Chapter 4

20 5 0
                                    


Badai akan tetap datang
Di cerahnya hari..
Di cerahnya hati..

POV Oktavia

Pagi ini , pagi yang cerah bagai orang lain. Tapi tidak bagiku dan mereka yang bisa melihatnya. Pagi ini lebih banyak arwah yang berkeliaran , lebih banyak dari biasanya. Langit mendung dipenuhi arwah berbentuk serangga. Hal ini sering di sebut badai arwah. Dimana arwah arwah memenuhi  dunia manusia. Mereka bisa saja mengacaukan dunia , atau hanya lewat saja.

"

Nggak usah berangkat sekolah dulu aja dek!" Kak Hexsa sedari tadi memintaku untuk tidak sekolah. Arwah diluar tidak bisa , mereka bisa mencelakakan orang orang, jika mereka arwah jahat. Kak Hexsa khawatir jika aku di celakakan oleh mereka.

"Tapi aku ada ulangan kak, kan ada Toshiki-San di sekolah juga ada tuan Ngeong," aku berusaha meyakinkan kak Hexsa. Sudah sering peristiwa ini terjadi, aku juga sering tidak berangkat sekolah karena badai ini.

"Kamu yakin ?"

"Yang enggak yakin itu kamu kak," aku menatap datar kakakku ini.

"Ya sudah jangan jauh-jauh dari Toshiki-San ya" akhirnya kak Hexsa pun mengalah.

"Siap laksanakan." Aku tersenyum jahil.

"Ayo anterin sekolah! Toshiki-san ayo!"

~||~

"Kalau ada apa langsung telepon!"

"Iya kakak, tenang saja. Mereka gak akan berani nganggu tuan Ngeong,"

"Dah sana masuk tuh ada yang nungguin," aku langsung melihat ke arah yang dimaksud oleh kak Hexsa. Arhan. Dia berdiri di dekat gerbang , melihat ke arah ku , dan ketika mata kami bertemu , Arhan tersenyum dan melambaikan tangan. Aku tersenyum sekilas dan langsung berpamitan dengan kak Hexsa.

"Hati-hati!"

"Iya kak dah ya..." Aku pergi menghampiri Arhan. Kak Hexsa meninggal sekolah ku.

"Itu kakakmu ?" Aku dan Arhan berjalan menuju kelas. Aku mengangguk menghiyakan pertanyaannya.

"Wajah nya nggak asing , aku pernah liat dimana ya ?"

"Dia sering mengantarku sekolah kamu pasti pernah melihat nya sering bahkan."

"Oh iya ya" Arhan tertawa. Aku hanya menaikan sebelah alis dan tersenyum sedikit.

"Hari ini arwah nya banyak lagi ya, "

"Iya, banyak banget , lebih banyak dari pada bulan lalu," bulan lalu badai arwah juga terjadi namun tidak separah dan sebanyak kali ini.

"Semoga saja tidak ada yang ganas,"

"Iya, bulan lalu para pembersi saja kerepotan mengatasi mereka. Itu yang kakakku ceritakan."

"Aku ikut dalam membersihkan mereka bulan lalu, bener kami sangat kerepotan."

"Eh kamu juga bisa membersihkan ?" Aku terkejut mengetahui dia bisa melakukan pembersihan. Hal ini membuktikan bahwa dugaanku benar, Arhan tidak hanya dapat melihat saja. Energi supranatural nya pasti besar hingga dia ikut dalam pembersihan.

AdipratamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang