9• Hantu?

751 143 142
                                    

LDR beda negara udah biasa,
LDR beda dunia jelas luar biasa.

______________________

Prok.. Prok.. Prok..

"Hebat banget ya, murid baru aja belagu." Gina bertepuk tangan tepat di depan wajah Ara.

Gangguan lagi? Sampai kapan Gina akan terus mengganggunya, saat ini siapa yang tidak tau diri? Ara atau Gina?
Ara yang selalu bersikap baik kepada semua orang hingga menarik perhatian beberapa lelaki. Gina yang terus menerus mengejar cinta yang telah usai.

"Gue? Belagu?" Ara tetap menjaga nada bicaranya agar tetap terlihat santai.

"Lo pikir gue bego? Lo pikir gue ga tau kalo kemarin lo berduaan sama Bian? Iya? Lo balik sama si Alby. Mau pura-pura ga tau lagi?!" hardik Gina.

Memang benar, kemarin Alby menawarkan Ara untuk pulang diantar olehnya. Walaupun Ara menolak, percuma saja.

"Ga usah ngegas mba, gue sama cowok lo ada urusan. Dan gue sama Alby, karena dia sendiri yang nawarin nganterin gue pulang," jawab Ara setenang mungkin.

"Lo punya harga diri kan? Jadi cewek jangan serakah. Norak!"

Ara sangat geram terhadap sikap Gina yang menurutnya sangat agresif. Ia berjalan mendekati Gina dan berkata tepat di samping telinganya. "Gue, ga peduli," ucap Ara penuh penekanan.

Gina terpaku dengan keberanian Ara, gadis itu berlalu meninggalkan Ara karena merasa dipermalukan. Kini, semua sorotan mata sinis tertuju pada Ara, dan ia sangat membenci tatapan itu.

Bian mengatakan jika Gina bukan miliknya, namun Gina bersikap seakan Bian adalah miliknya. Mengapa menjadi rumit seperti ini.

"Ra? Kemarin lo berduaan sama Bian? Terus lo balik sama si Alby?" Baru saja duduk, Ara sudah mendapatkan pertanyaan tentang Bian dan Alby lagi. Muak, Ara muak dengan pertanyaan itu.

Beruntung. Bel sudah terdengar, kegiatan belajar akan dimulai. Ara tidak perlu menjawab pertanyaan dari teman-temannya.

Mood Ara benar-benar hancur, ia sangat malas meladeni Rere yang tidak bosan bercerita tentang drakor yang sudah dilihatnya. Ara tetap fokus berkutat dengan pulpen dan buku, sibuk mengerjakan tugas yang diberikan pak Agus.

"Woy, nyet!" Adit menyenggol lengan Alby yang duduk di sampingnya.

"Hm."

"Lo suka sama Ara?"

"Gue ga tau. Kayaknya, dia suka sama si Bian." Alby berusaha bersikap tenang di hadapan Adit walau kini ia merasa gugup mendapatkan pertanyaan tersebut.

"Tikung, bego! Kagak usah nyalip. Tabrak dari depan."

"Sa ae lu, kampret." Alby terkekeh dan menjitak kening Adit.

Karena mendengar kegaduhan dari pojok belakang. Pak Agus tidak tinggal diam, pria paruh baya itu mendekati bangku Alby dan Adit.

"Saya mau ngopi dulu sebentar, jangan berisik!" ucapan itu dilontarkan Pak Agus dengan suara yang hanya bisa didengar oleh Alby dan Adit saja.

See? Tidak semua guru di SMA Senjaya suka menghukum muridnya yang nakal, Pak Agus berbeda dari guru yang lain. Menurutnya, murid nakal itu wajar, karena masa muda tidak harus selalu dipenuhi dengan keseriusan.

RealityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang