Those Were the Days

三 (read: sān)

Please kindly vote and give some comments ..
Thank you

Jason's part :

Dia baru saja menyelesaikan teleponnya dengan managernya.

Sore menjelang malam, hari ini dia tidak bekerja. Dia sedang membawa P jalan jalan sore. Dan tiba tiba handphonenya berbunyi. Dicky Wang, si manager meneleponnya, untuk membahas jadwalnya sebentar. Ya, untuk membahas jadwalnya sebentar, untuk membahas masalah hati sang manager yang lama. Dicky menyerocos panjang lebar, curhat tentang wanita yang baru dipacarinya 3 bulan, berselingkuh dengan pria lain. Pikir Jason dalam hati, "Bagaimana tidak diselingkuhi, sang manager terlalu sibuk dengan jadwal Jason sendiri." Dan Jason sendiri saja tidak berpacaran, karena menurutnya dia masih belum cukup untuk berpacaran. Belum cukup waktu, belum cukup mapan. (Apanya yang belum cukup mapan?, aku tidak mengerti)

"Here, we go, P" Jason menarik tali pengikat anjingnya, eh, kok ringan ? Jason menoleh ke bawah, anjingnya tidak ada. Panik menghampiri Jason. No, he cant lost this dog.

Anjing ini adalah anjing yang sudah mengikutinya selama 7 tahun. Anjing ini didapatnya dari nenek dan kakeknya yang dengan sengaja datang ke Korea Selatan waktu itu, cuma untuk memberikannya anjing. Anjing inilah yang menemaninya menjalani 2 tahun masa trainingnya di Korea Selatan, yang begitu keras. Yang sempat membuatnya terpikir untuk putus asa.

Dia tidak tahu harus mencari kemana, hanya instingnya yang bekerja. Dia terus berjalan tanpa arah. Dia tidak dapat meneriakin nama anjingnya, karena akan membuat orang lain mengeluarkan kamera.

Tanpa sengaja, di sebuah belokan, dia mendengar suara teriakan, dan dia segera menatap ke arah suara itu. Seseorang telah tertabrak. Tempat kejadian pun seketika ramai. Dia masih berpikir untuk tidak peduli, dan kembali mencari P, namun dia melihat jejak P di daam kerumunan itu, dalam pelukan gadis yang tertabrak.

Jason segera memakai maskernya, dan berlari ke arah kerumunan itu.

——