Yang udah nyempetin waktunya untuk baca thanks banget. Aku cuman bisa bilang thank you.
-----------------------------------------------------------------
Dibelakang gereja itu terdapat sebuah bukit. Benar kata pendeta itu, ada sebuah rumah diatas bukit itu. Mungkin saja Eye berada disana. Kailynn ingin segera kesana, tetapi hutan-hutan menghalanginya. Setiap kali berjalan ia selalu tersandung ranting atau akar. Ia juga terhalangi oleh beberapa hewan buas. Kenapa ada hewan buas disini? Bukankah ini hanya bukit?
Bukan hanya hewan buas, roh Olk juga berterbangan disini. Jadi Kailynn harus berhati-hati agar tidak mengeluarkan emosi negatif. Kalau tidak, para Olk akan menyerbunya dan merasukinya. Ketika keringat bercucuran dari kepala Kailynn, ia melirik Luna. Ia mendengar Luna bernafas dengan berat seperti sedang di sihir oleh orang lain. Luna juga memegang dadanya beberapa saat dengan raut wajah kesakitan.
Kenapa Luna tidak berubah menjadi roh saja? dengan begitu Kailynn dan dia akan segera sampai ke puncak bukit. Kailynn berhenti dan meletakkan kedua tangannya di lutunya kecapaian. Ia sudah menempuh beberapa kilometer dan hari sudah mulai senja tetapi ia sama sekali belum sampai ke puncak bukit. Kailynn mencegah keringatnya keluar dengan tangannya dan melirik Luna yang memegang dadanya dengan sakit.
"Luna?" tanya Kailynn.
Luna melepaskan tangannya dari dadanya "Iya?"
Kailynn menggeleng "Kurasa kau memegang dadamu terlalu sering. Ada apa?"
Luna mengelak "Kapan? aku tidak memegang dadaku. Lagipula sebentar lagi kita sampai, ayo kita harus segera menemukan Eye itu."
Kailynn mengangguk dan berdiri lalu melanjutkan perjalanannya. Belum jauh ia berjalan, ada sebuah rumah didepannya. Apakah itu rumah yang dimaksud oleh pendeta? Rumah yang menjadi tempat penyimpanan Eye?Kailynn dan Luna bergegas ke depan pintu itu. Kailynn menyiapkan kakinya tepat didepan pintu untuk menendangnya sementara Luna bersiap-siap mengendalikan air dan menyerang.
Kailynn menendang pintu itu hingga pintu itu terbuka lebar. Tetapi tidak ada hawa manusia disana. Tidak ada sama sekali. Rumah itu sangat tua, sepertinya hanya terbuat dari kayu. Kailynn masuk kedalam dan mengetuk dinding kayu rumah itu. Ketika mengetuk terdengar bunyi yang kalian dengar ketika mengetuk sebuah kayu yang kuat dan tahan lama.
Luna berlari ke kiri dan kanan memasuki ruang demi ruang dan mencari Eye dengan sihirnya. Ia kembali ke tempat dimana ia meninggalkan Kailynn. Ia menggeleng kepada Kailynn. Kailynn mengangkat sebelah alisnya "Tidak ada Eyenya?"
"Tidak ada. Mungkin Cato menghilangkan hawa Eyenya agar tidak ditemukan dengan mudah."
Kailynn memiringkan lehernya "Cato?"
Pipi Luna memerah "Hanya teman!"
"Baiklah, kalau begitu berarti ia ingin kita mencari Eyenya kan? dengan kedua tangan kita."Kailynn merentangkan kedua tangannya kedepan dan membunyikan sendinya.
Luna mengangguk "Aku tahu. Tetapi rumah ini, walaupun rumah tua tetapi rumah ini mempunyai banyak lemari dan laci.. juga barang-barang digudang. Tadi aku baru memeriksanya."
"Kita berpencar, ok?" tanya Kailynn kepada Luna.
Luna menjawab "Tapi," kemudian ia mengubah jawabannya "Baiklah. Kau ke sebelah kanan dan aku ke kiri."
Kailynn mengacungkan jempolnya dan berjalan ke ruangan sebelah kanan. Sementara Luna mengambang ke ruangan sebelah kiri. Kailynn sebenarnnya sedikit mencemaskan Luna. Apalagi dari tadi Luna menutupi kesakitannya. Kailynn ingin tahu apa yang ia tutupi sampai segitunya. Dan kenapa ia selalu memegang dadanya?
KAMU SEDANG MEMBACA
The Watchers
FantasiKailynn adalah seorang anak yatim piatu yang diadopsi oleh kepala sekolah militer, harus menjalani kehidupan dan masa depan yang ditentukan orang-orang di sekitarnya. Sebenarnya ia sudah tidak bisa mengelak karena memang banyak hal yang menghalangin...