Chapter 7:
Arhanitya new versi:
BUDAYAKAN VOTE SEBELUM MEMBACA.
Gracias.
***
"Malam ini mama pulang, balik jangan langsung main. Nanti gue jemput." ujar Hisyam ketika adiknya itu hendak keluar dari mobilnya.
Hani mengurungkan niatnya untuk keluar dari mobil, lalu menatap abangnya itu dengan bingung, "papa gak pulang, bang?"
"Enggak. Papa masih ada urusan. Mama pulang karena kangen sama gue." Hani memasang wajah ingin muntah ketika mendengar jawaban dari Hisyam.
"Udah ah sana keluar, sebentar lagi bel masuk." Hisyam mendorong bahu Hani membuat gadis itu menatapnya kesal.
"Gak usah dorong-dorong!" kesal Hani membuat Hisyam terkekeh kecil.
***
"Pagi, pak." sapa seluruh murid 11 IPA 3 ketika Pak Harto - guru fisika - memasuki kelas.
"Siapkan kertas selembar." ucapan itu membuat seluruh murid 11 IPA 3 mengembuskan napasnya pasrah.
Lagi-lagi, Pak Harto mengadakan kuis dadakan. Dan parahnya lagi, beliau meminta kepada semua murid untuk menyimpan tas dan buku-buku yang ada di kolong meja untuk di kumpulkan di depan kelas, bahkan guru itu menyita murid yang membawa handphone membuat peluang mereka menyontek sangat kecil.
Arhan menguap beberapa kali sambil memandang kertas jawaban dihadapannya yang masih kosong. Dirinya benar-benar tidak tahu harus menggunakan rumus apa untuk menjawab 15 soal ini.
Karena cuma dirinya yang tidak mengumpulkan handphone, dengan hati-hati, Arhan mengeluarkan handphone disaku nya lalu membuka aplikasi google dan jarinya mengetik kalimat dan angka yang ada pada soal. Senyumnya mengembang ketika mendapatkan jawaban, dengan cepat ia mengisi jawaban tak lupa sesekali matanya menatap Pak Harto dengan was-was.
Tukkk!
Arhan terlonjak kaget ketika sebuah penghapus papan tulis mendarat di hadapannya. Kini semua mata mengarah padanya. Pak Harto berjalan menuju pojok belakang kelas lalu mengambil handphone yang ada di genggaman tangan Arhan.
"Nilai kuis kamu bapak beri nol!" ucapnya sambil mengambil kertas jawaban milik Arhan, lalu merobeknya menjadi beberapa bagian kecil.
Sebelum beranjak, pak Harto mengucapkan, "suruh orang tuamu besok datang dan temui bapak."
Arhan mengusap wajahnya gusar. Kini ia harus menyiapkan kupingnya untuk mendengarkan omelan sang mama, dan juga ia harus terima konsekuensi yang ia perbuat beberapa menit yang lalu.
***
Hari ini kantin ramai seperti biasa. Setelah memesan siomay beserta minumannya, Arhan dan kedua sahabatnya menempati bangku kosong yang berada di dekat pintu kantin.
"Gue gak nyangka kapten basket kita orangnya segoblok ini." Rozan memulai percakapan untuk dibahas istirahat kali ini.
"Hampir semua cewek suka sama dia. Gue jadi bingung siapa yang lebih goblok." Rozan kembali mengoceh, telunjuknya ia simpan di dagu seolah sedang berpikir.
"Gue lebih yakin, kalau lo lebih goblok diantara keduanya, Zan." sahut Raka diakhiri dengan kekehan kecil.
"Argh!!" Arhan bangkit dari duduknya, lalu beranjak meninggalkan kedua sahabatnya yang langsung mengambil siomay milik Arhan. Rozan dan Raka pun buru-buru memakan makanannya dengan lahap, setelah selesai mereka berdua menyusul Arhan ke kelas.

KAMU SEDANG MEMBACA
Arhanitya
Teen FictionHistory Ranking: #1 - bendahara (06- 08- 2018) #2 - bendahara (04- 08- 2018) #3 - bendahara (30- 06- 2018) #5 - fiksi remaja 2018 (30 - 06 - 2018) #947 - teen fiction (08- 03- 2018) [Masih belajar, masih banyak kekurangan] 🦄🦄 Start: 16 Januari 201...