu kamu di Namsan Tower. Aku nggak peduli kamu datang atau nggak, aku bakalan tetep nungguin kamu."

"Raa... Kamu...."

—★—
#TBC

IF YOU, LIKE THAT DAY! [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang