KCB Suby Ina

6.1K 304 12
                                    

~~~
"Disini datar aja atika, biar nanti waktu giliran kamu selanjutnya, kamu gak kehabisan suara".

Ustazah zur terus mengarahkan atika.
20 menit sudah ustazah zur dan atika duduk di ruang multimedia.

"Assalamualaikum...."

"Waalaikum salam...",jawab atika bersamaan dengan ustazah zur,
Sambil melihat ustad jafar yang arkan yang masuk kedalam ruangan.

"Jadi gimana ustazah, atikanya sudah beres?", tanya ustad jafar yang mendapat anggukan dari ustazah zur.

"Arkan... kamu bicara sama atika dulu ya... sebagai pemanasan, biar nanti gak gugup, ustad mau membicarakan tentang beberapa proposal dengan ustazah zur diluar", ucap ustad jafar, sambil menoleh kearah ustazah zur.

Ustazah zur bangkit memghampiri ustad jafar dan arkan," mari ustad...", ucap ustazah zur sopan.

Lalu merekapun berlalu.

Dan tinggallah atika dan arkan dalam ruangan besar itu.

"Atika..."

Atika mendongak, jantungnya sedikit tersengat ketika mendapati arkan telah duduk dihadapannya.

"Eh akhon...", atika tersenyum ramah,jujur... ia sedikit canggung.

"Atika anak 4 lama kan?", tanya arkan basa basi.

"Ah,iya!", atika tak tau mengapa jantungnya seperti maraton begini
'Ya Allah, ini jantung kenapa lagi?'

"Atika ikut madrasah singer? Emang atika bisa nyanyi? Suara atika emangnya bagus?"

Sederet pertanyaan tersebut berhasil membuat atika terkejut.

Sontak atika memicingkan matanya, "akhon mau ngina? Ngeremehin? Atau apa?", nada atika terdengar sinis.

"Gak....akhon cuma penasaran, kenapa bisa atika yang dipilih madrasah singer", ucap arkan santai tanpa menyadari hawa panas yang telah terbentuk disekitar mereka.

"Akhon ngina ya! Ana udah jadi vocalis nasyid dari kelas 1 sampai sekarang...!"
Atika membela diri, bahkan nada bicaranya sudah mulai meninggi.

Namun, arkan bukannya berhenti, ia malah tersenyum jail, "oh ya?", tanyanya.

"Aiisss.... liat aja nanti!", geram atika.

Jujur saja, arkan sedari tadi telah menahan tawanya, ia benar benar tak menyangka respon atika sampai segitunya.

'Aku pikir kamu itu gunung es permanet, ternyata kamu mudah mencair...'
Arkan tersenyum dalam diamnya.

"Akhon kelas berapa?"

Arkan sedikit tersentak mendengar pertanyaan atika.

"Atika gak tau akhon kelas berapa?", tanya arkan sedikit tak percaya.

"Enggak...", atika menggeleng polos.

"Ya Allah atika... akhon anak 5 lama, masa atika gak tau", arkan benar benar heran dengan gadis yang berada dihadapannya sekarang.

"Emang ana harus tau ya?"

"Ya harus lah, secara akhon ini ketua umum OSMAM, akhon vocalis nasyid dan.... setiap semesternya akhon selalu ngambil juara umum!", greget arkan frustasi.

"Oh ya? Kok ana gak kenal ya, padahal ana OSMAM junior, ana juga vocalis nasyid, dan ana juga ngambil juara umum setiap semesternya! Berarti akhon emang gak terkenal!"

Aghhh! Cukup! Arkan audah sangat frustasi.
Ia membuka pecinya sesaat, agar kepalanya tidak terlalu panas, kemudian ia menggunakannya kembali.

"Dan satu lagi, ana gak percaya akhon vocalis nasyid, dan kenapa bisa ustad jafar milih akhon untuk ikut madrasah singer....", tutur atika dengan nada agak cepat.

Namun, kali ini arkan telah sadar, bahwa atika sedang memancing emosinya.

Dengan santai arkan bangkit dan berkata.

"Liat aja nanti!"

"Assalamualaikum....", arkan dan atika langsung menoleh kearah pintu, dan mendapati ustad jafar dan ustazah zur masuk.

"Waalaikum salam", jawab mereka sopan.

"Yaudah atika, arkan... langasung dimulai ya...", perintah ustad jafar.

Arkan dan atika mengangguk serentak.
Musik telah terputar, arkan melirik kesamping dan mendapati atika sedang menatapnya dengan tatapan menantang dan arkan membalas dengan senyum liciknya.

Dan sekaranglah giliran atika bernyanyi.

Bertasbihlah cinta... terukir dihatiku,seindah samudra senja berkilau membentang....

Jujur, arkan tak terkejut mendengar suara merdu atika.
Sebenarnya, arkan telah mengenal atika sejak 4 tahun yang lalu.

Arkan sering melihat atika tampil bernyanyi di berbagai ajang perlombaan.

Apalagi, ketika arkan sadar bahwa atika adalah rival terberatnya dalam meraih peringkat juara umum 1.

Cinta yang sejati, yang tersandar dihati, berlabuh menepi satukan karna ilahi....

Arkan melirik atika sesaat, dan sekarang giliran arkan bernyanyi.

Malam penuh doa... penawar rindu kasih, munajatkan maha cinta, diatas cinta....

Atika tersentak mendengar suara itu,
'Ya Allah, suara nya bagus banget...' batinnya keras.

Jika memang takdir, cinta pasti bertemu....

Atika tersadar dari ocehan batinnya, ini saatnya dia dan arkan bernyanyi bersama.

Meski kau dan aku ada di ujung dunia....

Disitulah tatapan mereka bertemu.
jantung atika makin tidak karuan kala ia menangkap senyum lembut arkan.

Ketika cinta bertasbih bagai cahaya tak bertepi... anugerah terindah itu yang kuimpikan, harapan ku tambatkan disetiap sujud malamku, tuhan bimbing cintaku.... cinta karna ilahi....

Arkan dan atika sama sama terdiam setelah mereka menyelesaikan liriknya.

Sesaat kemudian, terdengarlah tepuk tangan dari ustazah zur dan ustad jafar.

"Subhanallah.... ini indah sekali...", ucap ustad jafar.

Namun, arkan dan atika tak bergeming.
Atika merasakan desiran aneh di dalam dadanya.
Ia merasakan, setiap bait pada lagu itu merupakan sebuat doa.

'Pertanda apa ini ya Allah?'
Batinnya bertanya.

~~~

Hy gusy ... don't be silent readers...
Vote and comment please...

Ney icut love selalu...😚😘😙

BainanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang