2

9.2K 581 20
                                    

LISA POV

Aku menatap kelima pria dihadapanku. Sungguh mengerikan melihat tatapan tajam yang dilemparkan kepadaku. Tapi tidak lebih menakutkan dari pria yang duduk diam tanpa ekspresi dan tanpa suara sedikit pun. Menurutku dia yang paling berbahaya dari semua pria didalam studio ini.

"oke-oke, aku tau aku bersalah. Tapi jangan menghakimi ku seperti ini, kalian membuatku tertekan sebelum aku debut. Lagi pula, aku sudah unfollow actor itu. Dan aku sama sekali tidak tau bahwa dia akan melihat postinganku"

"yak, kau bukan hanya meng-post fotonya, bahkan kau menaruh caption 3 hati dan men-tagnya" aku menatap kearah daesung oppa yang mulutnya 11-12 dengan seungri oppa. Mereka seperti kompor yang siap meledak.

"dan berbalas komentar? Kau bahkan tidak mau menguploud foto kami. Dan jika kulihat komentar kalian seperti sudah akrab. Apa kalian sudah bertukar id line sebelumnya?" astaga kenapa tabi oppa tak bisa diam seperti sebelumnya, kenapa hari ini dia seperti ingin aku dihukum.

"aku membalas komentarnya, karena aku ingin terlihat sopan. Aku tidak ingin bahkan sebelum aku debut, mereka sudah men-capku sebagai orang yang sombong dan kenapa aku tidak pernah meng-uploud foto oppa sekalian, karena aku belum siap menghadapi fans kalian yang menggila jika nanti kalian juga menaruh komentar. Dan aku sama sekali tidak pernah dekat dengan actor itu. Percayalah"

"hah, kau terlalu banyak alasan. Terlihat sopan? Seperti gomawo oppa. Aku sangat mengaggumimu " aish apakah mereka tidak punya kesibukan sehingga membaca komentarku. Tabi oppa terlihat menyebalkan saat meniru suara gadis centil. Hah apa menurut mereka aku secentil itu? Bahkan aku tidak sudi melakukan aegyo.

"tidak mungkin aku mengatakan kalau aku mencintainya!"

"yak, jangan pernah melakukan itu."

"ne, kau itu tidak tau betapa bahayanya dunia ini"

"lebih berbahaya saat aku disini" aku menggumam tapi aku tidak tau bahwa gumaman ku cukup keras.

"no! saat kau debut nanti kau akan merasakan, berada disini masih lebih menyenangkan daripada diluaran sana." Aku bersandar dikursi dan menggaruk-garuk kepalaku. Aku hamper gila berada disini.

"yak, sekarang kau ingin membuat kepalamu botak. Hentikan" tanganku ditarik oleh teddy oppa. Aku lebih frustasi. Dengan keadaan lapar seperti ini mereka membiarkanku tersiksa. Oh god help me!!

"aish, aku sudah mengaku salah! Cepatlah hokum aku, sebentar lagi aku akan latihan dengan member lain. Besok akan penilaian bulanan, dan aku tak ingin membuat kalian kecewa dengan penampilanku yang tidak maximal"

"augh, beruntung kau hari ini aku tidak mood memarahimu"

"hah, liat siapa yang bicara, padahal tadi daesung oppa yang paling banyak memarahiku" aku memutar bola kedua bola mataku. Menyebalkan.

"asih perempuan ini, sangat menguras otakku. Aku pergi, aku mau kekantin menyusul seungri" daeusung oppa pergi disusul taeyang oppa, tabi oppa dan teddy oppa. Aku yang melihat jiyong oppa yang hanya focus ke laptopnya, berniat melarikan diri. Aku bangkit dan berjalan pelan-pelan. Sedikit lagi lisa-ya, dan kau akan bebas dari neraka ini.

"siapa yang menyuruhmu pergi?" aghh, ketahuan. Padahal sedikit lagi, kau memang tidak beruntung lisa-ya "kemari!" aku otomatis berbalik kearah jiyong oppa yang masih menatap laptopnya.

"ne" aku duduk disampingnya, ini adalah neraka keduaku.

"kenapa tidak mengangkat panggilan ku?"

"ah, aku lupa menaruh hp ku"

"kau memang ceroboh"

"mianhae"

"tidak usah meminta maaf jika pada akhirnya kau tetap melakukannya" skakmat. Aku tau saat ini dia sedang memendam kemarahannya.

Just OrdinaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang