Saat Pertama Mengenal Bintang

5.4K 299 6
                                    

***
Tepat jam 8 malam atika sampai diparkiran rumah sakit terbesar di kota Medan.

Perjalanan Pidie Jaya - Medan yang menguras waktu selama 12 jam membuat atika sangat kelelahan.

Saat ini atika dan kedua kakaknya sedang berjalan menyusuri koridor rumah sakit untuk menuju keruang inap ibu mereka.

"Assalamualaikum...", ucap mereka bertiga kala membuka pintu kaca itu.

"Waalaikum salam...", terdengar jawaban dari pasangan paruh baya yang telah menunggu sedari tadi.

"Mimiiii.....!!!!", atika langsung berlari memeluk ibunya yang sedang berbaring.

"Mimi... mimi gak papa kan?", bukannya menjawab, aliya. Ibu atika malah terkekeh melihat anak bungsunya.

"Mimi gak kenapa napa, mimi udah sehat kok", ucapnya jujur.

"Atika rindu mimi...",rengek atika manja.

Aliya tersenyum lagi, "mimi juga rindu sayang..."

"Ekhemm... gak ada yang rindu sama ayah nih?"

Atika tersentak mendengar suara itu, lalu ia berbalik dan mendapati arsyad, ayahnya sedang tersenyum kearahnya.

Atika juga tersenyum dan berjalan perlahan mendekati ayahnya.

"Atika juga rindu kok sama ayah!"

Ucapan atika membuat arsyad gemas dan langsung memeluk putrinya itu.

"Keadaan mimi gimana?", tanya asyraf pada aliya.

"Udah membaik belum?", lanjut ayyas.

"Menurut kalian lihat? Kalian berdua kan dokter... masa gak tau gimana keadaan mimi"

Ucapan aliya sontak membuat atika dan arsyad menertawai dua pemuda yang memiliki umur terbilang sangat dekat itu.

"Ya ampun mi... asyraf serius"
Aliya malah tertawa melihat ekspresi kesal dokter spesialis saraf berumur 24 tahun itu.

"tanya aja tuh sama ayah...", tunjuk aliya dengan matanya.

Asyraf dan ayyas langsung menoleh kearah ayahnya.
Arsyad tersenyum,"dokter bilang keadaan mimi udah stabil, mungkin sekitar 2 hari lagi udah boleh dibawa pulang ke Aceh".

Mendengar itu, asyraf dan ayyas bernafas lega

"Atika... kesini nak, mimi mau bicara", panggil aliya, atika menurut saja dan menghampiri ibunya.

"Iya mimi... ada apa?", tanya atika sambil menyelimuti ibunya.

"Keluar yuk... mimi mau liat bintang"

"Gak boleh mi... angin malam gak baik untuk kesehatan mimi", atika mengingatkan.

"Yaudah, buka tirai jendelanya, biar kita lihat bintang bareng bareng...", perintah aliya.

Atika langsung bangkit dan berjalan menuju jendela besar itu, dan menggeser tirai gorden hingga menampakkan gemerlap langit malam dan kelap kelip lampu lampu di kota Medan.

Disisi lain, arsyad, asyraf, dan ayyas telah keluar dari ruangan agar tidak mengganggu waktu dua bidadari dalam keluarga mereka.

Atika kembali duduk disamping ibunya, "lihat sayang... bintang itu cantik kan"

"Iya mi... cantik, mimi suka bintang ya?", tanya atika polos.

"Iya mimi suka bintang...", jawabnya sambil tersenyum.

Atika menatap aliya,"kenapa mimi suka bintang?"

Aliya tersenyum lagi.
"Karena.... bintang itu selalu ada, hanya saja ia jarang menampakkan diri. Bintang itu penghias langit malam yang polos, dan tanpa bintang.... bulan pasti kesepian"
Jelas aliya panjang.

BainanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang