“Gre”
“Gege”
“Gracia”
“Bocah”
“Alay”
“Gendut”
“Jelek”
“Greeeeeeeeeeeeeee”
“Kamu kemana sih?”
“Bales chat.ku”
“Jangan cuma di read doang”
“GREEEEEEEEEEEEEEEE”
“Huft”
“Sibuk banget yaa?”
“Kalau udah ngga sibuk bales chat.ku ya”
“Jangan lupa makan ya Ge, vitaminnya diminum!”
Aku hanya memandangi chat dari ci Shani tanpa berniat membalasnya. Aku masih enggan dan butuh sendiri. Kejadian semalam setelah latihan membuat moodku memburuk sampai saat ini.
Sedari pagi aku hanya bermalas-malasan di tempat tidur. Hari ini tidak ada kuliah dan teather, tapi ada latihan nanti malam.
Latihan.
Huft.
Kalau boleh, aku tidak ingin bertemu siapapun hari ini. Terlebih yang membuat moodku berantakan sampai sekarang. Tapi latihan adalah tanggung jawab yang tidak bisa aku tinggalin gitu aja.
Harusnya tidak seperti ini. Ci Shani bukan siapa-siapaku, kita dekat tapi hanya sebatas sahabat. Hak ci Shani kalau dia ingin pulang ataupun pergi dengan orang lain.
Tapi kenapa sesakit ini?
Aku ngga rela.
Okay Gre! Lebih baik bangun, mandi dan bersiap pergi latihan. Memikirkan ci Shani hanya akan menambah sesak. Soal nanti ketemu dia di teather itu urusan nanti. Semangat!
Dan setelah selesai dengan semua persiapan, disinilah aku. Duduk di depan rumah menunggu mobil online yang ku pesan. Papa dan Mama tidak ada yang bisa mengantarku. Biasanya kalau mereka ngga bisa nganter ci Shani akan menjemputku.
Ci Shani lagi…
Huaaaaa…. Kenapa hidupku ngga pernah lepas dari dia?
Apa aku terlalu bergantung sama dia?
Gre.. kamu harus belajar mandiri.
Ku masuki ruang latihan dengan lesu, tanpa berniat membuat keributan seperti biasanya.
“Gre sehat?”
“Tumben diem tuh bocah.”
“Jangan-jangan kesambet nih anak.”
Dan masih banyak lagi sapaan yang tidak aku hiraukan.
“Aku baik-baik aja kok.” tersenyum meyakinkan mereka.
Duduk dipinggir ruang latihan, menekuk lutut dan membenamkan kepalaku di lipatan tangan diatas lututku. Rasanya malas untuk sekedar mengobrol atau pun bercanda dengan yang lain. Sepertinya moodku benar-benar buruk hari ini, bahkan untuk sekedar menyapa fans di twitter.
Cess…..
Aku merasakan dingin di salah satu lengan yang ku gunakan untuk menumpu kepalaku. Kuangkat kepalaku untuk melihat apa yang masih menempel di lenganku.
Es krim?
Kuarahkan pandangan kepada pelaku yang menempelkan es krim di lenganku.
Ci Shani.
“Aku ngga tau apa yang bikin kamu mengabaikan semua chat aku dan bikin kamu diem kayak sekarang. Tapi yang aku tau es krim selalu bisa mengembalikan mood jadi lebih baik”
Dia menyodorkan es krim yang dipegangnya, yang kuterima dengan diam.
“Aku minta maaf kalau udah bikin salah, tapi tolong. Lain kali bilang kalau aku salah, aku ngga suka kamu diemin.” Tersenyum manis membelai rambutku lembut.
Aku jatuh semakin dalam.