5• Tampan

872 245 214
                                    

Sederhana namun indah.

--------------------------------

06.42

Ara baru sampai di gerbang sekolah, melangkahkan kakinya melewati koridor hingga sampai di dalam kelasnya.

"Selamat pagi, cantik."

"Sumpah demi apapun tiap gue liat muka lo, rasanya pengen banget nyemprot tuh muka pake racun tikus," maki Ara di hadapan Alby.

"Dosa loh menghina sesama manusia, cogan kayak gue ini tuh harus dilestarikan biar ga punah, dan ga sepantasnya lo ngomong gitu ke gue," ucap Alby dengan menepuk-nepuk pundak Ara.

"Waah, terimakasih atas nasihatnya yang super bijak dan ngeselin buat di denger." Ucapan Ara penuh penekanan dengan senyuman yang terkesan menahan amarahnya.

"Sayangnya, lo tuh ga ada tampang ganteng nya sama sekali, Alby Jauhari Abrizan."

"Njir, berani lo ketek marsupilami."

"Buat apa gua ga berani sama kembarannya kudanil, cih."


"WOOY CEPETAN DUDUK OY, Pak Deni udah otw ke sini!"

Teriakan Ira terpaksa memotong perdebatan antara Alby dan Ara.

"Awas ya lo, pulang sekolah gue tunggu di perosotan." ucap Alby dengan menunjuk-nunjuk ke arah Ara.

❄❄❄

Bel jam istirahat yang sudah ditunggu-tunggu oleh para siswa-siswi akhirnya terdengar. Ara melangkahkan kakinya menuju UKS menemui Bian.

Duh kok gue deg-degan gini ya.

"Nah itu Bian," gumam Ara kemudian mempercepat langkahnya.

"Hai, Ara."

Kampret,

gantengnya ga nahan.

"Btw, nih isi aja formulirnya. Kapan aja lo bisa kasih formulir itu ke gue. Jadwal ekskulnya hari Senin, Rabu, dan Jumat."  Bian menyodorkan satu lembar kertas kepada Ara.

"Makasih ya, gue pasti isi formulirnya. Yaudah gue duluan ke kelas ya."

"Eh tunggu Ra, gue mau minta sesuatu."

"Minta apa?"

"Boleh ga gue tau idline lo, buat share info tentang kegiatan PMR aja sih."

"Oh iya boleh." Bian menyodorkan benda tipis berwana gold itu kepada Ara, jari-jari milik Ara pun menari-nari menciptkan satu kata singkat.

"Btw makasih ya Ra, gue ke kelas dulu, bye."

Ara hanya tersenyum menanggapi kalimat terakhir Bian, saat ia berbalik tak sengaja seseorang menabraknya sehingga kertas tersebut terjatuh sehingga sepatu converse berwarna biru tua itu tidak sengaja menginjaknya.

"Eanying!"

"Eh Sorry-sorry gue ga sengaja, kalo lo mau marah nanti aja yaa nama gue Aditya."

RealityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang