CHAPTER 5: kau...?

18 0 0
                                    

Malam yang begitu sunyi, Makoto mulai bisa beristirahat setelah di beri obat tidur padanya.
.
.
.

Dan tiba-tiba seseorang membuka jendela dan memasuki sebuah ruangan Makoto.

Dan itu adalah ira

"Ya aku tahu ini bodoh, cuma aku tidak bisa bertarung adanya kau, mungkin ini akan menyakitkan, aku suntikkan ini padamu" ucap ira

Ira langsung menyuntikan sebuah obat penawar yang tidak sengaja di buat oleh bel dan ira telah mencuri penawar racun tersebut dari bel, makoto hampir terengah-engah dalam rasa sakit yang luar biasa tubuhnya semakin resah.

Setelah selesai ira langsung pergi karena mengetahui akan ada yang datang ke ruangan ini, tampa di ketahui makoto agak sadar dan melihat sosok yang datang, makoto mengeluarkan satu kata saat dia pergi.

"Ira...?"

Makoto langsung terkejut melihat ira namun dia sudah pergi jauh dari jendela.

.
.

.
.
.
.
Pagi tiba..

Seperti biasa mereka datang untuk melihat kondisi Makoto yang di rawat di rumah sakit.

Kebetulan ibu rikka sedang memeriksa kondisi Makoto, daby tampak khawatir kali ini ia dalam bentuk manusia juga para peri lainnya.

Saat keluar....

"Ibu bagaimana kondisinya" ucap Rikka

"Dia masih lemah" ucap ibu Rikka

"Apa sudah menemukan penyakitnya?" ucap Rikka

"Tidak, dia tidak ada tanda-tanda penyakitnya tapi Makoto sangat menderita karena itu dia tidak bisa makan dan tidur" ucap ibu Rikka

"Apa boleh melihatnya" ucap mana

"Iya silakan" ucap ibu Rikka

Mereka memasuki ruangan, mereka melihat Makoto yang masih lemas dan terbaring lemah, beberapa hari ini Makoto belum bisa makan dan tidur.

"Bagaimana kondisi kamu yang sekarang" ucap Rikka

"Aku merasa tulang saya hancur dan berubah menjadi yang baru, saya ingin tidur"ucap Makoto terengah-engah dan suaranya sangat tenang.

"cobalah untuk tenang dan rileks"ucap Rikka

"Terima kasih" ucap Makoto serak

Matanya mulai menutup dan beberapa saat makoto sudah tidur dengan tenang.

"Makoto?" ucap aguri

"Tenang, jangan khawatir dia baik-baik saja biarkan dia beristirahat dengan tenang" ucap ibu Rikka

Mereka seperti bisa menunggu di ruangan ini.

"Kita hampir saja kehilangan makopi bukan?" ucap mana

"Iya, tapi sekarang dia sudah ada bersama kita lagi" ucap Rikka

"Aku jadi khawatir dengannya" ucap aguri

"Kondisinya juga masih sangat kritis" ucap alice

"Kita harus menemukan penawarnya" ucap mana

"Itu tidak mungkin mana?" ucap Rikka

"Kalau mereka membuat racun mana mungkin mereka tidak membuat penawarnya" ucap mana

"Tapi itu mustahil" ucap Rikka

"Kalian gak perlu ke mana-mana"

Seseorang yang tiba-tiba datang dari jendela rumah sakit.

"Ira!" ucap semua

"Kau mau apa kesini?" ucap Rikka

"Kalian gak usah berubah, aku kesini tidak melakukan apa-apa" ucap ira

"Apa maksudmu kami gak usah kemana-mana?" ucap Rikka

"Kalian tahu racun yang ada di tubuh teman kalian, itu sudah menyebar kemana-mana dan seseorang telah memberikan penawarnya padanya" ucap ira

"Kau serius?" ucap Rikka

"Tentu kenapa tidak kamu tidak dengar yang di katakan oleh ibumu sendiri?" ucap ira

"Benar sih" ucap Rikka

"Cuma ada masalah" ucap ira

"Apa itu?" ucap aguri

"Racun yang di buat oleh bel itu cukup mematikan namun penawar itu sangat lambat jadi tidak seimbang dengan efek racun dengan penawarnya itu bearti penawarnya efeknya berlangsung lambat" ucap ira

"Jadi.." ucap Rikka

"Iya, karena racun itu sudah terlanjur menyebar kemana-mana dan sudah berlangsung lama maka itu bisa membahayakan jantungnya" ucap ira

"Apa" ucap mereka

"Ush Teman-teman tolong jangan berisik lihat" ucap aguri

Mereka melihat Makoto sedikit terganggu tidurnya tapi pada akhirnya makoto mulai tenang adanya daby yang mengelus kepalanya.

"Ira penawar itu..di mana?" ucap Rikka

"Sayang penawar itu di pegang oleh bel jadi sulit" ucap ira

"Apa yang terjadi bila racun itu terlalu lama?" ucap mana

"Aku pernah dengar dari bel sebelum dia melancarkan racun itu siapa yang terkena racun itu maka akan mengalami gangguan jantung namun semakin lama maka itu bisa mengakibatkan cukup fatal yang akan terjadi pada ingatannya" ucap ira

"Jangan-jangan yang kamu maksud adalah" ucap Rikka

"Dia akan kehilangan ingatan" ucap ira

Mereka semua shock mendengar kabar ini.

"Ira...bagaimana bisa begitu tolong bantu kami ira" ucap Rikka

"Ira aku tidak ingin Makoto kehilangan ingatannya, kami hampir kehilangannya dan sekarang ingatannya" ucap mana

"Aku tidak bisa berbuat apa-apa tapi kalian gak usah khawatir" ucap ira

"Tentu saja kami semua khawatir pada Makoto" ucap alice

"Semalam aku mencuri penawar dari bel" ucao ira

"Apa!" ucap mereka

"Iya lalu aku menyuntikan itu padanya" ucap ira

"Kapan?" ucap mana

"Pada Malam hari" ucap Makoto yang tiba-tiba bangun dari tidurnya yang suaranya masih serak.

"Makopi!" ucap mana

"Kau tahu dari mana padahal kau itu tidurkan?" ucap ira

"Semalam aku terbangun setelah aku merasakan ada yang menusuk di kulitku dan kamu keluar sudah cukup jauh" ucap makoto serak

Tiba-tiba Makoto merasakan sakit di dadanya.

Makopi!

"Makoto" ucap daby

Tiba-tiba ibu Rikka datang.

"Apa yang terjadi" ucap ibu Rikka

"Ibu makoto dia merasa sakit di dadanya" ucap Rikka

"Tenang ibu akan pasangkan
vatilator padanya" ucap ibu Rikka

Beberapa menit kemudian Makoto mulai tenang.

"Ibu bagaimana ke adaannya" ucap Rikka

"Tenang dia pasti kelelahan" ucap ibu Rikka

Mereka semua merasa legah...

"Ya sudah ibu keluar dulu" ucap ibu Rikka

"Baiklah ibu" ucap Rikka

.
.
.
.
.

Bersambung....

pengorbanan dari makoto/cure sword (doki-doki precure)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang