Kailynn terbangun dari tidurnya. Ia terbangun karena mimpi masa lalunya yang ia ingat begitu jelas. Ia bermimpi saat pertama kalinya ia membunuh. Walaupun sudah sepuluh tahun berlalu, ia masih bisa mengingat bagaimana menyakitkannya bola mata biru mahluk itu. Ia juga mengingat cengkramannya yang sangat keras dan ganas. Sekarang ia berumur enam belas tahun dan sudah masuk ke tahap terakhir sekolah militer karena kekuatannya mengendalikan Zahl yang hebat.
Kailynn juga di adopsi oleh kepala sekolah militer dan mendapatkan pelatihan yang keras untuk memperbesar kekuatan Zahl-nya. Tidak diragukan lagi, kepala sekolah adalah salah satu bangsawan di koloseum itu. Kailynn tidak ingat ia memakai topeng seperti apa, tetapi ia sangat yakin bahwa kepala sekolah adalah salah satu dari mereka. Kalau bukan, kenapa ia berada disini sekarang? Koloseum itu sama saja dengan tempat adopsi bagi Kailynn. Anak yang menunjukkan bakatnya dalam dunia militer akan diadopsi.
"Kai?" Ucap seorang gadis yang tidur dibawah ranjang bertingkat duanya. "Apakah kau bermimpi lagi?"
"Kalau kau sudah tahu kenapa masih bertanya?" Jawab Kailynn cepat. Kailynn memegang erat selimutnya agar tidak lepas dari tubuhnya. Gadis itu turun dari ranjangnya dan naik ke ranjang atas. Mata Kailynn membesar dan segera bangun. "Apa-apaan kau?" Tanya Kailynn kaget.
"Tidur bersama?" Jawab gadis itu dengan raut wajah setengah senang setengah menggoda. "Ini kan pagi terakhir kita di sekolah militer ini." Ucap gadis itu seraya ia ikut masuk kedalam selimut bersama Kailynn.
"Tapi kita kan sudah besar," gumam Kailynn. " Dan ini sudah subuh. " lanjutnya.
"Apalah. Kau seperti orang tua mengurusi hal-hal seperti sudah besar. Aku hanya ingin tidur bersamamu untuk yang terakhir kalinya di asrama ini, mengerti?"
Kailynn membalikkan badannya ke temannya itu " Terserah kau lah, Tanya."
Dan mereka tidur bersama hingga waktu menunjukkan pukul setengah delapan.
***
Kailynn bergegas ke aula dengan seragam yang sedikit tidak rapi. Ini semua ulah Tanya yang memaksa untuk tidur bersama. Dan, Tanya berada dibelakang Kailynn mencoba untuk mengejarnya. Kailynn tidak memperlambat langkahnya, ia terus berjalan dengan cepat. Kemudian ia berhenti ketika ia mendengar suara Tanya. "Kai!"
Kailynn berbalik. "Um?"
Tanya berlari menujunya "Perlambat sedikit langkahmu. Aku tahu kau berjalan cepat karena kekuatan Zahl-mu yang sudah hebat dan aku, " Sebelum Tanya sempat menyelesaikan perkataannya, Kailynn sudah berjalan menuju aula. " Dari dulu." Gumam Tanya mengingat bagaimana Kailynn selalu memotong perkataannya dengan perbuatan/perkataannya.
Kailynn memasuki aula yang tidak dipenuhi orang banyak. Hanya ada delapan belas murid yang berbaris dan dua orang guru. Murid-murid memakai seragam yang sama seperti Kailynn. Seragam militer Kerajaan Waisenburg berwarna hitam dan topi yang juga berwarna hitam. Sedangkan kedua guru memakai jubah panjang berwarna putih dengan garis coklat dan hitam diujung.
Salah satu guru menatap Kailynn dan mengangguk menyuruh Kailynn untuk ikut berbaris. Kailynn balas mengangguk dan berbaris dibelakang seorang pria. Tepat saat itu juga, Tanya masuk dan berbaris dibelakang Kailynn.
"Baiklah semua murid yang lulus sudah berkumpul." Mulai guru yang kelihatannya lebih muda dari umurnya. "Kalian dua puluh orang murid harus bangga dapat menyelesaikan sekolah militer ini. Sekarang, kalian akan belajar lebih di istana kerajaan. Kami tidak bisa membimbing kalian lagi setelah kalian menginjakkan kaki ke transportasi ini," guru itu menunjuk sebuah transportasi yang mengambang di udara. "Transportasi ini akan membawa kalian ke istana. Sesampai disana, ingat, jangan membalikkan kepala kalian ke belakang. Apa kalian mengerti?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Watchers
FantasyKailynn adalah seorang anak yatim piatu yang diadopsi oleh kepala sekolah militer, harus menjalani kehidupan dan masa depan yang ditentukan orang-orang di sekitarnya. Sebenarnya ia sudah tidak bisa mengelak karena memang banyak hal yang menghalangin...