chapter 2 (new versi)

2.9K 310 14
                                        

Chapter 2:

Arhanitya new versi:

BUDAYAKAN VOTE SEBELUM MEMBACA.

Gracias.

***

KRING.. KRING.. KRING..

Bel pulang berbunyi 3 kali, semua siswa-siswi berhamburan keluar kelas dengan perasaan senang. Begitu juga dengan kelas XI IPA 3.

"Yang piket hari ini jangan dulu pulang, semuanya angkat bangku masing-masing!" Latifa yang bertugas sebagai seksi kebersihan kelas mulai memperingati teman-temannya yang mau keluar kelas.

"Tif, gue sama Velly duluan ya. Udah di jemput." Latifa menunjukkan jempolnya kepada kedua sahabatnya, yakni Hani dan Velly, setelah itu mereka berdua berjalan meninggalkan kelas.

"ROZAN HARI INI LO PIKET!!" teriak Latifa yang begitu nyaring membuat beberapa murid menutupi telinganya.

"GUE KEBELET! SORRY YA!" cowok berkulit hitam itu segera berlari meninggalkan kelas.

"JEJE! LO CATAT SI ROZAN YA!" teriak Latifa kesal. Padahal gadis bernama Jeje ada di sebelahnya.

"I-iya." Jeje yang merupakan bendahara kelas segera menulis Rozan ke daftar 'denda piket' di buku catetan buku bendaharanya. Di buku tersebut banyak sekali murid-murid ,terutama murid lelaki, yang dikenai denda piket. Tetapi gadis itu tidak berani menagih dan membiarkannya saja. Tentu saja hal itu membuat Latifa kesal kepada bendaharanya ini.

Setelah memantau teman-temannya piket hari ini, dan kelas pun sudah bersih juga rapi, Latifa menyimpan semua alat-alat kebersihan ke lemari yang berada di pojok kelas.

Sebelum keluar dari kelas, gadis itu memperingati Jeje yang masih sibuk membereskan alat tulisnya, "awas aja kalau gak lo tagih!"

***

Ponsel ber-case soft blue berdering nyaring pertanda panggilan masuk. Hanitya yang sedang mengerjakan tugas fisika mengambil ponselnya lalu menggeser icon berwarna hijau tanpa melihat namanya terlebih dahulu.

"De, lo dimana? Gue mau balik nih, lo mau nitip makanan kagak?" tanpa melihat namanya saja, gadis itu sudah mengenal suaranya.

"Napa sih bang, dari kemarin lo nawarin makanan mulu." balas Hani keheranan.

"Ck. Salah mulu, heran gue."

"Hehe. Gak usah deh bang, aku lagi diet."

"Diet-diet palalu! Badan udah kek lidi juga. Cepet lu mau apa biar gue beliin." Hisyam -abang Hani, mengomel.

"Yaudah deh kalau lo maksa. Gue pengen pizza, ice cream vanilla, lecy float terus apalagi ya..." Hani tampak berpikir sebelum melanjutkan ucapannya, "kebab mang wali ya!" ucapnya membuat Hisyam berdecak kagum.

"Katanya diet, gimana sih."

"TADI KAN LO MAKSA!" Hani berteriak galak membuat Hisyam menjauhkan ponselnya dari telinganya.

"Galak amat lo."

"Bodo amat." tanpa peduli dengan abangnya, gadis itu menutup panggilannya secara sepihak.

Sambil menunggu Hisyam, Hani kembali mengerjakan 30 soal Biologi yang diberikan oleh guru yang gemar menyiksa murid-muridnya.

Satu jam kemudian, Hisyam pulang dari kampus dengan membawa pesenan adiknya. Sudah dua minggu orang tua mereka berdua sedang ke luar negeri karena ada urusan bisnis, dan juga sudah 2 hari pembantu mereka pulang kampung membuat Hisyam harus membelikan adiknya makanan karena ia tahu kalau adiknya ini sangat susah sekali makan membuat badannya mudah drop. Tetapi sekalinya makan, porsi gadis itu sangaaaat banyak. Dan anehnya, badan adiknya ini tetap kurus.

"Makan yang banyak, gak usah diet-diet an. Gue gak mau lo sakit." ucap Hisyam ketika Hani sudah berada di meja makan.

"Iya bang."

"Makan nasi dulu, baru makan yang lain. Gue gak mau lo sakit."

"Satu lagi, minum air putih yang banyak. Gue--"

"GUE GAK MAU LO SAKIT!" teriak Hani karena kesal mendengar ucapan abangnya itu.

"Anak pinter." kagum Hisyam seraya mengacak rambut adiknya dengan gemas.

"Bang! Rambut gue jadi berantakan!" Hani mengerucutkan bibirnya kesal.

Dengan cepat, Hisyam mencium pipi Hani lalu berlari ke kamarnya membuat adiknya itu menggeram kesal.

"BANG LU MINTA DI SUNAT LAGI YA?!" teriak Hani dengan suara melengking mengisi kesunyian rumah.

Mendengar itu, Hisyam tertawa keras melihat adiknya mengamuk karena sifat jahilnya.

"MARAH-MARAH MULU, MUKA LO KERIPUT TAU RASA!"

***

Jangan lupa vote comment nya! Semoga kalian suka, see u next part!❤️

26 Januari 2019.

ArhanityaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang