"Jadi kau membiarkan wanita itu.. budak itu, menyimpan Eye yang kita cari dari kemarin?" tanya Cato dengan wajah yang mudah ditebak oleh Kailynn. Tebakan Kailynn adalah.. Cato sedang marah.
Beberapa saat yang lalu, Kailynn sedang tertidur di ranjangnya tiba-tiba terbangunkan oleh suara Cato yang menanyakan apakah ia menemukan Eyenya atau tidak. Dengan mata yang masih mengantuk Kailynn duduk di sisi ranjang dan tanpa ia sadari ia mengucapkan sesuatu yang seharusnya tidak ia katakan. "Aku membiarkan wanita yang kemarin menyimpannya." ujarnya dengan mata mengantuk dan nada yang malas.
Raut wajah Cato yang tadinya terlihat terkejut, sekarang berubah mengerut. Ia mengerutkan dahinya, menyipitkan matanya, dan rahangnya mengeras. Lalu Cato bertanya dengan nada yang menyeramkan. Saking seramnya nada suara Cato, seluruh bulu di tubuh Kailynn berdiri. Kailynn merunduk dan tidak berani menatap mata Cato yang warna abu-abunya tercemar oleh amarah.
"Dia bilang itu adalah barang peninggalan ibunya. Maka itu aku tidak bisa mengambilnya." Kailynn meletakkan beberapa rambut yang menghalangi pandangannya kebelakang telinga.
Ketika sekitar Kailynn berubah menjadi redup ia menyadari Cato yang berdiri didepannya dengan kedua tangan didepan dada. Cato meletakkan tangannya ke dagu Kailynn dan membawa mata Kailynn menatap Cato. Lalu Cato menjepit wajah Kailynn dengan tangan kanannya. Mata Kailynn membesar dan ia merasa sedikit takut kepada Cato.
Entah seberapa cerah cahaya matahari pagi diluar, seberapa terang kilatan emas dan perak yang mengelilingi kamar itu, seberapa cerah mata abu-abu Cato, Kailynn merasa dirinya terselimuti oleh kegelapan. Bukan kegelapan, lebih tepatnya bayangan dari tubuh Cato yang besar. Tetapi Kailynn menganggapnya kegelapan.. untuk menyesuaikan dengan sikap Cato sekarang.
"Jadi kau itu lemah dalam hal seperti ini?" tanya Cato.
Kailynn tidak menjawab, tapi ia malah menatap mata Cato tanpa rasa takut.
Cato mendesah "Sampai kapan kau mau membisu?"
Kailynn menjawab "Sampai kau lepaskan tanganmu ini. Aku sama sekali tidak bisa berbicara dengan jelas kalau kau menjepit wajahku seperti ini."
Cato mendorong Kailynn ke ranjang. Rambut Kailynn bertebaran bagaikan kipas hitam. Cato melihat mata biru Kailynn. Warna biru mata Kailyn adalah warna biru terbiru yang pernah Cato lihat. Melihat kecantikan Kailynn yang sangat memukau, Cato tetap tidak melepaskan tangannya dari wajahnya. Cato merunduk dan berbisik tepat di telinga Kailynn.
"Mereka, para Watchers sudah seperti keluarga bagiku. Teman yang kudapatkan setelah kematian. Itu tidak biasa kan?"ujar Cato seraya menahan tubuhnya dengan tangan kirinya yang terletak tepat disebelah bahu kanan Kailynn.
Kailynn mengangguk. Cato melanjutkan "Apakah kau pernah berpikir sudah berapa ribu tahun kami terpisahkan oleh Eye? oleh segel? Aku menggunakan kesempatan ini untuk bertemu temanku yang lain. Juga untuk menyelematkan Luna. Jadi aku sedikit.. sedikit kesal ketika kau berkata kau membiarkan seseorang menyimpan Eye itu."
Kailynn meletakkan tangan kanannya di pipi kiri Cato. Cato memberi sedikit jarak antaranya dan Kailynn. Lalu Cato melonggarkan cengkraman pada wajah Kailynn. Kailynn berkata "Kau tidak sedikit kesal Cato. Kau itu marah besar. Wajahku hampir remuk akan cengkramanmu."
Kailynn mencoba untuk duduk seraya Cato beranjak dari atas tubuh Kailynn. Cato melepaskan cengkramannya. Kailynn memegang rahangnya dengan hati-hati. Ia merasa masih kesakitan akan cengkraman Cato tadi. "Aku akan mencoba berbicara dengan wanita itu. Aku akan berusaha sekuat mungkin agar mendapatkan Eye itu. Tapi ingat, aku tidak bisa berjanji aku bisa mendapatkan Eye itu."
Cato mengangguk dan berbalik hendak berjalan ke pintu. Namun, Kailynn menghentikkan sejenak apa yang hendak Cato lakukan. "Dinginkan kepalamu."
Cato menyeringai dan pergi meninggalkan Kailynn.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Watchers
FantasiaKailynn adalah seorang anak yatim piatu yang diadopsi oleh kepala sekolah militer, harus menjalani kehidupan dan masa depan yang ditentukan orang-orang di sekitarnya. Sebenarnya ia sudah tidak bisa mengelak karena memang banyak hal yang menghalangin...