Chapter 11

12 1 0
                                    

Badai takdir terus berputar
Harapan akan datangnya pelangi
Selalu di ucap kan

POV Arhan

"Apa isi suratnya ?" Kakek duduk di sofa yang berada di kantor ayah.  Aku ikut duduk disampingnya.

"Kita diundang dalam Upacara kedewasaan," Ayah meletakan surat tersebut di atas meja.

"Ternyata sudah waktunya," tambah kakek.

"Apa maksudnya yah," aku bingung apa yang sedang mereka bicarakan.

"Kamu pasti pernah dengar-" aku mendengar kan penjelasan kakek dan ayah dengan baik dan menyerap semuanya berusaha memahami situasi ini.

"Astaga," aku benar-benar tidak mempercayai ini.

"Kita harus segera menyelamatkan Okta yah!" Aku menatap Ayah. Dia mengangguk setuju. Begitu juga kakek.

Tak lama kemudian Pak Asep telah kembali ke kantor Ayah. Dia menyampaikan bahwa keluarga ku telah berkumpul. Aku mengekor Ayah dan Kakek menuju ruang pertemuan keluarga.

Ruang keluarga telah penuh. Seorang laki-laki seumuran ayah dan aku tau orang itu bukan dari keluarga kami, dia menghampiri Ayah.

"Terimakasih sudah memberitahu ku," kata laki-laki itu.

"Berterimakasihlah pada anakku dia yang menemukan pesan dari Hexsa." Ayah melihat ke arahku. Aku tersenyum ramah pada pria itu.

"Bagaimana kamu bisa menemukan pesan itu ? Kamu temanya Hexsa ?" Tanya pria itu.

"Okta teman saya,"

"Okta?aku senang mendengarnya. Panggil saja saya Om Tetra , ayah Okta da Hexsa," Om Tetra mengulurkan tangan nya padaku.

"Okta itu jarang punya teman dari kecil, terimakasih sudah mau berteman dengannya."

Ah aku jadi ingat menggapa Okta dijauhi teman teman sesekolahan. Dan mere menganggap Okta Aneh.

👻👻👻

Pagi itu , seminggu setelah kepindahan Okta ke sekolah ini insiden itu terjadi. Awalnya emua masih mau berteman dengan Okta , dan Okta sama sekali tidak menunjukkan bahwa dia bisa 'melihat'. Okta sangat ramah dengan teman-temannya dan perlahan mulai ada yang ingin berteman dengannya , temasuk aku.

Namun , setelah sekolah ini kedatangan murid baru lagi. Murid baru itu kakak kelas. Namanya Hepta. Dia sering mengerjai Okta dengan mengagetinya terus menerus dengan Arwah-arwah suruhanya.

Hepta bisa melihat ?

Ya dia bisa.

Dia termasuk pembersihan hebat. Terlihat dari auranya.

Setiap hari dibuat Okta berteriak - teriak sendiri. Aku ingin menghentikan keusilan Hepta. Tapi selalu gagal , ketika hendak mendekatinya Hepta selu memancarkam aura menakutkan yang membuatku tidak bisa bergerak.

Berulang kali aku coba menghilangkan ketakutanku tetap saja gagal.

Teman-teman sekelas mulai takut dengan perilaku Okta yang suka teriak - teriak sendiri. Mereka mulai menganggap Okta 'gila'.

Satu dua masih ada yang mau bersamanya dan memberi dukungan.

Suatu hari, Hepta benar- benar di luar batas kejailan. Dia menggoda Okta dengan banyak sekali arwah. Terus menekan Okta. Membuat Okta semakin dibenci.

"JANGAN GANGGU AKU!" Okta yang sudah tidak tahan lagi dengan kejailan. Ah ini bukan jahil lagi menurutku. Ini sengaja!

Ketika Okta berteriak , dia hilang kedali. Kekuatan dari dalam dirinya lepas. Seketika kaca sekolah bergetar.

AdipratamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang