Shani

3.2K 280 25
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.






“Ini pesanannya neng.. “

“Eh iyaa.. Makasih mang, ini uangnya.”

Setelah membayar aku langsung kembali ke mobil dan melanjutkan perjalananku menuju ke rumah kesayanganku. Setelah menutup telpon tadi aku memutuskan untuk membeli martabak kesukaannya, aku yakin dia pasti lapar setelah kegiatan teather hari ini.

Aku tidak ikut kegiatan teather hari ini karna ada kegiatan lain. Sehari tidak melihat wajah menyebalkannya terasa ada yang kurang untukku.

Merindukannya?

Pasti!

Karna hanya dia yang selalu bisa membangkitkan semangatku saat mulai surut, hanya dengan melihatnya tersenyum tanpa dia harus melakukan apa pun itu cukup bagiku.





Aku memarkirkan mobil di halaman rumah yang terlihat sepi, tentu saja ini sudah menjelang pagi aku saja yang tidak tau diri bertamu di tengah malam seperti ini. Hanya karna merindukan gadis bergingsul yang selalu bisa membuatku melakukan apa saja untuknya.


Belum aku sampai di depan pintu rumah dan mengetuknya, seseorang terlebih dahulu membukanya. Dia pun tersenyum ramah saat aku sampai dihadapannya.

“Selamat malam neng Shani.. “ sapanya sembari mempersilahkan aku masuk.

“Malam menjelang pagi bi Karsih… Kok yang buka pintu bibi? Shani tadi udah pesen sama Gre loh bi?” tanyaku.

“Kebetulan bibi belum tidur neng.. Trus non Gre minta tolong karna liat bibi belum tidur neng.”

“Oh gitu… Trus Grenya mana bi?”

“Non Gre tadi bilang mau mandi, katanya neng Shani kalau udah sampai langsung masuk ke kamar aja.”

“Mandi? Jam segini? Yaampun anak itu.”

“Tadi bibi juga udah ngingetin neng, tapi non Gre bilang dia gerah makanya mau mandi. Tadi sih udah bibi bilangin suruh pake air anget mandinya neng, biar ngga masuk angin.”


“Hhhh… Yaudah bi.. Aku ke kamar Gre yaa… Oh iyaa ini buat bibi.. Makasih ya bi udah bukain pintu.” ku berikan salah satu bungkusan martabak yang aku beli tadi, karna aku memang sengaja membeli dua bungkus tadi.

“Wahhh… Makasih neng.”


“Sama-sama bi… “


Aku langsung menuju kamar Gre setelahnya, aku tidak menemukan sosoknya saat masuk ke dalam kamarnya. Tapi aku mendengar suara gemericik air dari kamar mandi, belum selesai mandi sepertinya.

Ku letakkan barang-barang yang ku bawa diatas meja disebelah ranjang milik Gracia, dan duduk diatas ranjang. Kuambil bantal dan kuletakkan dibelakang punggungku, dan menyandarkan tubuhku disana. Melepaskan sedikit rasa lelah setelah kegiatan seharian ini, kupejamkan mataku menikmati rasa nyaman yang kurasakan.


Ceklek.


“Ci Shani.. ?”

“Ini beneran ci Shani kan? Ci… ?

Aku masih tidak menjawab, masih nyaman memejamkan mataku.


“Ci Shani… Ini beneran cici kan? Jangan bikin Gre takut iihhhh…. “


Aku pun membuka mataku mendengar nada merengek darinya, hanya bisa tersenyum dan menggeleng dengan pikiran ajaibnya. Memang siapa lagi coba? Mana ada hantu cantiknya kayak aku? Ngga ada kan? (Iyain aja udah *sambil ngangguk”*)


Aku memilih merentangkan kedua tanganku dari pada menjawab pertanyaan yang tidak jelas darinya. Ragu-ragu dirinya memelukku. Tapi begitu dia mendapati bahwa yang dipelukannya ini benar-benar aku, dia makin mengeratkan pelukannya.

“Ci...kangeeeen...” rengeknya manja sambil ndusel-ndusel dan menghirup dalam leherku, membuat bulu kudukku meremang.

“Iya aku juga kangen sama kamu Gre.” Balasku sambil menghirup aroma anggur yang bersumber dari pucuk kepalanya yang masih sedikit basah.

Dia pun melonggarkan pelukannya dan menengadahkan kepalanya demi menatapku. Tangannya yang dingin menangkup kedua sisi wajahku. Matanya menatapku sayu dengan sedikit air mata yang menggenang di pelupuk matanya.

“Aku beneran kangen sama ci Shani.” Ucapnya lirih, bisa kurasakan seberapa rindunya dia padaku dari sorot matanya. Tak tahan, akhirnya ku kecup perlahan dan penuh perasaan bibirnya yang sedikit pucat. Dia pun hanya memejamkan mata dan mengimbangi ritme ciumanku yang makin menuntut.

“Sekarang khan aku ada disini Gre, cup mmmh...dan aku milikmu sepenuhnya malam ini.” Kataku disela ciuman kami.

“Ci...mmmhh...aku cinta kamu...mmmhh...” Balasnya dengan pagutan yang makin liar.

Malam ini pun kami isi dengan saling memberi kenikmatan, meluapkan semua rasa rindu yang menyesaki dada dengan saling bertukar ciuman dan sentuhan hingga engahan juga erangan kenikmatan menggema memenuhi kamar Gracia hingga pagi menjelang.

Tbc.



Bersiap menenggelamkan diri*

See you again 😘

Jan kangen yak 😘

All About UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang