29

7K 341 5
                                    

"Bicaralah"

"Nona, nampaknya kematian ayah nona sudah direncanakan"

"Apa maksudmu?"

"Setelah di lakukan otopsi, dalam mayat ayah nona ditemukan racun yang memiliki reaksi lambat. Dan saya mengira tuan sudah di berikan racun itu semenjak tuan pertama kali jatuh sakit. Dan ibu nona juga diberikan racun yang sama namun dengan dosis yag berbeda"

"Bisakah kau menyelidiki Mr.han?"

"Saya sudah menyelidikinya nona karena saya menaruh kecurigaan padanya. Dan saya menemukan keterlibatan Mr. Han. Dia ingin mengakusisi seluruh perusahaan nona dan dia juga menyuap dokter di rumah sakit agar merekayasa kematian ayah anda"

"Heh. Rubah licik itu. Bisakah kau yang mengurusnya? Aku akan mengirim hal-hal yang dapat membuat dia merasakan dinginnya jeruji besi"

"Baik nona"

Tut

Lisa membuka emailnya dan mengirim data-data bersangkutan dengan Mr.han pada salah satu orang kepercayaannya.

"Kau ingun bermain-main denganku? Baiklah mari kita bermain" sent.

***

Seharian ini lisa harus disibukan dengan persiapan konser yg family. Semuanya sangat sibuk bahkan dia tidak punya waktu walau sekedar bertukar kabar dengan G-Naga.

"Apa eonni melihat Si naga?" Lisa bertanya pada salah satu staff dan hanya gelengan yang dia dapat.

"Haish. Menghilang kemana manusia itu" lisa mencari keseluruh sudut di YGE namun tidak terlihat sedikit pun batang hidung Jiyong.

"Oppa! Dimana ji oppa?" Lisa berpapasan dengan seungri.

"Eh, bukannya dia sakit? Dia tidak mengatakannya padamu?" Lisa menggeleng karena memang tidak tau jika jiyong sakit.

"Kalau begitu ayo ikut denganku. Aku akan mengantarmu ke apartemennya" lisa hanya mengikuti seungri dibelakang karena memang dia sedang khawatir saat ini.

Sampai di basemant seungru hanya menitipkan bubur pada lisa dan langsung pergi karena dia harus berangkat ke tokyo.

Lisa berjalan di basemant dengan pandangan khawatir tanpa dia sadari dia bertabrakan bahu dengan seorang wanita.

"Ah chuseong-haeyo" lisa menunduk dan menatap wanita yang hanya membalasnya dengan senyum dan langsung pergi.

"Aku seperti mengenalnya" lisa tampak berpikir keras dan mengangkat bahunya.

Sesampainya di depan apartemen jiyong, lisa langung masuk setelah menekan sederet angka.

Keadaan apartemen jiyong masih seperti terakhir dia berkunjung, lisa tersenyum dan segera menuju kedapur untuk menyiakan bubur pemberian seungri.

Tok tok tok

Tidak ada suara, lisa masuk dan melihat jiyong yang tengah berbaring sambil menutup matanya dengan tangan.

"Kenapa kau belum pergi? Aku sudah menyuruhmu pergi" lisa mengerutkan keningnya dan menatap jiyong yang belum membuka matanya, awalnya lisa pikir jiyong mengigau tapi kalimat berikutnya membuat lisa yakin ada yang tidak beres.

"Apa kau tidak punya malu atau sopan santun? Aku sudah mengusirmu tadi dan tidak membutuhkanmu" lisa mentap jiyong dan berjalan menaruh bubur itu di meja pinggir tempat tidur.

"Makanlah, seharusnya jika oppa sakit katakan padaku. Aku akan pergi setelah oppa menghabiskan bubur itu" jiyong menurunkan lenganya dan menatap lisa dengan terkejut. "Mwo? Makanlah. Setelah itu aku akan pergi"

Just OrdinaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang