Keberuntungan Yang tak Diharapkan

5.1K 275 1
                                    

***
Seperti Bilqisah dan Sulaimaniah
Dimana cerita takdir tak pernah tertebak oleh logika manapun.

Seperti Ali dan Azzahra
Dimana cinta dalam diam takperlu khawatir, cukup tersimpan dalam hati, karna sebesar apapun benteng pemisah, bila sudah takdir cinta tetap menyatu.

Seperti Laila dan Qais
Dimana takdir cinta didunia tak selamanya indah, namun takdir cinta telah menjemput kebahagiaan diakhirat sana.
                                        ~AAA~

15 menit sudah atika bergelut dengan buku jurnalnya.
Saat ini ia sedang berada dikursi panjang didepan gedung sekolah.

Sebentar lagi testing Debat Ilmiah akan dilaksanakan, disaat semua orang sibuk membaca buku panduan yang mereka miliki, berbeda dengan atika.

Sedari tadi ia sibuk menulis di lembaran buku pemberian Almarhumah ibunya itu.

'Feeling mimi atika akan menemukan cinta pertama atika ketika atika berumur 15 tahun'

Atika kembali mengingat perkataan ibunya 3 tahun silam.

2 bulan yang lalu umur atika genap 15 tahun. Atika setahun lebih muda dari teman selayarnya.

Ini dikarnakan atika setahun lebih cepat masuk sekolah dibandingkan anak anak seusianya.

Atika masih bingung, sebenarnya yang ia rasakan itu apa, cintakah? Atau hanya sekedar ketertarikan sesaat?

Namun, ini benar benar getaran aneh yang baru baru ini ia rasakan, dan getaran itu selalu datang kala itu berkaitan tentang arkan.

"Atika... ikut testing juga?"

Atika menganggkat pandangannya dan mendapati mutia sedang berjalan kearahnya.

"Iya nih...", jawab atika sambil tersenyum.

"Tumben ngikut, paksaan lagi?"
Ucap mutia sambil mengambil posisi di samping atika.

Atika tersenyum dan mendehem sebagai jawaban. Mutia terkekeh saja.

"Ukhtiii... ukhti... masuk masuk......!!!"

"Eh atika... masuk yuk, kayaknya mau dimulai...", mutia menyenggol lengan atika sambil langsung bangkit.

Atika dan mutia bergegas masuk kedalam kelas. Di dalam kelas telah ada belasan murid putri yang tampak antusias untuk mengikuti testing Debat Ilmiah ini.

Atika menatap bingung, sebenarnya apa yang mereka harapkan dari even ini? Pikir atika heran.

Atika berjalan santai kearah bangku kosong yang terletak dipojokan.
Disana telah ada kakak kelasnya yang akan mengikuti testing juga.

"Hai atika...", sapanya ramah.

"Hai ukhti fathia", jawab atika datar.

Atika langsung duduk dikursi tepat disamping fathia. Atika mngedarkan pandangannya keseluruh penjuru ruangan. Tampak bermacam macam ekspresi tegang dari para murid.

"Atika... ini soalnya ya... tolong diisi biodatanya dengan lengkap!", ucapan itu sontak membuat atika mendongak.

Ternyata murid senoir kelas 6 yang sedang memberikan lembaran soal kepada atika.

Atika membalas senyum sambil mengangguk. Dengan telaten atika mulai menggerakkan pulpennya diatas kertas putih itu.

Abjad abjad mulai tercoret hingga membentuk beberapa kalimat yang dianggap atika sebagai jawabannya.

Walaupun ia bersikeras tak mau belajar, namun ia juga berusaha untuk menjawab pertanyaan yang ada di lembar soal tersebut.

15 menit berlalu.

BainanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang