Selesei membersihkan diri dan mengganti pakaianku dengan baju tidur, aku segera keluar dari kamar mandi. Sedikit bingung saat melihat kearah ranjang kosong yang sedikit berantakan.
"Kemana dia? "
Aku memperhatikan sekeliling kamar, sampai akhirnya menemukan pintu balkon yang terbuka. Aku pun berjalan perlahan menghampiri seseorang yang tengah menatap langit malam. Terlihat sendu.
"Ngapain disini hmm?" aku menyusupkan kedua tanganku di pinggangnya, menariknya kepelukanku. Dia menggelengkan kepalanya dan menarik kedua tanganku, mengeratkan pelukanku.
"Cuma pengen liat bintang aja kok Ci... "
"Bintang? "
Malam ini mendung dan langit sangat gelap.
"Ada yang kamu pikirin." ini bukan pertanyaan tapi pernyataan.
"Ngga ada kok Ci.. Beneran dehh.. " dia kembali menggeleng dipelukanku.
Aku meraih pinggangnya dan membalikan tubuhnya, kembali memeluk pinggangnya mencegahnya menjauh dariku.
"Ada apa hmm? Jangan bilang ngga ada apa-apa karna aku ngga akan percaya, kamu terlalu mudah untuk dibaca Ge.. "
"Ci.. A..ku.. " aku mengecup keningnya lembut, untuk meredakan sedikit kegugupannya. Aku tidak tau apa yang membuatnya seperti ini tapi aku bertekad untuk mengetahuinya, karna aku tidak suka melihatnya bersedih. Dia terlihat menarik nafas dan menghembuskannya pelan.
"Ci.. Apa ini salah?"
"Apanya yang salah?"
"Hubungan kita.. " dia sedikit mengecilkan suaranya saat mengatakannya.
Aku pun mulai paham apa yang membuatnya seperti ini. Memang belakangan ada beberapa fans yang mulai membicarakan tentang kedekatan kami. Dan mereka pun menduga-duga seperti apa hubungan kami sebenarnya.
"Bagaimana menurutmu sendiri Gre? Apa ini salah? Apa menurutmu cinta ini salah?" dia menatapku sendu tapi kemudian menggelengkan kepalanya pelan.
"Aku ngga ngerasa ini salah, kita ngga bisa nentuin sendiri kemana hati berlabuh.. Tapi.... " aku masih menunggu kata-kata selanjutnya.
"Tapi menurut agama ini salah." dia memejamkan matanya setelah mengucapkan kalimat terakhirnya. Dan setetes air mata bergulir mengalir dipipinya. Ku hapus air matanya dengan lembut, tanpa membalas ucapannya. Memilih untuk memandingi wajah cantik yg masih terpejam kedua matanya. Sampai akhirnya dia membuka kembali kedua matanya.
"Aku ngga akan membenarkan atau menyalahkan, karna kita sama-sama sudah tau dimana bagian salah dan benarnya. Aku mencintaimu Gre, itu benar juga salah. Tapi aku hanya berusaha memaknai ini sebagai sebuah cinta dan bukan sesuatu yang dipersalahkan." aku menangkup kedua pipinya, mengusapnya pelan.
"It's not right baby, but it's okay"
"Ini baru awal sayang nantinya bakalan lebih banyak lagi batu sandungan yang akan kita hadapi, kalau kita berkomitmen untuk mempertahankan hubungan kita. Tinggal sekarang kamu mau bertahan atau pergi?"
"Gre ngga mau pisah sama Ci Shani" Gre menatapku sendu.
"Kalau gitu tetap disisiku, kita hadapi semuanya sama-sama." dia tersenyum menganggukan kepalanya dan memelukku.
"Love you Ci Shani... "
"Love you more dear.. "
*****
Nggg 👉👈 holla ✋