CS: 4

740 75 21
                                    

🆕💤💝💤🆕
Disclaimer: Masashi Khisimoto

Author: Salmaazizh22

Warning: OOC,Typo,dll

Genre: Romantic, Fanfiction

Rate: T✒M

Don't like don't read
.
.
.
.
.
.
.


"Selamat datang. Atas nama siapa, Sir?"

"Shikamaru Nara."

"Oh mari saya antar Sir. Meja booking anda di lantai dua ya."

Temari berjalan di belakang Shikamaru sambil menundukkan kepalanya. Dia malu sekali masuk ke restoran mahal ini dengan baju kemeja kusut, belum lagi rambutnya yang semrawut. Kalau tau begini, Temari akan memakai pakaian bagus saat pergi kerja tadi pagi.

Gadis itu menatap punggung tegap milik Shikamaru dari belakang dengan tatapan tajam. Bisa-bisanya pria itu menjebak dia dengan cara yang licik. Temari jadi sangat benci. Tapi, hati seorang psikolog dalam dirinya tak membenarkan itu.

Sebenernya, Temari juga sedikit kasihan dengan kebiasaan tidur Shikamaru yang menurut nya sangat menyedihkan. Dia sendiri pun tak bisa membayangkan jika tidurnya kurang dari dua jam. Memikirkannya saja membuat Temari bergidik ngeri, apalagi mengalami langsung.

Tiba-tiba, Shikamaru berhenti dan menoleh ke belakang sehingga Temari salah tingkah karena ketahuan sedang mengutuk pria itu dalam hati.

"Kenapa berjalan di belakang? Kamu seperti pembantu saya saja," kata Shikamaru sedikit menohok hati Te
Mari.

Bukan hanya ejekan 'pembantu' sebenarnya, tapi lebih ke arah Shikamaru yang memanggilnya dengan sebutan 'kamu'!? Padahal sebelumnya, pria itu selalu memanggil Temari dengan kata-kata 'kau' seperti saat dia bicara pada orang asing.

"Memang wajah saya seperti orang pembantu kan pak? Makanya kenapa ke sini sih? Di sini mahal banget tau!" gerutu Temari kesal.

Sebelum menaiki tangga, karena restoran itu bertingkat 3 lantai, Shikamaru berhenti menunggu Temari samapi sejajar dengan langkahnya.

"Aku ingin kita punya privasi yang baik, Tema. Di sini, kita bisa makan berdua saja di satu ruangan khusus," kata Shikamaru.

Temari mendengus kesal, "Berhenti memanggil saya denfan nama itu pak, sebut saja nama asli saya. Lagipula kita tidak membutuhkan privasi karena kesepakataan itu tak penting bagi saya!"

"Oh begitu ya?"

Shikamaru mengeluarkan bolpoint recorder-nya dan ingin memencet tombol rekaman itu lagi. Namun, Temari segera mencengkram kuat kemeja mahal si Presdir dengan kedua tangan, seperti seorang gadis yang sedang merayu ayahnya untuk memberikan uang jajan. Shikamaru sampai shock dibuatnya.

"Saya hanya bercanda, hehe." Temari melepaskan cengkaraman tangannya dan mengusap-usap bagian kemeja yang agak kusut itu. "Ayo cepat naik, pak."

Temari menaiki tangga lebih dulu dan mendumel kesal. Dasar rubah licik! Ancamannya selalu saja rekamanan. Padahal menurut Temari, kata-kata yang diucapkannya biasa saja. Tapi entahlah, dia sangat malu saat mendengar suaranya sendiri mengucapkan hal seambigu itu.

Sedangkan Shikamaru hanya terkekeh pelan. Dia lalu mengikuti jejak Temari dan sekarang gantian dia yang berjalan di belakang gadis itu.

Harum semerbak bekas parfum pun menguar dan masuj tanpa pemirsi ke indera penciuman Shikamaru. Pria itu menghirup aroma itu dengan rakus dan seketika tersenyum. Wangi lembut inilah yang mampu membuat dia tidur dengan nyaman. Karena itulah Shikamaru ingin menanyakan apa merk parfum Temari nanti. Dia penasaraan dan mau membelinya juga.

CAN'T SLEEPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang