Part 13

3.2K 142 3
                                    

Seth duduk didepan sebuah peti mati yang terbuat dari kaca. Ada seseorang didalamnya, seorang wanita. Wanita yang usianya terlihat lebih muda dari pada peti mati itu. Wanita yang sama sekali tidak bergerak seperti boneka. Wanita yang kecantikkannya entah kenapa bisa menghipnotis orang-orang walaupun matanya tertutup rapat. 

Rambut wanita itu berwarna pirang panjang dan sama sekali tidak tersentuh. Bibir wanita itu tertutup tetapi basah dan berwarna pink cerah, bukan pink pucat. Kulit wanita itu berwarna putih cemerlang dengan sedikit rona di kulit yang berada diatas tulang pipinya. Wanita ini seperti orang koma, tetapi sebenarnya meninggal. Seperti orang meninggal, tetapi tidak membusuk. 

Jika wanita itu membuka matanya, mungkin Seth yang duduk dengan putus asa akan berbicara dengan wanita itu dengan raut wajah bersyukur. Seth melepaskan kedua tangannya dari dahinya dan mengelus permukaan kaca yang menutupi peti mati itu. Bunga-bunga masih baru tidak seperti orang yang didalam dan petinya. Bunga-bunga berwarna putih mengelilingi tubuh orang didalam. Sedangkan bunga yang warnanya berbeda dibiarkan tergeletak di lantai. 

Dengan wajah bersalah Seth mengecup permukaan peti itu. Sepertinya Seth rela jika jiwanya dipakai untuk membangunkan wanita itu. Seth hanya ingin bertemu wanita itu sekali lagi dan berbicara. Seth mengangkat tubuhnya dan berjalan keluar meninggalkan ruangan itu. Ketika Seth melangkah keluar, pintu itu langsung tertutup dan menghilang. 

Seth masuk ke sebuah lift tidak jauh dari situ dan segera memencet tombol yang membawanya langsung ke ruangannya di Pusat Pelatihan Militer Waisenburg. Sesampainya disana, Orang Yang Diujung bertelepati dengannya. Seth yang tidak siap menerima telepati itu, terjatuh. Lalu ia memegang kaki kursi dan bangkit berdiri. Orang Yang Diujung itu selalu mengaggetkannya. Jadi ia harus siap kapanpun dan dimanapun. 

"Seth." ujar Orang Yang Diujung dengan suara yang berwibawa, tetapi terdapat kesan gelap didalamnya. 

"Ada apa, Tuanku?" 

"Apakah Kapitel 7 sudah kau urus?" 

"Sudah. Anda ingin saya mengurus Kapitel yang mana lagi, Tuanku?" 

"Kapitel 4, Rhoan. Kau harus menyelesaikannya dengan secepatnya dan sempurna." 

"Tuanku, anak saya sedang berada di Kapitel 4 apakah anda mau jika anak saya yang mengurusi Eye di Kapitel itu?" 

"Kalau ia tidak berkhianat.. kenapa tidak?" jawab Orang Yang Diujung sambil meringis. 

Seth mengangguk dan segera menelepon orang yang bertugas untuk mengirimkan pesan lewat kapal terbang, transportasi yang digunakan anak Seth, William dengan sebuah mesin seperti layar yang besar dimana wajah yang ditelepon muncul disana. 

"Ada apa, Yang Mulia?" jawab orang yang bertugas.

"Beritahu anakku, William bahwa aku memiliki tugas untuknya."

Orang yang bertugas membuka sebuah layar disamping layar yang menampilkan wajah Seth. "Apa pesan anda, Yang Mulia?" 

Seth memegang dagunya "Temukan Eye Kapitel 4 dan bawa kesini." 

Orang yang bertugas sedang mengetik ketika Orang Yang Diujung bertelepati lagi dengan Seth "Bawa juga anak itu.. Bawa Kailynn ke sini dan hapus semua ingatan yang dia punya. Ia bisa menjadi ancaman bagi kita."

"Oh. Beritahu juga bahwa ia harus membawa si pengkhianat itu kesini. Kita akan melakukan proyek cuci otak yang kedua." perintah Seth kepada petugas. 

Petugas itu meletakkan tangan kanannya di dahi dan mengerti. Lalu layar menjadi hitam, menyusut lalu menghilang. Seth menjatuhkan dirinya ke kursi kesayangannya. Sebentar lagi.. ketika Kapitel 8 berada di tangannya, ia bisa membangunkan wanita itu. Wanita pujaan hatinya, Ellen. Ibu dari Adeline. 

The WatchersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang