2• Bimbang

1K 371 380
                                    

Entah itu akan menimbulkan luka
atau tidak, kau harus siap menerima segala resikonya.

---------------------------------------------

Ara merebahkan tubuhnya di atas kasur yang tidak terlalu besar, ia mengetikan beberapa kalimat di handphone miliknya yang ia dapatkan hasil dari menabung selama dua tahun.


AraFredella : Bang, lagi di mana?

Reno : Di kamar, kenapa? Kangen?

AraFredella : Dih ogah 😂

Reno : Iya deh iya, ada apa Ara cantik?

AraFredella : Ara pengen curhat:(

Reno :  Abang ke kamar kamu aja, ya.

Pesan itu hanya dibaca oleh Ara, dalam waktu 5 menit, Reno sudah di dalam kamar Ara. Pintu kamar dibiarkan terbuka.

"Woy jangan ngelamun aja ntar kesambet loh," Ucapan itu mampu membuat Ara menoleh ke arah sang pemilik suara.

"Eh Abang, Ara ga ngelamun kok."

Reno yang gemas dengan Ara pun mengacak-ngacak rambut Ara pelan. "Kenapa, Ra? Ada masalah? "

"Bang, tadi ada Tante Rani sama Om Rey ke sini. Katanya mau Ara jadi anak angkat mereka. Tapi Ara takut, kejadian masa lalu Ara terjadi lagi. Ara yang awalnya disayang terus dibuang gitu aja." Ara memaksakan senyumannya agar tidak terlihat sedih.

Reno cukup terkejut dengan ucapan Ara. "Coba ikutin apa kata hati kamu aja Ra,  jangan terlalu lama terjebak di masa lalu. Melangkah ke depan Ra, banyak yang sayang sama kamu, dengan sikap kamu yang tertutup dengan orang lain, sama aja kamu nyakitin hati mereka."

Tatapan Reno membuat Ara merasa tenang, Ara membenarkan apa perkataan Reno, "Faranisa Fredella itu kuat."

"Ara sayang Reno." Ara memeluk tubuh Reno dengan erat karena ia tidak ingin kehilangan seseorang yang sangat berarti di hidupnya. Reno pun membalas pelukan Ara sama eratnya. Biarlah malam menjadi saksi bahwa mereka ingin terus bersama.

❄❄❄

"Araa, bangun nak! Bu Rina dan Pak Rey sudah menunggu di depan."

"Iyaa Bu, Ara udah bangun kok. Sebentar," ucap Ara membalas sahutan Nia dari dalam kamarnya.

Setelah mengetahui bahwa sepasang suami istri itu sudah menunggunya, perasaanya tak menentu. Bahagia, sedih, takut, gugup. Ah, lengkap.

Loh, udah ada bang Reno juga.

"Assalamualaikum," ucap Ara sambil menyalami sepasang suami istri di depannya.

"Wa'alaikumsalam, sayang."

"Bagaimana? Ara sudah memiliki keputusan? " lanjut Rey langsung to the point.

"Alhamdulillah, udah Om." Ara mengalihkan pandangannya ke arah Reno, Reno pun membalas tatapan Ara. Ia hanya mengangguk dan tersenyum mengartikan bahwa semua akan baik-baik saja.

"Ara mau kok jadi bagian dari keluarga Om dan Tante." Air mata yang ia tahan pun tak bisa dibendungnya lagi, Nia yang melihatnya pun merangkul Ara, memberi ketenangan.

Ara menyeka air matanya dan tersenyum. "Ara yakin, Om dan Tante tulus sayang sama Ara, dan Ara juga janji ga bakal kecewain Om dan Tante."

RealityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang