Chapter 13:
Arhanitya new versi:
BUDAYAKAN VOTE SEBELUM MEMBACA.
Gracias.
***
Arhan turun dari motornya ketika sudah sampai di depan gerbang rumahnya. Kemudian dia membuka gerbang agar motor yang ia kendarai bisa masuk ke dalam perkarangan rumah.
Di teras depan rumah, terdapat seorang gadis berpakaian piyama menatapnya garang.
"Masih inget rumah lo? Gue telepon gak aktif, kenapa gak lo aja yang mati?" tanyanya pedas.
Arhan yang mendengarnya hanya bisa terkekeh kecil, "stock coklat lo udah abis?" tanyanya, kakinya melangkah mendekati gadis itu.
"Handphone lo kenapa gak aktif? Besok gue ujian, lo gak tau seberapa pentingnya coklat bagi gue?" gadis itu bernama Aurel, kakak sepupu Arhan. Gadis itu merupakan anak kakaknya ibu Arhan, dan dia tinggal bersama di karenakan orangtuanya cerai. Aurel ikut bersama ayahnya tetapi dia kesepian dan akhirnya Arhan meminta kepada Rere - ibunya - untuk tinggal bersama.
"Iya, gue minta maaf." ucap Arhan, lalu masuk ke dalam rumah melewati Aurel yang sudah memasang muka cemberut.
"ARHAN MAAF DOANG GAK CUKUP!!!" teriak Aurel tidak tahan dengan sikap adik sepupunya. Dan seketika moodnya membaik ketika laki-laki itu membalas teriakannya.
"Gue mandi dulu, lo juga siap-siap. Gue traktir coklat sepuasnya!" Aurel pun meloncat kegirangan.
***
Kini kedua remaja sepupu sedang memakan coklat yang baru saja di beli di ruangan keluarga. Mereka berdua mempunyai banyak kesamaan seperti sama-sama menyukai coklat, sama-sama keras kepala, sama-sama jomblo dan sama-sama kesepian. Yang membedakan hanyalah genre film. Arhan suka genre action dan horror, tapi Aurel lebih suka genre romance.Karena perbedaan tersebut lah membuat keduanya bertengkar dan tidak ada yang mau mengalah.
"Arhan!! Ngapain sih nonton film horror malem-malem gini?" tanya Aurel sedikit kesal.
"Lo denger gak sih?cepet pindahin channelnya!! Malem-malem gini enaknya ngehalu tau gak?!" Aurel menaruh coklatnya di atas meja, tangannya berusaha mengambil remote TV yang ada di genggaman tangan Arhan.
"Apaan sih, gantian kek gue juga mau nonton.
Lagian ngehalu tuh gak baik, gak nyata. Mending nonton horror yang lebih nyata, hitung-hitung olahraga jantung biar sehat." ucapnya tak mau kalah."Dih ngaco lu. Cepetan siniin remote-nya, ngalah sama yang tua!" Aurel menyodorkan sebelah tangannya kepada Arhan.
"Ogah, gue gak mau. Tontonan lo mah alay, gak ada tantangannya." Arhan pun tetap pada pendiriannya membuat Aurel menimpuknya dengan bantal sofa.
"Yaudah gue ngalah. Sekarang siniin handphone lo." Arhan yang mendengarnya pun melebarkan matanya.
Setelah menetralkan rasa kagetnya, pria itu pun mendelik ke gadis di sebelahnya, "mau apa sih? pake handphone sendiri aja, gak usah ribet."
"Handphone gue di kamar, gue mager. Buruan yaelah cuma mau nonton doang." Aurel pun kembali meraih coklatnya dan melahapnya sekaligus.
"Lo ganteng deh, gue pinjem handphone lo boleh ya?" pujinya membuat Arhan bergidik jijik.
"Handphone gue kena razia." ucapnya membuat Aurel menatap tajam.
"Apa sih lo melotot-melotot gitu, besok lo ambil handphone gue ya, lo jadi wali gue, oke? nanti gue traktir coklat lagi deh." setelah mengatakan itu, Arhan beranjak dari duduknya dan melangkah kakinya menuju kamar.
"OKE, TAPI LO BELIIN GUE COKLAT 10 YAA!!!!" teriak Aurel dengan senang.
***
Keesokan harinya, Aurel mendatangi sekolah sepupunya itu untuk mengambil handphone yang di sita oleh guru. Kini gadis itu sudah berada di koridor sekolah, ia begitu bingung karena tidak tahu kantor gurunya dimana dan juga siapa gurunya. Ingin menelepon Rere -ibu Arhan- tapi ia urungkan karena Rere pun tidak di beri tahu oleh Arhan.
Rere melangkahkan kakinya sembari celingukan mencari ruang guru sampai akhirnya ia tidak sengaja menabrak bahu siswi yang berjalan berlawanan arah dengannya. Aurel memandangi wajah gadis tersebut, merasa tak asing dengan gadis di hadapannya itu.
"Maaf kak." ucapnya sembari menundukkan kepalanya.
"Eh, gak apa-apa kok. Gue juga minta maaf." balasnya ikut menundukkan kepala.
"Eh eh, tunggu." Aurel menarik pergelangan tangannya membuat gadis itu mengurungkan niatnya untuk beranjak pergi.
"Lo... Temennya Arhan bukan?" tanya Aurel to the point, gadis di depannya pun mengangguk mengiyakan, "iya kak, aku Hani teman sekelasnya."
"Kebetulan lo temennya dia. Gue boleh minta tolong? Boleh ya?" Hani yang tidak mempunyai kesibukan apapun mengiyakan permintaan Rere.
"Gue minta tolong, boleh anterin gue ke ruang guru?"
"Boleh kak." jawab Hani seadanya.
"Sebelumnya nama gue Rere, kakak sepupu Arhan. Gue ke sini mau ngambil handphone dia yang kena razia." ucap Rere untuk memecahkan keheningan.
"Dia juga gak ngasih tau siapa nama gurunya." sambung Rere.
Obrolan sederhana pun berhenti saat keduanya sampai di depan pintu berwarna coklat tua dan di atasnya pun bertuliskan 'Ruang Guru.'
***
Waktu berlalu begitu cepat, bel pulang sudah berbunyi 15 menit yang lalu. Kini semua para murid XI IPA 3 meninggalkan ruangan kelas dengan wajah yang begitu ceria. Tak terkecuali Arhan, cowok itu sedang merapikan rambutnya di depan cermin yang ada di kelas ini. Setelah itu dirinya beranjak keluar kelas meninggalkan Raka dan Rozan yang masih membereskan alat tulisnya masing-masing.
Di sisi lain, Hani sudah sampai di rumahnya. Gadis itu langsung membaringkan tubuhnya di atas kasur yang begitu empuk.
Hani meraih tasnya, membuka resleting untuk mengambil ponselnya. Jari mungilnya membuka aplikasi chatting yang sangat jarang ia buka. Ketika di buka, banyak sekali pesan yang masuk membuat gadis itu kembali mematikan ponselnya.
Hingga suara notifikasi pun kembali terdengar membuatnya mau tak mau meraih benda mati tersebut.
WhatsApp Notification
Arhan: p.
Arhan: thanks ya udah anterin kakak gue ke ruang guru.
Arhan: besok lusa kakak gue ultah, sebagai tanda terimakasih, lo di undang ke acara ultahnya.
Arhan: jam 7 malem gue jemput, gak ada penolakan."gue gak bisa nolak rebahan yaallord, harus gimana iniii??! mau nolak juga gak enakkkkk, astagaaaaa." batin Hani sembari mengacak rambutnya kesal.
***
jangan lupa vote comment-nya (:
KAMU SEDANG MEMBACA
Arhanitya
Roman pour AdolescentsHistory Ranking: #1 - bendahara (06- 08- 2018) #2 - bendahara (04- 08- 2018) #3 - bendahara (30- 06- 2018) #5 - fiksi remaja 2018 (30 - 06 - 2018) #947 - teen fiction (08- 03- 2018) [Masih belajar, masih banyak kekurangan] 🦄🦄 Start: 16 Januari 201...