Jatuh hati padamu pun
bukanlah sebuah keinginan.-----------------------
90 menit sudah berlalu
Tingnung ....
"Karena jam pelajaran saya sudah habis, silahkan lanjutkan tugasnya di rumah kalian masing-masing, terimakasih untuk hari ini. Assalamualaikum."
"Wa'alaikumsalam, Bu."
Setelah memastikan Bu Rita jauh dari kelasnya, cowok bernama Rilo yang merupakan ketua kelas XI-IPS 3 itu menaiki meja milik Tiara.
"HEYOO WATSLAP GENGS, PA MAMAT NGELINE GUE KATANYA GA BISA MASUK HARI INI, DOI MAU HOLIDAY SAMA ISTRI KETIGANYA. KITA CUMA DIKASIH TUGAS BUAT DIKUMPULIN BESOK." Teriakan Rilo mampu membuat semua penghuni kelas bersorak bahagia, karena selama 90 menit ke depan mereka tidak perlu mengajak otaknya bekerja.
Keadaan kelas yang sudah menyerupai pasar itu sedikit membuat Ara risih karena belum terbiasa dengan keramaian, ia hanya bisa mendengar celotehan Rere tentang jenis-jenis cogan yang ada di SMA Senjaya, Ara tidak tau sampai kapan celotehan Rere akan berakhir.
"Tuh mulut ngoceh mulu, ga takut kering kali ya" maki Ara di dalam hati yang sudah mulai merasa bosan.
"Idline lo apa? Cepet." Ucapan Alby memotong percakapan Ara dan Rere.
Ara mendengus, dan memutar bola matanya kesal. "Lo cowok yang ga sengaja gue tabrak di toko buku itu kan?"
"Ah iya, ternyata lo masih inget juga sama gue, naksir sama gue kan lo?" tingkat percaya diri seorang Alby memang terkenal sangat tinggi, tidak jarang orang di sekitarnya menganggap Alby tidak punya rasa malu, namun Alby hanya menanggapinya dengan kalimat jitu andalannya. "Untung gue masih punya kemaluan."
"Ogah banget gue naksir sama ketiak cacing kayak lo."
"Heh lo upil gajah, awas aja ntar lo naksir beneran sama gue."
"In your dream."
Alby yang kesal karena mendapatkan penolakan, dia menghentak-hentakan kaki nya dan berjalan meninggalkan kelas.
"Lo deket sama si Alby, Ra?" tanya Rere yang mulai penasaran akibat pertengkaran Ara dan Alby.
"Udahlah ga usah bahas dia, ga penting juga."
"Lo harus tau, si Alby juga termasuk most wanted di sekolah ini urutan kedua setelah Kak Reno."
"Reno? Reno Febrian?"
"Iyaa, lo ko tau sih?"
Ara terkejut mengetahui jika Reno terkenal di sekolah nya karena selama ini Reno tidak pernah cerita mengenai dirinya di sekolah. "Eeh, cuma pernah denger aja kok."
"Nah kalo cewek yang terkenal di sekolah ini namanya Regina, leader geng cecans. Songong nya kebangetan, males deh gue kalo liat muka tuh cewek ular, nih yaa ter-"
"Udah ah ga penting juga ngomongin orang lain," Ara memotong ucapan Rere, ia rasa sudah bosan mendengarnya.
Tetooottt....
Bel tanda istirahat mengakhiri obrolan Ara dan Rere, siswa dan siswi berlomba-lomba menempati tempat duduk di kantin, ada juga yang sekedar bersantai-santai di halaman belakang menghilangkan kejenuhan setelah belajar.
"Ra, kantin kuy?" tanya Rere.
"Eh maaf, gue bawa bekal dari rumah. Lo gapapa kan sendiri?"
"Gapapa, santai aja. Yaudah gue ke kantin dulu ya." Rere melangkahkan kakinya meninggalkan Ara yang mulai merogoh tasnya mengeluarkan bekal yang disiapkan bundanya.