Sick🤢🤕

27 3 0
                                    

Tiba tiba dari belakang ada yang,..






"Aww sakit" ucap gue sambil memegang rambut gue yang DIJAMBAK
"Ini siapa ya,.. aww sakit"

Ngga peduli. Gue harus cari saklar lampu, dan langsung keluar dari sini.
Bugg
"Akhh" ucap gue memegang pundak gue yang dipukul. Kayanya pake kayu.

"Gue harus nyari saklarnya walaupun dalam keadaan kaya gini" semangat gue

Gue di dorong dorong ke tembok, kesana kemari, serasa kaya bola basket yang dilempar lempar. Sumpah. Badan gue udah lemes. Nggak sanggup ngelawan lagi.

"Sakitt, sakittt" rengek gue

Kepala gue kebentur tembok, kayanya sih berdarah. Ada cahaya. Lampu udah idup. Gue harus cepet cepet keluar dari sini.

"Hahahha" suara ketawa

Wait wait wait. Kayanya ketawa ini pernah gue denger. Siapa ya. Gue menoleh. Tiba tiba gue disiram pake air keras. Panass, panass. Sumpah gue kayak cacing yang dikenain deterjen, nggak bisa diem, gimanain PANAS WOI.

Gue nggak bisa ngeliat orang yang buat gue kayak gini. Suara mereka sudah hilang. Maybe udah pergi, karena kedengeran kayunya udah dilempar.

"Panas.. Panasss" teriak gue sambil mengipas ngipasin wajah gue yang kena air keras

Gue mencoba bangun tapi nggak bisa. Ok gue harus kuat. First, gue nyari meja dulu. Gue bisa bangun, tapi peralatan lab jatoh. Gue kepeleset, air yang ada di dalem corong yang jatuh.

"Akhh sakitt" rengek gue ngga tahan sakit pundak, kepala akibat rambut gue dijambak, muka gue panas, dan gidat gue yang kebentur tembok tadi.

Pintu serasa dibanting. Seseorang datang.

"ANYA," teriaknya panik
Suaranya gue kenal
"Cimol, panas, panas"
"Iya iya sabar ya" ucapnya panik sambil mengangkat gue mau diajak keluar.
"Cepett moll,,, panass"
"Iya iya sabar. Kita pulang sekarang ya" kedengerannya dia nangis
"Lebay lu" rengek gue

DO pov
Sumpah gue ngga bisa bilang apa apa. Panik. Cumak itu aja sekarang.
Gue cepet cepet masukin dia ke mobil. Gass🚗
Otw Rumah

"Bikkk bikk, kita pulang.." ucap gue panik sambil ngerebahin Anya di soffa
"Den, ini kenopo toh?"
"Udah bik sekarang obatin dia, aku mau telpon dokter Rendra"

Dokter Rendra itu dokter keluarga kami, udah kami anggap sebagai ayah kedua
Akhirnya dokter Rendra dengan cepat menuju kesini dan segera memeriksa Anya.
"Mukanya merah banget ya,... Sepertinya dia terkena siraman air keras lab ya," ujar dokter
"Gatau dok" ucap gue emang gtw apa apa
"Iya dok" ucap Anya pelan

Dokter mengecek seluruh tubuh Anya.
"Aww. Sakit dok" ucap Anya yang bikin gue kaget
"Coba saya liat" ucap dokter sambil membuka sedikit baju Anya
"Waduhh, ini ada bekas pukulan. Lebam Nya" ucap dokter
"Trus gimana dok" ucap gue panik alay alay gitu
"Alay deh lo" jengkel Anya
"Eh lo tu Adek gue, jadi wajar lah gue panik"
"Bawel"
"Untuk muka yang kena air keras, rutin pake saleb, ya semuanya pake saleb ya, trus tadi katanya dijambak gitu ya, pijit aja kepalanya, pasti sembuh kok. Oh ya satu lagi, tu luka gidatnya itu jangan dibungkus (jangan ditutup pake hansaplas atau yang alinnya) nanti berair, ok GWS ya dokter pamit. Jaga kesehatan"
"Makasi dok" ucap gue mengantarkan dokter keluar

ANYA pov
"Aduhh sakit banget" rengek gue sambil megang kepala, pundak, sama muka gue.
"Waduhh non, ini kenopo yo? Kok bisa jadi gini toh non"
"Udah bik, ceritanya panjang"
"Yo wes, non mau apa? Biar bibik siapin"
"Ngga usah bik, air putih aja"
"Sipp non" ucap bibik meninggalkan kamar
"Tunggu bik,"
"Iya,"
"Mamah mana ya?"
"Nyonya ada rapat di kantor non,"
"Ohh gitu ya"
Bibik ninggalin gue sendiri. Lalu datang dengan air putih. Lalu bibik keluar lagi untuk nyiapin makanan.

Sumpah sakit banget. Kl*ngg. Gue penasaran siapa sih yang buat gue kaya gini.

Tiba tiba DO datang dengan wajah yang ngga karuan, kaya orang ketangkap basah lagi nyuri. Dia nutup pintu - dikunci.

Lahh dia mau ngapain gue. Nggak kok. Tenang aja. Kalo dia gituin gue. Gue potong aset masa depannya.

"Ehh lo tu sebenarnya kenapa sih?" Tanyanya dengan tegas
"Ya sakit lah"
"Nggak maksud gue, kok lo bisa kaya gini? Siapa yang giniin lo"

Gue ceritain dah yang tadi, dari awal sampe selese. Dan tau nggak dia respon apa.


"OH"
"OH doang,"
"Trus respon gimana lagi"
"Gue harus nyari tu yang buat adek gue kaya gini. Gue harus kasi dia pelajaran. Ngomong gitu kek" usul gue
"Gue harus,..." ucapannya terpotong karena Mama dateng
"Sayang,..." teriak Mama langsung menghampiri dan memeluk gue
"Hadohh, mama kelewatan dahh"
"Kamu ngga papa kan" ucap mama yang masih meluk gue
"Nggak papa kok mah"
"Ok sipp. Gue ngga dipeluk" ucap DO iri
"Sini dong," ucap mama

KAI pov
Rumah. Suasana rumah udah kaya ngga ada penunggu. Cuma ada bibi. Mbak gue mana?

"Bikkk, bikkk" panggil gue ke bi Nani
"Iya, den iya. Ada apa ya den?"
"Mamah sama Mbak mana bik? Jangan bilang ke rumah tu tetangga sebelah"
"Iya den nyonya kesana. Kalo non Ira lagi kerja kelompok bentar lagi pulang"
"Ya dah bik, bibik masak apa?"
"Pas mau masak gas-nya habis, maaf den"
"Ya udah aku ntar makan di luar aja. Bibik mau saya beliin apa?"
"Nggak usah den"
"Gapapa kok bik"
"Ya udah nasi goreng aja ya. Bibik mau nyetrika dulu"
"Ok bik"

Bik Nani itu udah gue anggep sebagai mama kedua gue. Tu orang perhatian banget ke gue. Perhatiannya tingkat dewa. Salut gue, ya emang sih dia kaya gini itu karena anaknya meninggal karena kecelakaan + ditinggal suaminya. Kasian ya. But Mama always number one in my heart

Pukul 17.00
Gue makan bareng bik Nani. Kasian dia makannya selalu didapur. Padahal kita selalu maksa dia untuk makan satu meja sama kita. Selesai makan gue nonton TV, ngga ada channel yang bagus, terpaksa gue nonton UPIN & IPIN sampe jam 7 malem.
"Baru pulang mah," ucap gue cuek
"Anak mama marah ya? Maaf ya sayang, mama baru pulang" alasan mama sambil meluk gue
"Mama ngapain sih ke tetangga sebelah"
"Nganterin makanan lagi? Emang emaknya nggak masak ya mah"
"Nggak gitu sayang, tante Ira itu kan tetangga baru. Baru 3 hari lo dia disini"
"Serah dehh,.."
"Ehh tau ngga, anaknya tante Ira tu juga lagi sakit"
"Ya, ya, ya"
"Bikk, bibik masak apa?" Teriak mama ke bibi
"Dari tadi bibik nggak masak. Gas habis. Aku ngga ada uang buat beli gas. Jadi aku sama bibik makan di luar"
"Astaga maaf ya sayang. Ya udah kita makan di luar aja yuk" usul mama
"AKU PULANG" ucap mbak gue, namanya Kim Kiera
"Baru pulang lo? Cewe tu ngga baik keluyuran malem malem"
"HELLO gue itu ngga keluyuran ya, gue kerpok"
"Tuh contoh tu mbakmu. Ikutin dia. Rajin belajar dia." Ceramah mama
"Ya ya ya,.."
"Mah mama masak apa?" Tanya mbak gue
"Ngga masak non, gas nya habis" ucap gue ke dia kaya pembantu
"Ohh ya udah,..."

Drrtt

Hp mama bunyi.

Dia Dia DiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang