Hari Wisuda

4.2K 239 11
                                    

***

--Every Falls is Hurt--

***

"Selanjutnya,Ananda Teuku Arkan Alfansyah Bin Teuku Zidan Mikail. Tempat,tanggal lahir, Aceh Timur,enam maret"

Nama arkan dipanggil untuk naik kepodium utama, arkan berjalan sopan hingga kehadapan kepala yayasan sambil sedikit menunduk untuk disematkan sebuah mendali kepadanya. Selanjutnya arkan kembali berjalan melewati seluruh pembesar dayah dan langsung turun dari podium.

Arkan kembali ketempat duduknya, yang kebetulan disamping wahyu, karna absen mereka berurutan.

"Kapan mau ngomong sama atika?",tanya wahyu sambil membenarkan kerah toganya.

"Habis ini, kayaknya anak departemen bahasa penerimaan tamu deh. Tapi ana kok gak liat dia ya dari tadi", risau arkan.

"Ah, macam gak tau atika gimana. Mana mau dia nampain diri. Ya harus dicari dulu", ucap wahyu logis.

Arkan hanya diam mengerti. Ia benar-benar tak sabar untuk berjumpa dengan atika. Jika tidak hari ini, entah kapan lagi ia akan bertemu dengan gadis itu. Apalagi arkan sudah memutuskan untuk melanjutkam sekolah kemana.

Ia memutuskan untuk mengambil beasiswa Management Bisnis ke negeri Paman Sam. Amerika.

Selain untuk mengungkapkan perasaannya, anggaplah ini sebagai ajang pamitan. Karna arkan sendiri tak tau kapan akan kembali, atau bahkan tak pernah kembali lagi.

Acara wisuda selesai, arkan dan dua sahabatnya berjalan menuju meja penerimaan tamu.

"Teuku, si salsa jadi datang gak?",tanya putra.

Arkan memainkan ponselnya,"katanya, sebentar lagi sampai"

"Atika mana sih?",wahyu menerawang sekeliling.

"Coba ana tanya si raisa dulu ya", ucap wahyu sambil mendekati sang ketua bahasa. Raisa.

Arkan dan putra juga ikut mengekor dibelakang wahyu.

"Ukhti...", panggil wahyu membuat raisa menoleh.

"Ini raisa kan?", wahyu tampak memastikan.

Raisa mengangguk,"iya akhon, kenapa?"

"Atikanya mana ya? Kok dari tadi gak nampak. Akhon arkan nyariin nih", tanya wahyu to the poin.

"Atika nya pulang akhon", jawab raisa.

"Hah, pulang? Kenapa pulang?",wahyu menoleh kebelakang menatap arkan yang tampak terkejut.

Raisa tampak gelagapan karna tatapan arkan tampak gelap tak terbaca.

"Aaa... lusa atika akan ikut olimpiade, ja--jadi dia minta cu--cuti", raisa menyelesaikan kalimatnya dengan susah payah.

"Yaudah, syukran ya infonya", putra langsung mengakhiri dan bergegas menuntun wahyu dan arkan untuk menjauh.

Arkan mengusap wajahnya frustasi,
"Ck! Kenapa harus pulang sih!", geram arkan sambil bertompang pinggang.

BainanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang